Bab 7 - Ciptaan Tuhan

Keesokan harinya

Saat ini Eva sudah siap dengan memakai seragam sekolahnya, lalu menyisir rambutnya yang sepanjang siku agar terlihat rapi. Setelah itu, Eva pun menuju meja belajarnya menyiapkan beberapa buku yang kemarin malam belum dia masukkan ke dalam tasnya.

Dengan cepat dia memakai sepatunya lalu menuju ke arah dapur dimana dirinya sedang ditunggu oleh sang Mama tercinta.

"Mama." Ucapnya lalu memeluk pinggang ramping sang Mama.

Mama Eva hanya menggeleng karena sudah terbiasa dengan tingkah sang putri. "Sudah ih, jangan peluk Mama lagi. Sekarang sarapan." Ucap Mama Eva lalu menaruh kotak bekal beserta botol air ke dalam tas Eva.

Eva pun sarapan dengan khidmat sembari mengobrol santai dengan sang Mama.

Setelah selesai sarapan, Eva mengambil tasnya lalu menghampiri ibunya yang sedang mencuci piring. "Eva berangkat ya ma." Ucapnya lalu mencium pipi kanan sang Mama. Dan setelahnya pergi dengan sedikit berlari.

"Hati-hati nak!" Teriak Mama Eva mewanti-wanti sang putri yang tampak tergesa-gesa.

Seperti biasa setiap harinya, Eva akan mengambil roti sebelum dia berangkat ke sekolah.

*

Di lorong sekolah, setelah mengantarkan roti dagangannya, Eva dengan tergesa-gesa sedikit berlari, karena jam mata pelajaran pertama akan segera dimulai. Karena berjalan dengan tergesa-gesa Eva pun tidak melihat jalan saat berjalan, sehingga menabrak seseorang.

Bruk!

Eva pun jatuh terduduk sementara orang yang dia tabrak tidak terjatuh, hanya saja barang dan tumpukan kertas yang dibawa oleh orang itu berserakan kemana-mana.

"Auch!" Isss sakit." Lirih Eva sembari memijat kakinya yang sakit. Dan mungkin saja kakinya keseleo.

Orang yang ditabrak oleh Eva pun memunguti barang dan kertas yang berserakan di lantai. "Kalau jalan lihat pakai mata! Sudah tahu ini lorong masih juga lari-lari." Ucapnya sedikit marah dengan menatap Eva tajam setajam silet.

Eva pun mendongak, guna melihat wajah orang yang dia tabrak tadi. Dan deg! Satu kata yang ada di pikiran Eva saat ini, TAMPAN. Ya, orang yang dia tabrak adalah seorang laki-laki tampan dengan proporsi tubuh yang sudah menyerupai atlet dan jas yang membalut tubuhnya.

Eva pun terbengong melihat ciptaan tuhan yang sangat paripurna itu. Eva sendiri sedang berkhayal bahwa laki-laki di depannya ini cogan seperti drama Korea yang selalu dia tonton. Yang memiliki sifat baik dan romantis.

"Hei! Malah bengong lagi. Kalau mau bengong jangan disini, menghalangi jalan saja!" Ucapnya ketus, dan seketika Eva yang sedang mengaguminya menjadi tersadar kembali. Bahwa kenyataan sangatlah berbeda dengan khayalan yang kita pikirkan.

Eva pun berdiri dari duduknya. "Maafkan saya, karena tidak lihat-lihat ketika berjalan." Ucapnya sedikit membungkuk.

"Ck!" Laki-laki itu hanya berdecak kesal.

Mendengar permintaan maafnya hanya ditanggapi dengan decakan membuat Eva sangat kesal. "Hei, tuan saya sudah minta maaf ya. Setidaknya jawab kek, balah cak cek cak cek kayak cicak!"

Laki-laki itu pun pergi setelah mendengar Eva yang berbicara padanya. Karena menurutnya hanya akan membuang-buang waktu meladeni Omelan Eva.

Eva pun menatap kepergian laki-laki itu dengan tatapan cengo. "Heh, malah pergi. Kalo ngasih tau yang lembut dikit lah, ngomong udah kayak iklan Lifebuy aja, jangan lari-lari." Gerutunya sambil berjalan menuju kelasnya yang sudah dekat.

Sementara laki-laki tersebut berbalik sembari menatap Eva yang sudah menjauh dari pandangannya. 'Labil.' batinnya berucap.

*

Eva pun sudah sampai di kelasnya lalu duduk di bangkunya. Dia pun menjatuhkan kepalanya dengan tangannya yang berada di bangku untuk merebahkan sebentar kepalanya. Jujur saja kaki dan tubuhnya sudah lelah padahal waktu masih pagi.

"Ye, ni anak baru dateng langsung molor." Grace datang lalu menepuk pelan bahu Eva.

"Ho'oh, bentar lagi pelajaran kimia loh." Ucap Mitha menimpali perkataan Grace.

Eva mengangkat sedikit kepalanya. "Capek njir lari-lari, mana nabrak orang lagi. Mana kaki sakit sakit banget." Keluh Eva.

"Yang sabar ya, bentar lagi ada guru baru dateng." Ucap Grace.

"Apa hubungannya coba?!" Eva pun kesal.

Grace pun mengangkat bahunya. "Ya, siapa tahu sakitnya ilang sesudah lihat guru cogan baru kita." Ucapnya.

Eva yang ingin menjawab ucapan Grace pun urung ketika melihat seseorang masuk ke ruangan kelasnya.

Deg!

"D-dia?! Tidak mungkin!" Gumam Eva .

Bersambung……

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

jangan2 orang yg td tabrakan ya

2025-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal
2 Bab 2 - 3 Serangkai
3 Bab 3 - Kita Semua Sama
4 Bab 4 - Selalu Ada
5 Bab 5 - Memperkirakan Akan Terjadi
6 Bab 6 - Tidak Akan Meninggalkan
7 Bab 7 - Ciptaan Tuhan
8 Bab 8 - Guru Baru!
9 Bab 9 - Jawab Pertanyaan Saya!
10 Bab 10 - Kenyataan
11 Bab 11 - Masa Muda
12 Bab 12 - Memang Terbaik!
13 Bab 13 - Menjenguk
14 Bab 14 - Ritme Yang Sama
15 Bab 15 - Olimpiade
16 Bab 16 - Iri
17 Bab 17 - Sudah Cukup!
18 Bab 18 - Hukuman Yang Pantas
19 Bab 19 - Menantang Maut
20 Bab 20 - Mau Tau?
21 Bab 21 - Tidak Dinantikan
22 Bab 22 - Mengikuti Aturannya
23 Bab 23 - Pak Theo Tersenyum?
24 Bab 24 - Kejedot Tembok?
25 Bab 25 - Berpikiran Buruk
26 Bab 26 - Tidak Tahu Malu
27 Bab 27 - How Hard You Tried
28 Bab 28 - Sejenak Terkunci
29 Bab 29 - I Love You
30 Bab 30 - Kelinci Percobaan
31 Bab 31 - Harus Bangkit!
32 Bab 32 - Hal Yang Wajar
33 Bab 33 - Akal Sehat
34 Bab 34 - Menang
35 Bab 35 - Perlu Saya Gendong?
36 Bab 36 - Penuh Kejutan
37 Bab 37 - Menjadi Kekuatan
38 Bab 38 - Tetap Killer Teacher
39 Bab 39 - Peraportan
40 Bab 40 - Tidak Mau Menerima Alasan
41 Bab 41 - Tidak Mencerminkan Status
42 Bab 42 - Gadis Berwajah Datar
43 Bab 43 - Tragedi
44 Bab 44 - Tunggu Aku!
45 Bab 45 - Untuk Menjemputmu
46 Bab 46 - Pertemuan Pertama
47 Bab 47 - Ingin Kupeluk Lalu….
48 Bab 48 - Kesayanganku
49 Bab 49 - Dengan Cara Lain?
50 Bab 50 - Menyukai Bahkan Mencintai
51 Bab 51 - Percakapan Ibu Dan Anak
52 Bab 52 - Bagai Disambar Petir
53 Bab 53 - Duka
54 Bab 54 - Izinkan Aku Menikahimu
55 Bab 55 - Pernikahan Sederhana
56 Bab 56 - Selalu Ada
57 Bab 57 - Kecupan Manis
58 Bab 58 - Tidak Dapat Melihatnya
59 Bab 59 - Bagai Air dan Minyak
60 Bab 60 - Tuan Putri
61 Bab 61 - Bisa Memilikinya?
62 Bab 62 - Davidson Company
63 Bab 63 - Biarkan Seperti Ini
64 Bab 64 - Bertemu Mertua
65 Bab 65 - Berbuat Macam-Macam
66 Bab 66 - My Killer Teacher My Husband
67 Bab 67 - Aku Hadiahnya
68 Bab 68 - Cantik-Cantik Budeg!
69 Bab 69 - Takdir Tuhan
70 Bab 70 - Bagaimana Rasanya?
71 Bab 71 - Lembaran Baru
72 Bab 72 - Bukti
73 Bab 73 - Pengganggu
74 Bab 74 - Different Girl
75 Bab 75 - Sangat Janggal
76 Bab 76 - Jejak
77 Bab 77 - Agresif
78 Bab 78 - Pekerjaanku
79 Bab 79 - Usaha Dan Tekad
80 Bab 80 - Tidak Asing
81 Bab 81 - Pesta
82 Bab 82 - Pesta 2
83 Bab 83 - Putriku!
84 Bab 84 - Kebenaran
85 Bab 85 - Masa lalu
86 Bab 86 - Masa Lalu 2
87 Bab 87 - Tidak Ingin Kehilangan Lagi
