Di gedung megah itu,kini puluhan wartawan sedang menunggu di sebuah tempat ,tepatnya di depan pintu apartemen seorang Lucia,wartawan itu datang ke apartemen nya karena Lucia sejak pulang dari acara Wira dia tidak pernah keluar, tidak mau menemui wartawan,keluarganya juga susah menemuinya,karena banyaknya wartawan yang menunggu lucia keluar.
Ting dong...
Ting dong...
puluhan kali wartawan memencet Bell apartemen nya namun tak pernah ada balasan.
"gimana nih guys, , apa kita pulang atau menunggu di sini " ucap salah satu paparazi itu
"kita tunggu di sini aja,kita tidur di sini juga " sahut yang lain
"ya benar itu,mending kita tunggu di sini,pasti sebentar lagi dia keluar karena gak mungkin sampai berhari hari dia betah di dalam " sahut yang lain juga
mereka memutuskan untuk tetap menunggu di luar,sambil menunggu mereka memesan makanan secara online dan mereka makan di sana bersama sama.
di dalam apartemen,Lucia ketar ketir mondar mandir memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari sana tanpa di hadang wartawan.
"bagaimana ini? mereka semua sedang menunggu di luar,apa gue temui saja mereka " ucap Lucia pada assisten nya .
" loe mau bunuh diri ya? " sahut Tiya sang assisten.
"terus kita harus apa? gue sudah laper banget ini Tiya " kesal Lucia.
Tiya berjalan ke dapur mencari makanan,namun tidak di temukan apapun karena mereka selalu memesan makanan setiap harinya atau pergi ke Restoran untuk makan mereka.
"****, , tidak ada makanan lagi " kesal tiya tak mendapati bahan makanan apapun.
"luc , , tidak ada makanan di sini " teriak Tiya dari dapur.
"aaark , sial, , gue laper banget " keluhnya sambil menekan perutnya di sofa.
"gue coba telpon papa deh " ucap Lucia mengambil ponselnya dan menelpon papanya.
"pa, , gimana nih pa ,, luci gak bisa kemana mana pah ,wartawan di luar sangat banyak luci gak bisa hadapin mereka " adunya pada papanya.
"itu masalah kamu Luci,papa gak bisa bantu kamu lagi,kelakuan kamu sudah mencoreng nama baik papa di perusahaan,citra perusahaan papa jug kena imbasnya gara gara kamu,papa gak mau tau kamu jangan hubungi papa lagi " bukannya membantu ,papanya Lucia malah marah marah dan menyalahkan anaknya atau semua yang terjadi .
"aaaark, , sialan , , brengs*k kamu Wira, , kamu sudah membuat hidupku hancur " teriak Lucia setelah papanya mematikan ponselnya.
gue harus hubungi Wira..
tuuut...
tuuuuttt
"nomer yang anda tuju,tidak dapat di hubungi, cobalah beberapa saat lagi " Lucia semakin marah saat menelpon wira,karena yang menjawab telpon itu bukanlah wira melainkan operator telpon.
"aaaark.. brengs*k,,"
praang
Lucia marah sampai membanting ponselnya,mendengar suara pecahan membuat tiya keluar dari dapur.
"astaga, , luci kamu apa apan sih?" kaget tiya.
"brengs*k smuanya,saat seperti ini mereka semua malah tidak ada yang mau bantu gue " geramnya .
Tiya sudah tidak bisa berkata kata lagi,dia dia memungut ponsel yang sudah rusak itu dan menaruhnya di meja.
"kalau kaya gini mau gak mau kita harus hadapi wartawan itu luc, , " ucap Tiya.
"bagaimana bisa gue mengatasi mereka semua ?" sahut Lucia.
"kalau begitu kita cari cara lain untuk keluar dari sini " ucap Tiya.
"bagaimana caranya tapi?. "
Tiya berjalan ke arah balkon apartemen itu,tapi di urungkan karena merasa terlalu tinggi.
"haish, gak mungkin kan kita lewat sini, ya kali kita minta tolong sama penghuni sebelah,belum tentu punya penghuni juga " ucap Tiya.
