Keesokan harinya.
mentari pagi begitu cerah menyinari bumi, Arkan sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Setelah pulang dari kampus, dia sudah meminta izin terhadap sang Ibu bahwa ada pekerjaan bersama Mang Asep.
Arkan sudah berada di halaman rumah untuk segera berangkat, dia pergi ke kampus dengan mengendarai sepeda motor miliknya.Meskipun kendaraan itu tidak terlalu bagus tetapi masih bisa digunakan untuk mengantarnya sampai di tempat tujuan.
Baru juga Arkan akan menyalakan kendaraannya,tiba-tiba terdengar suara melengking seorang perempuan memanggil.
"Jangan pergi dulu! saya butuh bicara dengan kamu! "kata perempuan tersebut sambil mendekat ke arah Arkan.
"Iya, Tante, ada yang bisa dibantu?" tanyakan terhadap wanita tersebut.
"Kamu anaknya Sapri, jadi sudah menjadi kewajiban kamu untuk melunasi semua hutang-hutang kedua orang tua kamu! "kata Maura sambil menatap tajam ke arah Arkan.
"Saya janji, Tante, untuk melunasi semua hutang kedua orang tua saya tetapi minta waktunya"kata Arkan dengan nada bicara penuh permohonan.
"Saya sudah memberikan waktu begitu lama terhadap kalian, jadi sekarang sudah tidak ada toleransinya lagi" kata Maura dengan nada bicara sedikit meninggi.
"Saya mohon, Tante, berikan waktu sedikit lagi untuk kami mencari uang untuk melunasi semuanya" kata Arkan dengan wajah memelas.
"Saya sudah bosan dengan semua janji-janji yang keluar dari mulut kalian "kata Maura sambil berkacak pinggang.
Kedua orang tua Arkan mendengar keributan di luar,dia langsung keluar dari dalam rumah melihat apa yang terjadi di halaman rumahnya.
"Ada apa ini?" tanya Sapri terhadap Arkan dan Maura, yang sedang berdiri di halaman rumah dan dua orang bodyguard yang bersama Maura.
"Kemarin kalian janji hari ini akan melunasi semuanya, dan aku sekarang menagih janji kalian yang kemarin diucapkan "kata Maura sambil menatap tajam wajah Sapri.
"Tapi uangnya belum ada! beri waktu kami sedikit lagi untuk mengumpulkan uang tersebut"jawab Sapri sambil menundukkan kepala.
"Ya sudah kalau kamu tidak punya uang untuk melunasi hutang-hutang kalian, saya akan mengajukan satu syarat untuk kalian setujui "kata Maura dengan nada bicara penuh penekanan.
"Apa itu syaratnya?" tanya Sapri sambil menatap Maura.
"Aku akan menikahi anak kalian setuju atau tidak.Aku akan tetap menjadikan dia suamiku jika tidak setuju dan menolak pernikahan ini maka dalam waktu satu kali 24 jam uang harus ada"ancam Maura terhadap Sapri dan juga Arkan.
"Mana bisa seperti itu, aku kan masih muda masih mau kuliah masa depanku masih panjang belum ingin menikah apalagi harus menikah dengan tante Maura.Tante lebih pantas menjadi ibuku daripada menjadi istriku "kata Arkan sambil bergidik ngeri, dia tidak bisa membayangkan jika tante Maura itu menjadi istrinya.
"Kamu bilang apa? meskipun umur saya sudah tua tapi saya masih terlihat cantik dibandingkan sama perempuan-perempuan yang ada di luar sana.Saya ini melakukan perawatan jadi tidak terlihat tua"kata Maura dengan pedenya dia bilang bahwa dirinya cantik.
"Jika memang dia cantik nggak mungkin menjadi perawan tua, tidak ada seorang laki-laki yang mau menikahinya" Arkan bicara dalam hati, sebab dia tidak berani mengungkapkannya langsung di depan tante Maura.Jika saja akan berani berbicara seperti itu mungkin tante Maura akan lebih marah.