88 Bab 88 - Pengampunan
89 Bab 89 - Sudut Pandang
90 Bab 90 - Memaafkan
91 Bab 91 - Separuh Jiwaku
92 Bab 92 - Apapun Untuk Kesayanganku
93 Bab 93 - Keinginan Kakek
94 Bab 94 - Kepulangan Grace
95 Bab 95 - Rencana Brian
96 Bab 96 - Waktu Bersama (END)
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 - Awal
2
Bab 2 - 3 Serangkai
3
Bab 3 - Kita Semua Sama
4
Bab 4 - Selalu Ada
5
Bab 5 - Memperkirakan Akan Terjadi
6
Bab 6 - Tidak Akan Meninggalkan
7
Bab 7 - Ciptaan Tuhan
8
Bab 8 - Guru Baru!
9
Bab 9 - Jawab Pertanyaan Saya!
10
Bab 10 - Kenyataan
11
Bab 11 - Masa Muda
12
Bab 12 - Memang Terbaik!
13
Bab 13 - Menjenguk
14
Bab 14 - Ritme Yang Sama
15
Bab 15 - Olimpiade
16
Bab 16 - Iri
17
Bab 17 - Sudah Cukup!
18
Bab 18 - Hukuman Yang Pantas
19
Bab 19 - Menantang Maut
20
Bab 20 - Mau Tau?
21
Bab 21 - Tidak Dinantikan
22
Bab 22 - Mengikuti Aturannya
23
Bab 23 - Pak Theo Tersenyum?
24
Bab 24 - Kejedot Tembok?
25
Bab 25 - Berpikiran Buruk
26
Bab 26 - Tidak Tahu Malu
27
Bab 27 - How Hard You Tried
28
Bab 28 - Sejenak Terkunci
29
Bab 29 - I Love You
30
Bab 30 - Kelinci Percobaan
31
Bab 31 - Harus Bangkit!
32
Bab 32 - Hal Yang Wajar
33
Bab 33 - Akal Sehat
34
Bab 34 - Menang
35
Bab 35 - Perlu Saya Gendong?
36
Bab 36 - Penuh Kejutan
37
Bab 37 - Menjadi Kekuatan
38
Bab 38 - Tetap Killer Teacher
39
Bab 39 - Peraportan
40
Bab 40 - Tidak Mau Menerima Alasan
41
Bab 41 - Tidak Mencerminkan Status
42
Bab 42 - Gadis Berwajah Datar
43
Bab 43 - Tragedi
44
Bab 44 - Tunggu Aku!
45
Bab 45 - Untuk Menjemputmu
46
Bab 46 - Pertemuan Pertama
47
Bab 47 - Ingin Kupeluk Lalu….
48
Bab 48 - Kesayanganku
49
Bab 49 - Dengan Cara Lain?
50
Bab 50 - Menyukai Bahkan Mencintai
51
Bab 51 - Percakapan Ibu Dan Anak
52
Bab 52 - Bagai Disambar Petir
53
Bab 53 - Duka
54
Bab 54 - Izinkan Aku Menikahimu
55
Bab 55 - Pernikahan Sederhana
56
Bab 56 - Selalu Ada
57
Bab 57 - Kecupan Manis
58
Bab 58 - Tidak Dapat Melihatnya
59
Bab 59 - Bagai Air dan Minyak
60
Bab 60 - Tuan Putri
61
Bab 61 - Bisa Memilikinya?
62
Bab 62 - Davidson Company
63
Bab 63 - Biarkan Seperti Ini
64
Bab 64 - Bertemu Mertua
65
Bab 65 - Berbuat Macam-Macam
66
Bab 66 - My Killer Teacher My Husband
67
Bab 67 - Aku Hadiahnya
68
Bab 68 - Cantik-Cantik Budeg!
69
Bab 69 - Takdir Tuhan
70
Bab 70 - Bagaimana Rasanya?
71
Bab 71 - Lembaran Baru
72
Bab 72 - Bukti
73
Bab 73 - Pengganggu
74
Bab 74 - Different Girl
75
Bab 75 - Sangat Janggal
76
Bab 76 - Jejak
77
Bab 77 - Agresif
78
Bab 78 - Pekerjaanku
79
Bab 79 - Usaha Dan Tekad
80
Bab 80 - Tidak Asing
81
Bab 81 - Pesta
82
Bab 82 - Pesta 2
83
Bab 83 - Putriku!
84
Bab 84 - Kebenaran
85
Bab 85 - Masa lalu
86
Bab 86 - Masa Lalu 2
87
Bab 87 - Tidak Ingin Kehilangan Lagi
88
Bab 88 - Pengampunan
89
Bab 89 - Sudut Pandang
90
Bab 90 - Memaafkan
91
Bab 91 - Separuh Jiwaku
92
Bab 92 - Apapun Untuk Kesayanganku
93
Bab 93 - Keinginan Kakek
94
Bab 94 - Kepulangan Grace
95
Bab 95 - Rencana Brian
96
Bab 96 - Waktu Bersama (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!