",Lo gila nyuruh gue lompat dari sini?" tanya lucia
"bukan lompat dodol,ya kan kali aja ada tetangga sebelah yang mau bantu kita buat lompat dari sini ke balkonnya dan kita keluar dari sana "
"bodoh Lo, ,mana bisa kita lewat sini , ,yang ada nanti loe terjun ke sono nooo, , mau Lo jadi mayat sampai bawah hah" Lucia tidak habis pikir dengan ide yang di berikan oleh Tiya.
"otak loe sudah gak waras Tiya" kesalnya kemudian masuk lagi ke apartemen nya .
"lah terus kita harus apa? "
"oke coba gue telpon teman teman gue dulu ya,siapa tahu mereka bisa bantu".
Tiya mencoba menghubungi beberapa temannya ,tapi sama skali tidak ada yang bersedia membantu,bahkan ada salah satu temannya yang sudah tidak mau lagi berteman dengan Tiya gara gara bekerja pada lucia.
"mending loe minta tolong sama yang lain deh ,gue udah gak mau kenal sama Lo,gara gara gue berteman sama loe ,dan loe bekerja sama lont* itu,caffe gue jadi ikut di bully,gara gara setiap posting tentang caffe selalu ada kalian di sana,gara bos loe yang lont* itu,usaha gue jadi hancur " salah satu teman Tiya merasa sangat di rugikan pada insiden ini,di menyalahkan Lucia dan Tiya atas kebangkrutan caffenya, padahal caffe nya rame juga karena lucia dan Tiya sering mampir ke sana.
( itulah hidup ya,kadang seribu kebaikan kita tidak bisa menutupi satu kesalahan yang membuat banyak orang membenci kita).
"sialan kau, , saat butuh dia ngemis ngemis buat di bantu,saat gue butuh bantuan dia malah bilang sudah tidak mau berteman,dasar kau yang ***** " kesal tiya mendengar ucapan temannya itu.
"kita harus gimana dong kalau gini " luci sudah tidak sanggup lagi berada di dalam,mau tak mau dia harus keluar dari apartemen nya .
Tiya terlihat mondar mandir di depan luci sampai membuat luci marah.
"ngapain sih mondar mandir gak jelas,bikin gue pusing aja" kesal Lucia .
"diem loe gue lagi mikir sesuatu " ucap Tiya.
"haish gak jelas banget " ucap luci,dia memejamkan matanya merasa kecapean.
" Aaark, , gue punya ide " teriak Tiya kegirangan,sampai membuat lucia terkejut .
"apaan sih bikin gue kaget aja " ucap Lucia marah
"sini gue bisikin " Tiya mulai membisikkan ide agar bisa keluar dari apartemen itu.
"bagaimana???" tanya Tiya .
" oke, , gue setuju, mari kita siap siap" ucap Lucia.
30 menit berlalu kini mereka telah siap untuk keluar menemui wartawan itu.
"loe siap?" ucap Tiya, ,Lucia mengangguk.
tiya juga bersiap siap,dia menghitung mundur dan cklek,mereka keluar seperti biasa,seperti tidak ada masalah apapun,mendengar pintu di buka ,para wartawan itu langsung menyerbu Lucia dengan berbagai macam pertanyaan yang membuat lucia pusing.
" nona Lucia ,bagaimana tanggapan anda atas video anda yang terbesar luas bersama pembisnis muda itu?
"nona Lucia,apakah benar di video itu adalah anda sendiri?"
"nona Lucia, apakah anda akan menikah setelah video anda di sebar "
"permisi,, ,kamu mau keluar,beri kami jalan " ucap Tiya berjalan menggandeng Lucia sambil tangannya menghadang wartawan yang hendak bertanya banyak.
" tolong kasi kami kepastian nona Lucia "
" nona Lucia ,kami minta pendapat anda sedikit tentang berita itu ,apakah benar adanya?"
semakin mereka maju,semakin pula wartawan itu berkumpul mengerumuni mereka.
"tolong ya beri kami jalan, , kamu tidak bisa bernafas " teriak Tiya.
nona Lucia....
nona Lucia....
nona Lucia....
Lucia kesal,dia akhirnya mengangkat kepalanya saat di depan lift.
"baiklah, ,saya akan menjawab, ,sayaaa, , , "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments