Gugurkan !

Bu Dewi melangkah ke arah Remon dan Fatia.

"Nak Remon, udah sarapan?" tanya Bu Dewi pada calon menantunya.

"Udah Tan tadi di rumah. Saya sengaja ke sini, ingin mengantar Fatia ke kantornya. Dan ternyata Fatia malah nggak masuk kantor," ucap Remon.

Bu Dewi duduk di dekat Remon dan Fatia.

"Aku juga bawa buah-buahan untuk Fatia Tan. Karena tadi aku telpon dia, katanya dia lagi sakit. Jadi aku bawakan dia buah."

"Duh, makasih banyak ya Nak Remon."

Hoek...Hoek...

Tiba-tiba saja Fatia mual. Dia langsung bergegas pergi meninggalkan Remon di ruang tamu. Dia berlari ke arah kamar mandi, dan masuk ke dalam kamar mandi.

Bu Dewi dan Remon saling menatap.

"Fatia kenapa?" tanya Remon.

"Biasa. Dari kemarin dia memang suka mual-mual gitu. Masuk angin mungkin Nak Remon," jawab Bu Dewi.

"Iya mungkin ya Tan. Dia mungkin kecapean. Karena akhir-akhir ini, dia sering lembur di kantornya.

"Iya. Mungkin begitu Nak."

Fatia masih berada di dalam kamar mandi. Dia masih menatap pantulan dirinya di depan cermin. Fatia kemudian membasuh mulut dan wajahnya dengan air.

"Kenapa, perut aku berulah lagi. Kenapa aku harus mual-mual segala di depan Mas Remon. Aku nggak mau, Mas Remon dan orang tua aku tahu dulu tentang masalah ini. Aku ingin bicara dulu dengan Pak Andre," ucap Fatia.

Setelah menuntaskan dan mengeluarkan semua isi perutnya,Fatia kemudian melangkah keluar dari kamar mandi.

Dia kemudian melangkah kembali ke ruang tamu.

"Fat, aku pulang dulu ya. Aku mau langsung ke kampus," ucap Remon.

Fatia tersenyum dan mengangguk.

"Iya Mas."

Sebelum Remon pergi, Fatia mencium punggung tangan Remon, calon suaminya itu. Setelah itu Remon pun pergi meninggalkan rumah Fatia.

****

Satu bulan sudah berlalu. Sejak kejadian di malam itu, Fatia selalu merasa resah. Dia takut kalau kejadian itu akan membuatnya sampai hamil. Dan akhirnya, ketakutan Fatia terjadi juga. Dia hamil anak Andre CEO di perusahaan tempatnya bekerja.

Fatia tidak tahu, apakah Andre mau bertanggung jawab dengan kehamilannya atau tidak. Karena yang Fatia tahu, Andre itu lelaki yang dingin dan tempramen. Belum pernah ada satu orangpun dari karyawan Andre yang berani membantahnya. Karena Andre tidak akan pernah main-main untuk memecat seorang karyawan.

Andre Deniswara. Seorang pengusaha muda yang menggantikan posisi ayahnya menjadi seorang CEO di perusahaan milik ayahnya. Setelah ayah Andre pensiun, Andre yang menjadi pemimpin di perusahaan ayahnya.

Pagi ini, Fatia masih mondar-mandir di kamarnya.

"Aku harus temui Pak Andre. Dia harus tanggung jawab dengan semua perbuatannya. Gara-gara dia, aku hamil. Dan aku nggak mungkin meminta Mas Remon untuk tanggung jawab. Karena anak ini bukan anaknya Mas Remon. Tapi anaknya Pak Andre," ucap Fatia.

Fatia bergegas untuk ke kamar mandi. Dia mandi dan setelah itu, dia ganti baju. Setelah rapi, Fatia pun ke luar dari kamarnya.

"Fatia. Kamu udah mau ke kantor?" tanya Bu Dewi.

"Iya Ma."

"Nggak mau sarapan dulu?"

"Nggak usah Ma. Aku lagi malas sarapan."

Fatia buru-buru pergi ke luar.

"Fat. Kamu nggak mau nungguin Remon jemput kamu?" Seru Bu Dewi setelah Fatia sampai di pintu depan.

"Nggak Ma. Aku mau naik taksi aja."

Fatia melangkah ke arah jalanan untuk menunggu taksi. Setelah taksi berhenti di depannya, Fatia kemudian masuk ke dalam taksi. Fatia kemudian meluncur pergi meninggalkan rumahnya untuk menuju ke kantornya.

Sesampai di depan kantor, Fatia pun turun. Dia melangkah masuk ke dalam kantor dan menuju ke ruangannya.

