Mamah

"Kalau papah ngga mau Zila marah, papah harus bawa Zila ke kantor" kata Zila sambil me nyilangkan ke dua tangan di dada nya.

"Tapi kan Zila harus sekolah sayang? Kata Anggar sambil mengusap kepala anak kesayangan nya.

"Pokok nya Zila mau ikut ke kantor sama papah, Zila ngga mau sekolah sebelum ada mamah baru" jawab Zila yang masih mengerucutkan bibir nya.

"Pikirkan baik-baik keinginan anak mu nak? Bukalah hati mu untuk wanita lain" kata bu Carlota.

"Aku belum bisa bu, Anya masih ada di hatiku dan tak akan pernah tergantikan oleh siapa pun" jawab Anggar.

"Mamah mengerti dengan perasaan kamu, tapi kamu membuka hati buat wanita lain bukan berarti kamu harus melupakan Anya" jawab bu Carlota.

"Sudah lah mah, jangan di bahas lagi, baik kalau Zila mau ikut papah ke kantor tapi di kantor jangan buat ulah, oke" jawab Anggar dan membuat Zila menyunggingkan sebuah senyuman nya.

"Asyik akhirnya Zila akan tahu kantor nya papah, omah, Zila ikut sama papah ke kantor ya? Teriak Zila kegirangan.

Anggar memang sudah terkenal dengan status nya di kantor tapi tidak dengan Zila anak nya, karena Zila ngga pernah di publis dimana pun, bukan maksud Anggar menyembunyikan Zila, tapi Anggar takut Zila dimanfaatkan sama rekan kerja atau perempuan yang berambisi terhadap dirinya.

"Ya udah kalau begitu Zila sarapan nya udah selesai belum? Kalau udah ayo kita berangkat" Ajak Anggar pada Zila.

"Pah, mau berangkat bareng apa gimana? Tanya Anggar kepada pak Hardian.

"Papah mau ke kantor cabang dulu ada yang harus di kerjakan" jawab pak Hardian.

"Ya udah kalau gitu Anggar jalan duluan" kata Anggar sambil mencium tangan pak Hardian dan bu Carlota di susul oleh Zila.

"Opah, Omah Zila pergi dulu ya? Do\*a in Zila mendapatkan mamah baru" bisik Zila kepada kakek dan nenek nya.

Bu Carlota pun mengangguk sambil tersenyum, "Hati-hati ya nak, kalau bisa cari mamah nya yang pintar dan berani" jawab bu Carlota dengan pelan'

"Siap omah, pokok nya serahkan semua nya pada Zila" kata Zila sambil mengangkat kedua jempol nya.

"Zila sayang cepetan, nanti papah kesiangan" teriak Anggar dari depan.

Zila pun berlari menemui papah nya yang sudah duduk di belakang kemudi nya. " Iya pah Zila datang" teriak Zila sambil masuk kedalam mobil dan duduk di samping Anggar.

Disepanjang jalan Zila melihat kearah depan, hingga di lampu merah Zila pun melihat seorang anak bersama ibu nya me nyeberangi jalan.

Melihat kebersamaan ibu dan anak itu Zila sedih kembali, Zila terus menatap anak dan ibu itu berjalan di trotoar sambil bercanda.

"Andai bunda masih ada, pasti aku pun seperti anak itu, Bunda maafkan Zila yang menginginkan seorang ibu, bukan maksud Zila mau menggeser bunda di hati Zila, Bunda tetap no satu buat Zila dan Papah, tapi saat ini Zila membutuhkan seorang ibu yang bisa nguncir rambut Zila setiap pagi nya, bisa nemenin Zila bermain dan bisa meluk Zila dikala Zila mau tidur" gumam Zila dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kenapa nak? Zila mau pulang lagi? Atau Zila mau ice cream? Tenang nanti pas makan siang papah belikan" Tanya Anggar, padahal Anggar tahu kalau Zila lagi bersedih karena melihat anak tadi berjalan dan bercanda bersama ibu nya.

"Ngga ada apa-apa ko pah, Zila cuma lagi kangen aja sama bunda" jawab Zila sambil mengusap air mata nya.

Anggar bukan ngga kasihan sama Zila, tapi Anggar emang belum bisa melupakan Anya, bagi Anggar sangat sulit untuk membuka hati nya untuk wanita lain.

Nanti kita ke makam bunda ya? Asal Zila nya jangan sedih lagi, kalau sedih bunda juga nanti ikut sedih di Syurga" jawab Anggar yang ngga tega kalau melihat anak kesayangan nya sedih.

"Iya papah, Zila sudah ngga sedih lagi ko, nanti kalau ke rumah bunda kita beli bunga lagi ya pah? Tanya Zila yang sudah mulai ceria lagi.

"Iya sayang, kita beli bunga yang masih segar dan wangi biar bunda nya juga senang, apalagi yang membawa bunga nya anak kesayangan bunda ma papah" jawab Anggar sambil mengusap kepala Zila.

