Esok harinya, Mila seperti biasa ia bekerja tanpa melihat Kenan, karena yang ia dengar ia sedang tugas menjadi pilot. Di kantor ini hanya dua sampai tiga kali dalam seminggu, dalam hitungan jam di perusahaan property.
Sangat leluasa Mila mengerjakan pekerjaannya, hingga tak terasa sudah malam ia akan pulang. Baru saja ia keluar dalam sebuah halte, menuju perumahannya, melewati fly over khusus pejalan kaki, Mila terkejut akan seseorang memanggilnya.
Saat berjalan menuju ruangan, seseorang memanggilnya dengan gaya setelan pengantar makanan delivery.
"Mila..." teriaknya.
Hah!
Mila menatap Rey, dengan pakaian hitam dan topi kuning, dengan membawa box pizza. Ada rasa syok, kenapa Rey, bisa segila ini ke kantornya mengejarnya, seolah mencari perhatian.
"Mas Rey, astaga ku mohon mas pergi! Ini masih dekat kantor loh!"
"Ya, siapa bilang bukan kantor. Mila aku minta maaf soal kemarin aku datang ke kantor dan menunggumu hingga malam, aku datang untuk...,"
Mila melepas berusaha lari, kabur dari Rey sebelum Rey, menjelaskan dan bicara soal kedua anak anaknya. Entah apa yang dipikiran ibunya, sehingga ia mempercayakan Rey untuk menjaganya, meski ditendang dari keluarga. Tapi Mila hanya ingin hidup tenang, dengan kedua anak anaknya dan hidup dengan stabil bahagia. Setelah pindah rumah pun, kenapa Mila selalu saja di bayang bayang ketakutan hidup pria, sudah tiga kali pindahan masih saja bertemu.
Rey, mengejar Mila, ia belum selesai bicara tapi sudah ditinggal lari.
Rey mengejarnya, hingga Mila menepi ke sebuah dinding ruangan yang berleter L dan berbalik dengan cepat agar menjauh dari Rey.
Mila berusaha agar sampai di ujung sudut ruangan, menyambung ruangannya, karena hanya khusus staff dan oranglain tak bisa masuk.
Mila berlari dan berbelok arah, ketika tangannya hampir di raih oleh Rey. Tubuhnya terpental tubuh seseorang, yang ikut menyangganya dengan sempurna. Mila cukup terkejut dan merangkul tepat di balik celah jenjang leher kokoh yang berdiri tegap. Mereka saling terkejud dan menatap satu sama lain.
Haaaah!!
Aaaakh ...!
Mila menatap sempurna ketika tubuhnya memeluk Kenan, saat berbelok arah yang berlawanan. Karena ia tak tau jika Kenan juga akan melewatinya. Sontak Kenan ikut terkejut akan pelukan spontan dan menatap tajam ketika ada pria yang mengejar Mila, meski itu bukan urusan Kenan, tapi kali ini Kenan menatap tajam, karena pria itu lagi berani menganggu karyawannya seolah mengintil.
Sehingga Mila yang ingin bangun, Kenan membalas pelukan dan merangkul punggung indah Mila.
"Eh, apa yang kamu lakukan. Lepas!"
Kenan pun, berbisik lembut pada Mila, ia menatap mata indah yang panik, debaran jantung yang menempel dan jelas kencang terasa.
"Ada apa sayang?"
Kenan melirik Mila dan menatap ke arah Rey. Mila terdiam dan menjawab dengan terbata tak percaya.
'Aku harus jawab apa, jika aku melepas pelukan sama saja aku memihak Rey. Jika aku tidak melepas sama saja aku memihak pria masa lalu, roh iblis yang ku benci ini dan Rey akan mengira aku di pihaknya, kenapa aku jadi simalakama. Tidak memihak keduanya tapi ...' batin Mila.
Mila menutup mata tak percaya, ia bagai ada di dua gunung di dataran rendah yang harus memilih salah satunya, tapi kembali pada mantan ayah dari anak anaknya itu, Mila tak sanggup jika harus tersakiti untuk kedua kalinya. Bahkan kembali pada Rey yang mengejarnya karena bisnis keluarga, Mila tak suka karena menganggap Rey sebagai kakak penolong usaha ayahnya yang tidak jadi bangkrut, karena ulah keluarga Kenan untuk pergi sejauh mungkin dari kehidupan Kenan.
"Kenapa kamu diam sayang?" bisik Kenan, semakin erat.
"Kau, jangan lagi ganggu wanitaku! kau tahu siapa aku kan?"
Rey pernah melihat samar pria di depannya, keluarga pemilik proyek terbesar dan konon ia adalah seorang pilot disegani karena ketampanan, dan kekayaan unlimited.
"Mila kita bicara lain waktu, aku tidak percaya kau dan dia sok ganteng ini, punya hubungan denganmu." ujar Rey, pergi mengendarai motor besarnya.
Mila melepas eratan peluk Kenan, hampir mendorong tubuh Kenan! Hingga kenan tercekat senyum melihat wanita yang masih ada dihatinya itu, sementara Heru sebagai asisten, ia amat penat karena wajah Kenan 90° berubah senyum dan lebih tepatnya mirip pria bucin kepada wanita, tidak kaku dan tegang seperti di kantor dan menjadi pilot yang selalu menjaga image.
"Aku tidak berhutang padamu kan! kita profesional, dan aku harus pulang, permisi."
"Aku antar Mila."
"Rumahku bukan disini, jadi tetaplah menjadi bos dan atasan Tuan Kenan. Kita tidak pernah mengenal, lagi pula aku hanya bertahan menjadi office girl, agar aku tidak memberi denda 10 juta, pada perusahaan merugikan di kantor anda."
Gleuuk!
Kenan tak bisa menjawab, entah soal Mila, Kenan seperti pria hilang akal tidak bisa marah.
Heru kali ini menelan saliva, baru kali ini bosnya ditolak mentah. Sadar jika Kenan di permalukan ditolak mentah, Kenan menatap dua jari agar Heru bungkam.
Pasalnya Kenan, adalah pria yang sering bergonta ganti pasangan, bahkan pernikahannya saja diambang perceraian karena Kenan, selalu chating online, double date dengan para seleb hits, dikalangan selebgram yang kerja sama, tapi Kenan diuntungkan sehingga ia menerima, siapa lagi yang bisa menolak bersama wanita cantik. Dan wanita cantik pun tidak menolak, karena merasa di untungkan bisa berfoto, apalagi masuk berita dengan pria bernama Kenan.
Kenan hanya bisa melihat Mila pergi, dengan sebuah ojek online dan berlalu begitu saja. Sambil memikirkan cara untuk bisa dimaafkan oleh masa lalunya dengan wanita itu. Ia juga penasaran bagaimana kehidupan Mila saat ini, sampai sampai ia menjadi office girl dikantornya.
"Heru, kau bilang rumah Mila di daerah sini?"
"Benar bos! sesuai dokumen kantor, tapi jika Mila bicara rumahnya jauh dari sini. Bisa saja dia sedang menghindar."
"Begitukah, apakah dia begitu membenciku?" ujar Kenan, berputar dan jalan ke kiri dan kanan sambil bergerutu, sementara Heru mengikuti langkah kaki sang bos yang tampak lusuh.
"Kau tahu kan, aku tampan. Tidak sedikit wanita, pramugari, selebriti dekat denganku, sehingga aku selalu jaga image dingin, dan cool?" tanya Kenan.
"Benar bos! tapi hanya gadis bernama Mila, anda seperti jatuh harga diri anda bos, bahkan seperti memohon meminta diperhatikan untuk dekat dengan ...."
"Kau bilang apa?" tajam Kenan.
"Ahaa, bos rapat penting. Dan nyonya Sheila sudah hubungi berkali kali. Apa.." belum sempat Heru bicara sudah di potong menuju mobil.
"Tolong cepat proses perceraianku dengannya! ayo kita berangkat sekarang!" teriak Kenan, sudah masuk ke dalam mobil, membuat Heru hanya menggeleng kepala.
'Huuft! sabarkan aku Tuhan.' gerutu batin Heru, menghela nafas.
Akan tetapi saat itu, Kenan meminta berhenti ditengah jalan, setelah mobil berjalan selama puluhan menit.
Stop!! teriak Kenan.
"Stop! Heru, kau lihat dua anak itu. Bukankah salah satunya, anak laki laki yang pernah melukis mobilku kan?"
"Benar bos."
"Cepat ikuti dia! aku merasa tertarik pada dua bocah itu."
"Tapi dia masuk ke kedai Alfa bos. Apa kita menunggunya?" Heru menoleh, dan tahu arti tatapan tajam Kenan.
"Baik bos. Kita akan mengikutinya dari sini." Heru pun kembali fokus, dibanding salah kerja ia akan di potong bonus gajinya selama setahun.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
nyai ajeng
kemanapun pergi jdooh mah pasti ketemu mulu ya. apakah alfa di endorse tor hahahah
2023-01-13
0
RIMA
terlalu halu jadi pilot itu ribet di waktu lah ini punya perusahaan cuma datang tiga kali. minum obat tor🤣🤣
2023-01-05
1
juli
nikha bisnis tanpa eheem yakin loh kenan
2023-01-05
1