Fatia kemudian duduk di ruangannya.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita bernama Erin duduk di sisi Fatia. Kebetulan meja Erin dan Fatia bersebelahan. Dan Erin adalah rekan kerja sekaligus sahabat yang baik untuk Fatia.

"Tumben banget jam segini sudah nyampe?" Basa-basi Erin.

"Iya."

Fatia diam. Dia menundukan kepalanya.

"Kamu kenapa? lagi ada masalah?"

Fatia menatap Erin dan menggeleng.

"Bohong."

"Nggak. Aku nggak bohong kok. aku memang lagi nggak punya masalah."

"Tapi kalau kamu lagi ada masalah, cerita ya ke aku. Siapa tahu aku bisa nyari solusi untuk masalah kamu dan bisa bantu kamu untuk mengatasi masalah ini."

"Nggak enak lho. Masalah di pendam sendiri. Bicarakan saja, agar bisa meringankan beban di hati kamu."

"Iya."

Bagaimana mungkin Fatia akan menceritakan masalahnya pada orang lain. Itu sama saja, dia membongkar aibnya sendiri.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki lewat di depan tempat kerja Fatia dan Erin. Yah, dia ceo di perusahaan Fatia. Lelaki yang sudah menghancurkan hidup Fatia di malam itu.

"Eh, lihat deh Fat. Pak Andre. Sombong banget ya. Masak dia lewat di depan kita nggak menyapa kita sedikit pun."

"Ya, karena dia itu bos. Dia itu minta di sapa dulu."

"Tapi beda banget sama ayahnya. Dia itu ramah banget. Tapi punya anak, bisa sombong banget begitu."

Fatia bangkit berdiri.

"Kamu mau ke mana?" tanya Erin.

"Aku mau ke toilet sebentar."

"Oh iya Fat."

Fatia kemudian melangkah pergi meninggalkan Erin. Dia akan menemui Andre di ruangannya. Dia ingin bicara empat mata dengan Andre.

Fatia masih berdiri di depan ruangan sang ceo. Dia ingin mengetuk pintu ruangan Andre. Tapi dia ragu.

"Apa aku sanggup untuk menghadapinya."

Tanpa berfikir lama, akhirnya Fatia memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Andre.

Tok tok tok...

"Permisi..."

"Masuk...!" Suara Andre sudah terdengar dari luar ruangannya.

Dengan takut-takut, dan hati bergetar, Fatia melangkah masuk ke dalam ruangan Andre.

Andre menatap tajam ke arah Fatia.

"Ada apa?" tanya Andre.

Fatia hanya bisa menegak ludahnya saat Andre menatapnya tajam.

"Sa-Saya... ingin bicara empat mata dengan bapak."

"Bicara apa?" tanya Andre yang sudah mulai serius.

Fatia mendekat ke arah Andre.

"Duduk!" Pinta Andre.

"Baik Pak." Fatia kemudian duduk di depan Andre.

Fatia menghela nafas dalam. Dia harus kuat mental saat bicara degan Andre.

"Ada apa?" tanya Andre yang sudah mulai penasaran dengan kedatangan Fatia.

"Sa-Saya..." Fatia masih ragu untuk bicara. Bagaimana jika Andre, tidak mau tanggung jawab dengan semua perbuatannya.

"Saya apa?"

"Saya hamil Pak."

Andre terkejut bukan main saat mendengar ucapan Fatia.

"Apa! kamu hamil? kamu yakin kalau itu anak aku?"

Fatia mengangguk.

"Iya Pak. Karena aku cuma pernah melakukan hubungan itu dengan bapak."

"Nggak mungkin kamu bisa hamil secepat itu Fatia. Mungkin saja, kamu hamil sama cowok lain. Mungkin saja kamu hamil sama pacar kamu."

"Demi Tuhan Pak. Saya memang hamil anak bapak. Dan sekarang saya sedang mengandung darah daging bapak."

Andre benar-benar bingung dengan pengakuan Fatia. Karena dia melakukan hubungan itu hanya satu malam saja.

Andre sejak tadi tampak diam. Sepertinya dia masih tampak berfikir.

'Kenapa bisa Fatia hamil. Padahal aku hanya melakukannya sekali.'

"Pak. Bapak harus tanggung jawab dengan kehamilan aku. Bapak harus nikahin aku."

"Apa! nikahin kamu? kamu udah gila ya? bagaimana mungkin aku akan nikahin kamu Fatia. Aku tidak mencintai kamu."

"Tapi Pak. Bagaimana dengan kehamilan aku."

"Gugurkan ! gugurkan kehamilan kamu itu. Aku tidak mau sampai ada orang yang tau tentang kehamilan kamu itu."

Fatia terkejut saat mendengar ucapan Andre.

"Apa! di gugurkan."

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

tetap semangat

2023-02-05

1

alifa

alifa

lanjut Thor, semangat berkarya 💪😘

2022-12-09

2

lihat semua
Episodes
1 Testpack
2 Gugurkan !
3 Di pecat.
4 Bingung untuk pulang.
5 Selalu murung
6 Rencana Papa
7 Kecurigaan Mama Fatia
8 Testpack di tong sampah.
9 Kekecewaan Bu Dewi.
10 Kemarahan Remon
11 Kejujuran Fatia
12 Hancurnya hati Remon
13 Usulan ayah Remon
14 harga diri
15 Penolakan Nessa
16 Pernikahan Remon dan Nessa
17 Kesedihan Fatia
18 Tidak ada malam pertama
19 Tampan tapi menakutkan
20 Pingsan
21 Keputusan Pak Daniel
22 Merasa bersalah.
23 Pengakuan
24 Membuat perhitungan
25 Perlakuan kasar Andre
26 Sulit untuk melupakan
27 Rencana pernikahan
28 Perasaan Remon
29 Percakapan rahasia
30 Banjir air mata
31 Pernikahan Fatia dan Andre.
32 Jalan takdir
33 Dendam
34 Kangen
35 Terkurung.
36 Suami menyebalkan
37 Perlakuan buruk.
38 Kedatangan Remon
39 Bertemu Alena.
40 Hanya bisa bersabar
41 Ingin bercerai.
42 Bersama Carisa.
43 Tidak bisa kembali
44 Kepergian Nessa
45 Pulang ke rumah orang tua
46 Harapan Pak Fendi
47 Calon bayi lelaki
48 Gugatan cerai
49 Foto masa lalu
50 Kopi pahit
51 Kedatangan Carisa ke kantor
52 Penyelidikan Adi
53 Percakapan di tengah taman
54 Cinta tak harus memiliki
55 Kemarahan Andre
56 Minta maaf
57 Tamu tak di undang
58 Makan malam
59 Penasaran
60 Kontraksi
61 Melahirkan
62 Terjebak di hotel
63 Bekas lipstik.
64 Terpojok
65 Kepulangan Dinda
66 Berkumpul bersama keluarga
67 Kegeraman Andre
68 Menjadi teman
69 Hamil
70 Cukup lima menit.
71 Berkelahi
72 Gadis di tepi pantai
73 Menolong Alena.
74 Penyesalan Andre
75 Menyalahkan Andre
76 Kedatangan ibu mertua
77 Tunggulah lima tahun
78 Sepucuk surat
79 Mulai bekerja.
80 Panik
81 Permintaan terakhir.
82 Persetujuan Vino
83 Terjatuh
84 Menduga-duga
85 Main ke rumah Papa
86 Kegeraman Carisa.
87 Khayalan
88 Sibuk
89 Menghilangnya Vino
90 Mencari Vino
91 Kabar orang hilang
92 Pertengkaran kecil
93 Geram
94 Liontin
95 Keracunan makanan.
96 Debat dengan mertua.
97 Kesedihan Tata
98 Wanita berkerudung hitam
99 Kejutan tak terduga
100 Rasa yang masih sama
101 Pernikahan yang ditunggu.
102 Membawa Vino kembali
103 Pemakaman ayah Remon.
104 Terganggu
105 Kembalinya Alena
106 Kesiangan
107 Pergi dari rumah
108 Ke rumah sakit
109 Kemarahan Andre
110 Waktu sepuluh menit
111 Kabar duka
112 Pemakaman Pak Seno
113 Menemani Ersa
114 Bertemu Vino
115 Pertemuan Carisa dengan adiknya.
116 Pindah rumah
117 Perasaan Andre
118 Dinner
119 Menginginkan seorang anak
120 Mengalah
121 Kerinduan seorang ibu.
122 Menemukan Tata
123 Kesedihan Carisa
124 Hubungan Andre dengan Ersa.
125 Akhirnya terungkap juga
126 Kejujuran Andre pada Tata
127 Tidak nyaman
128 Tanda kehamilan
129 Kepergok
130 Masih perhatian
131 Maaf
132 Positif
133 Kecurigaan Carisa.
134 Kemarahan Carisa.
135 Pembohong.
136 Menangis haru
137 Ngidam
138 Gugup
139 Kesiangan
140 Terganggu
141 Madu untuk Carisa
142 Wanita siapa?
143 Terkejut
144 Mengantar Ersa
145 Papa mau nikah lagi
146 Bertahan atau melepaskan
147 Tangisan Carisa.
148 Kebersamaan keluarga kecil Fatia
149 Tamparan untuk Carisa
150 Talak
151 Hanya Tata kebahagiaan Carisa
152 Ekstrak Part
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Testpack
2
Gugurkan !
3
Di pecat.
4
Bingung untuk pulang.
5
Selalu murung
6
Rencana Papa
7
Kecurigaan Mama Fatia
8
Testpack di tong sampah.
9
Kekecewaan Bu Dewi.
10
Kemarahan Remon
11
Kejujuran Fatia
12
Hancurnya hati Remon
13
Usulan ayah Remon
14
harga diri
15
Penolakan Nessa
16
Pernikahan Remon dan Nessa
17
Kesedihan Fatia
18
Tidak ada malam pertama
19
Tampan tapi menakutkan
20
Pingsan
21
Keputusan Pak Daniel
22
Merasa bersalah.
23
Pengakuan
24
Membuat perhitungan
25
Perlakuan kasar Andre
26
Sulit untuk melupakan
27
Rencana pernikahan
28
Perasaan Remon
29
Percakapan rahasia
30
Banjir air mata
31
Pernikahan Fatia dan Andre.
32
Jalan takdir
33
Dendam
34
Kangen
35
Terkurung.
36
Suami menyebalkan
37
Perlakuan buruk.
38
Kedatangan Remon
39
Bertemu Alena.
40
Hanya bisa bersabar
41
Ingin bercerai.
42
Bersama Carisa.
43
Tidak bisa kembali
44
Kepergian Nessa
45
Pulang ke rumah orang tua
46
Harapan Pak Fendi
47
Calon bayi lelaki
48
Gugatan cerai
49
Foto masa lalu
50
Kopi pahit
51
Kedatangan Carisa ke kantor
52
Penyelidikan Adi
53
Percakapan di tengah taman
54
Cinta tak harus memiliki
55
Kemarahan Andre
56
Minta maaf
57
Tamu tak di undang
58
Makan malam
59
Penasaran
60
Kontraksi
61
Melahirkan
62
Terjebak di hotel
63
Bekas lipstik.
64
Terpojok
65
Kepulangan Dinda
66
Berkumpul bersama keluarga
67
Kegeraman Andre
68
Menjadi teman
69
Hamil
70
Cukup lima menit.
71
Berkelahi
72
Gadis di tepi pantai
73
Menolong Alena.
74
Penyesalan Andre
75
Menyalahkan Andre
76
Kedatangan ibu mertua
77
Tunggulah lima tahun
78
Sepucuk surat
79
Mulai bekerja.
80
Panik
81
Permintaan terakhir.
82
Persetujuan Vino
83
Terjatuh
84
Menduga-duga
85
Main ke rumah Papa
86
Kegeraman Carisa.
87
Khayalan
88
Sibuk
89
Menghilangnya Vino
90
Mencari Vino
91
Kabar orang hilang
92
Pertengkaran kecil
93
Geram
94
Liontin
95
Keracunan makanan.
96
Debat dengan mertua.
97
Kesedihan Tata
98
Wanita berkerudung hitam
99
Kejutan tak terduga
100
Rasa yang masih sama
101
Pernikahan yang ditunggu.
102
Membawa Vino kembali
103
Pemakaman ayah Remon.
104
Terganggu
105
Kembalinya Alena
106
Kesiangan
107
Pergi dari rumah
108
Ke rumah sakit
109
Kemarahan Andre
110
Waktu sepuluh menit
111
Kabar duka
112
Pemakaman Pak Seno
113
Menemani Ersa
114
Bertemu Vino
115
Pertemuan Carisa dengan adiknya.
116
Pindah rumah
117
Perasaan Andre
118
Dinner
119
Menginginkan seorang anak
120
Mengalah
121
Kerinduan seorang ibu.
122
Menemukan Tata
123
Kesedihan Carisa
124
Hubungan Andre dengan Ersa.
125
Akhirnya terungkap juga
126
Kejujuran Andre pada Tata
127
Tidak nyaman
128
Tanda kehamilan
129
Kepergok
130
Masih perhatian
131
Maaf
132
Positif
133
Kecurigaan Carisa.
134
Kemarahan Carisa.
135
Pembohong.
136
Menangis haru
137
Ngidam
138
Gugup
139
Kesiangan
140
Terganggu
141
Madu untuk Carisa
142
Wanita siapa?
143
Terkejut
144
Mengantar Ersa
145
Papa mau nikah lagi
146
Bertahan atau melepaskan
147
Tangisan Carisa.
148
Kebersamaan keluarga kecil Fatia
149
Tamparan untuk Carisa
150
Talak
151
Hanya Tata kebahagiaan Carisa
152
Ekstrak Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!