" Aku mohon,Tante, beri waktu kami satu minggu saja untuk mengumpulkan uang tersebut "kata Arkan dengan nada bicara penuh permohonan.
"Kamu tidak perlu susah payah mengumpulkan uang dalam waktu dekat, lagian mau dapat uang dari mana sebanyak itu, lebih baik kamu setujui saja permintaanku gampang kok"ucap tante Maura.
"Tapi aku nggak mau menikah sama Tante" jawab Arkan.
"Jika kamu mau menikah, saya akan jamin semua kebutuhan kamu.Biaya pendidikan kamu dan saya akan memberikan modal kamu untuk membangun sebuah bisnis di daerah sini "kata tante Maura mengiming-imingi Arkan dengan uang yang dia punya.
"Saya tidak tertarik dengan semua uang-uang Tante,hanya ingin hidup dari hasil keringat saya sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Soal hutang orang tua saya terhadap tante, saya akan melunasinya. hanya saja berikan kami waktu sedikit lagi "kata Arkan dengan nada bicara penuh permohonan.
"Sudah tidak ada waktu lagi bagi kalian lebih baik kamu setujui apa yang menjadi permintaan saya. "kata Maura.
"Atau saya ambil sawah kalian untuk melunasi semuanya"ancam Maura terhadap Arkan dan Sapri.
Setelah beberapa saat, perdebatan di antara keduanya tidak menemukan titik terang. Arkan tetap kekeh tidak mau menerima syarat dari Tante Maura untuk menikah dengan nya, dan Maura pun tetap Kekeh dengan pendiriannya bahwa ingin menikah dengan Arkan dengan cara melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya.
Setelah beberapa saat,akhirnya Maura menyerah dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.
"Ya sudah, saya kasih waktu satu malam bagi kamu untuk berpikir.Menerima syarat dari saya atau lunasi semuanya" kata Maura sambil pergi berlalu melangkahkan kakinya, untuk segera menuju ke kendaraan yang akan mengantarkannya pulang.Dan di ikuti dua bodyguard dari belakang.
Setelah kepergian Maura akhirnya Arkan tidak jadi pergi ke kampus,dia duduk di kursi yang ada di teras sambil menyandarkan punggungnya.Dan berpikir apakah yang akan di tempuh untuk selanjutnya agar bisa, melunasi semua hutang-hutang tersebut.
kepala Arkan terasa berat seperti mau pecah, dia masih terus berpikir harus mencari pertolongan terhadap siapa untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar.
"Pak, aku akan pergi ke rumah mang Asep sebentar.Siapa tahu dia bisa membantuku "pamit akan terhadap sang ayah.
"Hati-hati di jalannya"pesan sang ayah terhadap Arkan.
Setelah berpamitan, akhirnya akan pergi untuk menuju rumah mang Asep. setelah beberapa saat di dalam perjalanan akhirnya Arkan sudah sampai di depan rumah mang Asep.
Arkan langsung turun dari kendaraannya dan dan mengetuk pintu rumah mang Asep.
setelah beberapa saat pintu rumah pun terbuka, terlihat dengan jelas mang Asep yang membuka pintu.
"Ada apa?tumben kamu mau datang ke rumah ini"tanya Asep terhadap Arkan.
"Aku lagi butuh bantuan mang Asep, siapa tahu bisa membantu aku untuk saat ini" jawab Arkan.
"ya sudah kamu duduk dulu tunggu sebentar, kamu mau minum apa?"tanya mang Asep terhadap Arkan, setelah bertanya mang Asep pergi ke dalam rumah.Untuk meminta istrinya agar membawakan minum untuk Arkan.
Setelah beberapa saat mang Asep telah kembali, dan diikuti oleh istrinya dari belakang dengan membawa cangkir kopi di tangannya. lalu mang Asep duduk di samping Arkan di kursi yang ada di teras tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tante maura pintar ya. mau nikah dgn brondong
2023-01-01
2
Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐
kalau di lihat dari judul kayaknya mang asep g bisa membantu Arkan
2022-12-27
1
Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐
oh jadi Maura belum pernah nikah
2022-12-27
1