"Stop papah, jangan acak-acak rambut Zila yang sudah rapih gini" protes Zila, Anggar pun hanya tersenyum dibuat nya.

"Kita sampai, ayo nak kita turun" ajak Anggar sambil membuka kan safety bell nya Zila.

"Ini kantor papah sama opah? tanya Zila sambil melihat ke gedung yang tinggi dan luas tersebut.

"Iya sayang? ya udah ayo masuk" jawab Anggar lalu berjalan masuk sambil meg genggam tangan Zila.

"Pah Zila mau main disini dulu ya? Mau keliling-keliling sebentar, nanti kalau udah bosan Zila ke ruangan nya papah" kata Zila.

"No, Zila kantor ini luas, dan ruangan papah ada di paling atas, nanti kalau Zila ngga bisa nemuin ruangan papah gimana? Tanya Anggar yang meragukan kepintaran Zila.

"Papah tenang saja, kalau Zila mau ke ruangan papah, Zila minta tolong pak satpam aja untuk nganterin Zila" jawab Zila sambil tersenyum.

"Kamu memang seperti bunda mu sayang, pintar, cantik, supel, dan berani, ya udah kalau gitu papah ke ruangan papah dulu, nanti kalau Zila mau nyari papah, cari di lantai 25, oke" kata Anggar sambil mengangkat jempol nya.

"Oke papah ganteng" jawab Zila sambil mengangkat ke dua jempol nya ke atas.

Sahara pun seperti biasa dia berangkat naik ojek online, selain cepat bisa diandalkan di kala macet.

Sahara pun sampai di perusahaan tempat nya bekerja, setelah turun dari ojek Ara langsung masuk setengah berlari karena waktu sudah mepet.

"Masih bisa please" gumam Sahara sambil berlari, begitu jari jempol nya nempel di mesin absensi fringerfrint waktu nya juga habis dan bertepatan dengan itu ada seorang anak perempuan yang memegang kaki Ara.

"Mamah" panggil Zila yang masih ne,plok di kaki nya Ara, Ara diam membeku karena kaki nya berat untuk melangkah.

"Bagus kamu, sudah datang terlambat kerja pake bawa anak segala lagi" teriak Hani yang menjabat sebagai kepala office gilr di perusahaan itu.

Hani orang nya memang tegas dan di siplin dia juga ngga segan-segan untuk memberikan hukuman bagi yang terlambat datang.

"Maaf bu, tapi anak ini bukan anak saya" jawab Ara sambil menatap ke arah zila.

"Mamah ini Zila" lagi-lagi Zila memanggil Ara dengan panggilan mamah, itu membuat Ara shock apalagi di depan dia ada bu Hani yang sedang menatap nya curiga.

