Zea berlari kecil melewati koridor kantor, setelah panggilan dari Darion terputus. Langkah kakinya terdengar berat, seperti sedang memberitahu orang-orang yang ada di koridor tentang suasana hatinya. Beberapa pasang mata memang mengabaikannya, tetapi tidak dengan beberapa orang yang lain.
Sesampainya dia di ruangan yang berada di ujung koridor lantai dua, dia berhenti sejenak untuk menarik napas panjang, sebelum akhirnya ia mengetuk pintu dengan sopan. Suara serak dari seorang pria terdengar dari balik pintu, untuk memberinya izin masuk ke dalam.
“Ada perlu apa? Langkah kakimu yang berat terdengar jelas dari sisni.” Seorang pria muda terlihat berdiri sambil memegang ponsel.
“Maaf soal itu, Pak,” balas Zea penuh rasa bersalah atas tindakan gegabahnya.
“Tapi ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan Anda,” lanjut Zea menatap pria berumur 30 tahunan itu.
Pria yang sering di panggil Mike itu berbalik. Sorot matanya tajam menatap ke arah Zea. Dia terlihat mengambil napas dalam-dalam, sebelum akhirnya duduk di atas sandaran sofa.
“Katakan!” tegas Mike.
“Bulan lalu agenda tim 1 dan tim 2 sudah ditetapkan. Saya ingat dengan betul, diaganda saya tidak ada kerja sama dengan pendiri Nesh, lantas kenapa tiba-tiba pihak Nesh menghubungi saya?”
Mike terdiam untuk sejenak. Sepasang mata itu masih menatap Zea dengan kaku, seperti ada sesuatu yang membuatnya melakukan itu pada bawahannya. Sedangkan Zea justru diam mematung setelah mengatakan hal itu.
Pada awalnya, Zea selalu malas berurusan dengan Mike. Mungkin karena pria itu selalu memberinya tatapan tajam dan kaku, atau bisa juga lantaran sikap kasarnya. Bahkan meski gajinya dipotong tanpa pemberitahuan, atau perubahan jadwal yang mendadak seperti sekarang.
Namun kelihatannya, kali ini berbeda. Zea sudah bersusah payah mengumpulkan keberaniannya untuk mendatangi Mike dan bertanya.
“Sebelumnya kau tidak keberatan tentang pemindahan jadwal secara mendadak.” Mike merespon dengan ketus seperti biasa, membuat Zea hampir tidak bisa berkata apa-apa.
“Maaf, Pak. Hanya saja, Tuan Darion Walter adalah pebisnis penting. Ini terlalu mendadak untuk menyiapkan segala hal.”
Mike tiba-tiba bangkit dari duduknya sambil berkata, “Ini adalah NNC. Kau lupa?”
Jelas Zea tidak lupa. NNC memang salah satu stasiun televisi dengan rating tertinggi. Mereka selalu menyajikan acara dengan baik dan berkualitas. Akan tetapi, apa hubungan semua itu dengan perubahan jadwal yang mendadak?
Zea masih mencoba memahami kata-kata Mike. Namun sampai pria itu berjalan mendekatinya, dia masih belum bisa mengetahuinya.
“Tidak peduli kau di tim satu atau tim dua. Jika ada pembagian jadwal, kedua tim harus mempersiapkan segala hal kemungkinan, termasuk perubahan jadwal.” Begitu yang Mike ucap ketika berada dihadapan Zea.
Setelah mengatakan hal itu, Mike lantas membungkukkan tubuhnya sedikit. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zea, agar gadis itu bisa mendengarnya dengan baik.
“Jika kau keberatan, maka proteslah sejak awal. Kenapa sebelumnya kau hanya diam dan menerima?” ucap Mike yang kemudian beridiri tegak kembali.
Sekali lagi, perkataan Mike membuatnya diam membisu. Namun meski begitu, semua yang dikatakan Mike memang benar adanya. Seharusnya dia bisa protes sejak dulu, kenapa baru sekarang? Apa karena itu Darion, ayah mertua yang minggu lalu menghabiskan malam panas bersamanya?
