Mila menatap gedung, dimana itu adalah perusahaan Property terbesar, yang memiliki beberapa bidang anak usaha terbesar di kota yang ia lihat.
Perusahaan ini sangat besar dan tak jauh beda dari perusahaan ia bekerja satu tahun terakhir. Mila memberikan map coklat untuk melamar sebagai Kasir. Tapi nahas yang tersisa hanya satu untuk petugas kebersihan dan membuatkan kopi untuk para atasan ketika Mereka menginginkan.
Mila yang memang membutuhkan ia pun segera mengangguk dan menerima tawaran dari salah seorang spv yang kebetulan kalang kabut karena satu karyawan telah dipecat atas kasus penggelapan dana. Dan harus mencari gantinya dalam sekejap.
"Kamu yakin, kamu lulusan sarjana lho?"
Mila memaksa dan tetap menerima, tanpa aba aba pun ia diterima sebagai karyawan itu. Dan esok ia harus segera masuk dengan jadwal yang ditentukan. Mila pun diantar untuk membuat nametag nama karyawan dan mengambil dua seragam ganti untuknya bekerja esok.
"Baiklah pak, saya terima pekerjaan ini gpp."
Setelah sampai dirumah Mila menatap wajah dua raja dan ratu kebahagiannya. Mila membersihkan diri dan memeluk sang anak. Hal yang sulit ia harus membesarkan tanpa sosok Pria yang ia cintai. Baginya cinta itu telah mati dan lebih buruknya ia telah ternoda tak mungkin ada pria yang menerimanya kelak. Jadi Mila fokus membesarkan kedua anak anaknya saja dan bekerja adalah hal utama.
Keesokan harinya, Mila telah berada dalam kantor property, ia menunduk ketika seseorang turun dari mobil mewah. Hal itu ia lakukan karena perintah Spv ketika atasan datang ia harus menunduk.
"Pak Kenan sudah tiba." bisik seseorang disebelah Mila.
'Kenan ..?' batin Mila, tak berani menoleh.
Heru sang asisten pun mengikuti Kenan. Namun pertama kalinya ia menatap bos nya itu menatap karyawan petugas kebersihan dengan tak berkedip. Kenan melangkah tapi sorot mata nya menuju wajah wanita yang memang baru ia kenal.
"Maaf pak.. dia Mila karyawan baru." ucap Spv bernama Lina.
Pak Kenan dan asisten Heru pun melangkah dan melewati ke ruangannya. Hingga tiba satu jam kemudian Mila di perintahkan membuatkan teh ke ruangan atasan. Mila yang bingung pun harus bertanya dan meminta pada karyawan lain untuk takaran serta dimana letak ruangan atasan bernama Kenan.
'Aku berharap bukan dia, pasti namanya saja yang mirip?' gumam Mila.
Lantai tujuh dimana ruangan itu menjulur pintu yang besar. Mila masuk sebuah pintu terbuka begitu saja, membuat Mila kebingungan.
Mila menatap di dalam ruangan itu hanya Seorang pria tampan, hidung yang amat mancung meski dari jarak sedikit Jauh. Mila menghela nafas ia mengingat kejadian malam itu seolah pria itu mirip di ingatkan pada masa lalunya.
"Tidak sepertinya bukan pria itu."
Mila segera masuk dan melewati celah pintu dan menuju dekat pada atasannya itu.
"Maaf pak, saya sedikit lama. Saya letakkan dimana pak."
Pria itu tak menghiraukan hanya menunjuk dengan sebuah koran. Jika Mila harus meletakkannya di ujung dekat sebuah bingkai foto. Dan Mila pun meletakkannya, lalu pamit dan berlalu, ketika ia membalikan tubuhnya dalam tiga langkah.
"Tunggu.. siapa namamu?"
"Sa- saya Mila Pak."
Mila terhenti dan tak berani menoleh kebelakang. Namun pria bertubuh tinggi itu mendekat dan tepat di hadapannya.
"Angkat Wajahmu!"
"Ta- tapi saya tidak berani pak." dengan kilat Pak Kenan mengangkat wajah Mila dengan tangannya.
"Maaf pak..., apa saya membuat ke-sal-ahan?"
"Ka- kamu Mila Miranda?"
"Ken-nan. Maaf anda sepertinya salah orang pak!"
Mila pergi, saat itu juga ia seolah merasa terpukul ketika kembali pada pria masa lalunya. Sehingga ia segera bergegas pulang saat itu juga, dan mengajukan surat resign.
"Bu Lina, saya resign. Maafkan saya bu! saya ada tawaran pekerjaan lain." ujarnya.
"Eeh, eh apa apaan ini?" lirih Lina Spv.
Sementara Kenan kembali duduk, rasanya di ingatkan masa lalu membuatnya ingin mengejar keberadaan wanita yang ia cari, namun langkahnya terhenti.
"Pak! Hari ini landing ke swiss. Mari kita berangkat!" ujar Heru, membawa seragam pilot sang bos kala itu, meninggalkan nama seorang ceo di perusahaan Property Sun.
Kenan tak jadi mengejar Mila, sehingga waktu tersingkat nya membuat tidak Fokus, Kenan kembali pada beberapa tahun lalu.
"Heru, jika kau mendapati orang yang kamu cari kembali, apa yang kamu lakukan?"
"Pak! apakah saya tidak salah dengar?" jawab Heru.
"Lupakanlah! mari kita bersiap ke bandara."
"Baik Tuan! tapi saran saya, anda harus bereskan, masalah anda dengan nyonya Shela, sebelum menemuinya." ujar Heru, lalu menancapkan pedal gas.
***
Setelah sampai rumah Mila kembali pulang. Dan sampai depan rumah ia disambut oleh Raja dan Ratu peri kebahagiaannya.
"Mama.. udah pulang Yeey." ucap Kanya. Tak lama Bima pun memeluk sang Mama.
"Mama.. ayo main, Bima dan Kanya ingin mewarnai boleh?"
"Oke sayang.. Mama bersiap dan mandi dulu ya."
Kedua anak itu mengangguk dan saling bergandengan. Mereka menuju ruang TV menunggu sang mama tiba. Sang bibi pun ikut menemani dan saling bercerita. Pangeran dan Putri. Hingga selesai Mila makan malam bersama, dan saling ikut membaca dongeng setelah ia menemani sang anak melukis dan mewarnai.
Di malam hari ia membuka website tentang siapa Kenan di Perusahaan Property Sun. Mila pun begitu terkejut ketika ia menemukan perusahaan itu adalah saingan bisnis kedua orangtua dahulu yang menyebabkan kebangkrutan. Sudah menjadi bubur yang Mila harus lakukan adalah untuk menjauh dari daerah kantor tersebut, agar Mila tak pernah lagi bertemu.
"Bunda kenapa bengong, apa ada yang jahati bunda?" tanya Bima, bocah itu membuat lamunan Mila senyum.
"Iy bunda, kasih tahu kami Bun. Biar kita pukul pakai ini!" ucap Kanya, mengangkat tongkat peri.
"Kita sihir jadi kodok ya dik. Kalau ada yang berani jahatin bunda." bisik Bima pada Kanya.
"Heuuh! iya kak, betul banget itu." celotehnya membuat Mila sebagai seorang ibu manapun terhibur.
"Enggak sayang! Bunda gak apa apa kok, sekarang kamu mau makan kue gak? biar bunda buatin puding, atau cake .. ?"
"Pancake aja bun." serentak.
Sehingga Mila menyiapkan diri membuat pancake durian yang anak anak sukai. Hingga beberapa saat mereka kembali bermain hingga lelah, ada perasaan yang membuat Mila ketakutan. Ia berharap Kenan tidak pernah datang mencarinya, apalagi tahu keberadaan kedua anak anak yang ia sembunyikan.
Tok! Tok!
Sebuah pintu terketuk, membuat Mila menatap siapa yang datang semalam ini, sesaat bibi Roh beranjak ingin melihatnya siapakah tamu yang datang.
"Bi, jangan dibuka!" teriak Mila, membuat mata sang bibi dan kedua anak anaknya menoleh.
"Kenapa non?" ikut terkejut.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
nabil
nyangkut di baby genius. aku hadir tor setelah baca asna menyanyat hati enggan untuk mendua istri. materi cukup tapi waktu tidak bisa dibohongi untuk berlaku adil
2023-01-05
1
yogo
mila oh mila meresahkan secantik apa kamu kenapa bisa ikutan party. penyebab dalang yang bikin mila dan kenan enggak sadar dari mana ni
2023-01-05
0
isnaini naini
jangan mnghindar mila...anak2kan butuh sosok daddy nya
2022-12-08
1