Terpopuler

Comments

Mamah Fino

Mamah Fino

aku mampir thor slm knl 🙏. seru kayaknya nih 😍😍

2023-01-21

3

Sunmei

Sunmei

2like hadir. semangat
mampir iya ka

2023-01-14

0

𝓝𝓭𝓪_𝓩𝓪𝓪 𝓑𝓲𝓵𝓫𝓲𝓽 🦅

𝓝𝓭𝓪_𝓩𝓪𝓪 𝓑𝓲𝓵𝓫𝓲𝓽 🦅

Q mau loh zila jd mamah kmu🤭

2022-12-10

3

lihat semua
Episodes
1 Kehebohan di pagi hari
2 Mamah
3 Menemukan mamah
4 Menitipkan Zila
5 Bagai Air dan Minyak
6 Zila merajuk
7 Permintaan Zila
8 Senyuman nya lupa akan status
9 Kedekatan Zila dan Ara
10 Curhatan Zila Kepada Bunda
11 Suara itu
12 Kebahagiaan Zila
13 Ngantar Ara pulang
14 Mencari mamah cantik
15 Permintaan Bu Carlota.
16 Wajah Polos Zila
17 Berharap Anya kembali
18 Penghasut
19 Zila Masuk Rumah Sakit
20 Membujuk Zila Makan
21 Kedatangan Ara
22 Layak Sebuah Keluarga
23 Ngga mau di tinggal Ara
24 Panggil Mamah
25 Zila Merajuk
26 Membujuk Zila
27 Dilema
28 Kedatangan Bu Malika
29 Keputusan Pak Hardian
30 Pesan dari bu Malika
31 Ancaman Zila
32 Sah
33 Nasihat Bu Aisyah
34 Akhir nya
35 Perlakuan Anggar
36 Antar Zila ke sekolah
37 Berkunjung Ke Pemakaman
38 Bulgogi
39 Sekongkol
40 Ketulusan ARA
41 Pengganggu
42 Cemburu
43 Mulai Membuka Hati
44 Perhatian Kecil
45 Ngajak Makan Siang
46 Prasangka Dina
47 Membandingkan
48 Jujur pada Aldo
49 Kesepian
50 Maafin Aku
51 Bikin Orang Cemburu
52 Isi Hati Zila
53 Seminggu Lagi
54 Mengantar Ke Bandara
55 Kejujuran Ara
56 Rencana Ranti
57 Vitamin
58 Mencari Ara
59 Dia Istri Saya
60 Memilih Ara
61 Minta Maaf
62 Pengganti Ara
63 Terbakar
64 Tak Terbalas.
65 Diam nya Anggar
66 Sikap Aneh Ara
67 Di bentak
68 Dosakah Aku
69 Ini Nyata Bukan Mimpi
70 Tangisan Kebahagiaan
71 Masih Menyimpan Rasa
72 Menemui Malika
73 Menunggu Restu
74 Mendapat Restu
75 Ayah Baru
76 Panggil Kakek
77 Fantastis
78 Kedatangan Para Sahabat
79 Kucing Kecebur Got
80 Trik
81 Hapus Saja Pesan Nya
82 Curut
83 Aku Ngga Perduli
84 Cuma Satu Macam
85 Maaf
86 Kamar nya Bocor
87 Ngga Sabar
88 Gawat
89 Istri Ke Tujuh
90 Ide Lastri
91 Sakit Pinggang
92 Melahirkan
93 Nathan Anggara Saputra
94 Pesan Pak Hardian
95 Di Sayang
96 Aksa
97 Janji Nathan
98 Curhatan Zila
99 Ngga Tega
100 Hukuman Nathan
101 Kebahagiaan Nathan
102 Cinta Buta
103 Lupa
104 Diam
105 Rapuh
106 Jauhi Aksa
107 Mantan Duda
108 Kepergok
109 Tersadar
110 Shock
111 Congratulations
112 Pembelajaran Hidup
113 Terima Kasih
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kehebohan di pagi hari
2
Mamah
3
Menemukan mamah
4
Menitipkan Zila
5
Bagai Air dan Minyak
6
Zila merajuk
7
Permintaan Zila
8
Senyuman nya lupa akan status
9
Kedekatan Zila dan Ara
10
Curhatan Zila Kepada Bunda
11
Suara itu
12
Kebahagiaan Zila
13
Ngantar Ara pulang
14
Mencari mamah cantik
15
Permintaan Bu Carlota.
16
Wajah Polos Zila
17
Berharap Anya kembali
18
Penghasut
19
Zila Masuk Rumah Sakit
20
Membujuk Zila Makan
21
Kedatangan Ara
22
Layak Sebuah Keluarga
23
Ngga mau di tinggal Ara
24
Panggil Mamah
25
Zila Merajuk
26
Membujuk Zila
27
Dilema
28
Kedatangan Bu Malika
29
Keputusan Pak Hardian
30
Pesan dari bu Malika
31
Ancaman Zila
32
Sah
33
Nasihat Bu Aisyah
34
Akhir nya
35
Perlakuan Anggar
36
Antar Zila ke sekolah
37
Berkunjung Ke Pemakaman
38
Bulgogi
39
Sekongkol
40
Ketulusan ARA
41
Pengganggu
42
Cemburu
43
Mulai Membuka Hati
44
Perhatian Kecil
45
Ngajak Makan Siang
46
Prasangka Dina
47
Membandingkan
48
Jujur pada Aldo
49
Kesepian
50
Maafin Aku
51
Bikin Orang Cemburu
52
Isi Hati Zila
53
Seminggu Lagi
54
Mengantar Ke Bandara
55
Kejujuran Ara
56
Rencana Ranti
57
Vitamin
58
Mencari Ara
59
Dia Istri Saya
60
Memilih Ara
61
Minta Maaf
62
Pengganti Ara
63
Terbakar
64
Tak Terbalas.
65
Diam nya Anggar
66
Sikap Aneh Ara
67
Di bentak
68
Dosakah Aku
69
Ini Nyata Bukan Mimpi
70
Tangisan Kebahagiaan
71
Masih Menyimpan Rasa
72
Menemui Malika
73
Menunggu Restu
74
Mendapat Restu
75
Ayah Baru
76
Panggil Kakek
77
Fantastis
78
Kedatangan Para Sahabat
79
Kucing Kecebur Got
80
Trik
81
Hapus Saja Pesan Nya
82
Curut
83
Aku Ngga Perduli
84
Cuma Satu Macam
85
Maaf
86
Kamar nya Bocor
87
Ngga Sabar
88
Gawat
89
Istri Ke Tujuh
90
Ide Lastri
91
Sakit Pinggang
92
Melahirkan
93
Nathan Anggara Saputra
94
Pesan Pak Hardian
95
Di Sayang
96
Aksa
97
Janji Nathan
98
Curhatan Zila
99
Ngga Tega
100
Hukuman Nathan
101
Kebahagiaan Nathan
102
Cinta Buta
103
Lupa
104
Diam
105
Rapuh
106
Jauhi Aksa
107
Mantan Duda
108
Kepergok
109
Tersadar
110
Shock
111
Congratulations
112
Pembelajaran Hidup
113
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!