Aksi protesnya pun gagal. Dia tidak bisa berkutik lantaran imbas dari sikap toleransinya pada pekerjaan yang dulu dia lakukan. Pada akhirnya, Zea dengan sangat terpaksa menerima perubahan mendadak dengan dasar sikap profesionalnya.
Keesokan hari, dengan keadaan yang sedikit gugup, Zea mencoba menghubungi perusahaan Darion. Ya, dia menghubungi perusahaan mertuanya, bukan menghubungi Darion secara langsung seperti yang Darion lakukan padanya kemarin.
“Halo, saya Azalea Ottmar dari stasiun televisi NNC.” begitulah perkenalannya singkat saat panggilan teleponnya berhasil tersambung.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Ya, itu terkait kontrak yang sudah ditandatangani Tuan Darion perihal wawancara dengan tim penyiar kami. Kapan sekiranya saya bisa membicarakan topik materi pada tuan Darion?”
Hening, tidak ada respon dari pihak Nesh saat Zea selesai menyampaikan maksud dan tujuannya. Sampai sepersekian detik berlalu, wanita yang bekerja untuk Nesh itu memberi jawaban.
“Maaf, jadwal Tuan Darion hari ini sangat padat. Kami akan menghubungi Anda jika sudah menemukan waktu yang pas.”
Zea hanya bisa memaklumi jawaban dari pihak Nesh pada saat itu. Bagaimanapun, ini adalah resiko jika mereka memiliki narasumber seorang pebisnis sukses yang hampir tidak punya waktu untuk membahas materi.
Akan tetapi, Zea masih belum menyerah dan menunggu begitu saja. Dia masih mencoba menghubungi pihak Nesh untuk bisa bertemu dengan Darion. Namun lagi-lagi dia mendapat jawaban yang sama.
Sebenarnya, dia bisa saja menghubungi Darion secara langsung untuk menanyakan jadwalnya, lantaran ia sudah memiliki nomor pribadinya. Namun, Zea lebih memilih menjalankan sesuai prosedur dengan menghubungi Darion melalui perusahaannya. Hingga akhirnya, dia mulai putus asa pada hari ke lima.
Zea terlihat berdiri di depan jendela yang ada di area tangga darurat. Matanya fokus menatap langit-langit sambil bersedekap tangan. Entah, hal apa yang dia pikirkan pada saat itu.
Setelah menarik napas panjang, ia merogoh saku mantelnya. Dia mengambil ponsel, lalu mulai mencari sesutau disana. Namun sepertinya dia belum selesai dengan urusannya, sampai ponsel yang dipegangnya itu tiba-tiba berdering.
“Aku dengar, kau mencariku.” Suara lantang nan berat seorang pria terdengar amat jelas ketika Zea menjawab panggilan dari ponselnya.
“Padahal kau punya nomor pribadiku, kenapa repot-repot menghubungi kantor?” lanjutnya.
Zea mengangkat sedikit sudut bibirnya sambil membuang napas panjang. Menyesali perbuatan konyolnya yang membuang banyak waktu berharga, hanya demi perasaan pribadi.
“Benar, kenapa saya melakukan itu? Padahal perusahaan tidak peduli bagaimana cara saya agar bisa menghubungi narasumber.” begitulah jawaban Zea.
“Kau sudah makan siang? Ayo pergi ke Victoria di dekat kantormu. Kita bisa sekalian membahas hal yang ingin kau bahas.”
“Anda ada di dekat sini?”
“Tidak. Tapi aku tidak butuh waktu lama untuk sampai di sana.”
Zea tidak bertanya lebih jauh lagi dan langsung menerima tawaran dari Darion untuk makan siang, sekaligus membicarakan beberapa hal terkait kerja sama Nesh dengan NNC.
...☆TBC☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
74 Jameela
Masyaa Allah..sungguh indah ciptaan-Mu Yaa Robb..maksimal tonok cakepnyuuuuaaa😍
2024-12-27
0
wikha Sandra
begitu indah sekaleee ciptaan-Mu Tuhan
2024-12-25
1
irul 乂 WIBUSOFT
kerennnnnnnnn, visual darionnnn/Heart//Heart//Heart/
2024-10-13
1