Suami Berondongku

Suami Berondongku

Bab 1

Tubuh seorang pria muda yang masih berstatus SMA itu menegang. Dia telah melepaskan sesuatu dalam dirinya ke dalam milik seorang gadis dewasa yang terpaut 5 tahun darinya.

"Cell, makasih untuk malam ini. Kau sudah menolongku," ucap wanita itu sembari menyisipkan wajahnya ke dada bidang Marcel.

"Marcell minta maaf ya Kak! Maaf sudah menodai kesucian Kak Anggi," bisik Marcell di telinga gadis bernama Anggika itu. Nada menyesal begitu terdengar dari suara pria muda itu.

Gadis bernama Anggi itu menggeleng. Semua yang telah terjadi bukan sepenuhnya salah Marcell, namun juga dirinya.

Mungkin yang paling bersalah ada keadaan waktu itu.

Mulai dari Anggi yang di tinggalkan teman-temannya di hutan kala mereka sedang camping. Kemudian tanpa sengaja bertemu dengan Marcell di tengah jalan saat dia berusaha mencari jalan pulang. Ia sedikit beruntung karena bisa menumpang pada motor yang Marcell kendarai.

Namun, belum motor Marcell melaju dengan jauh, tiba-tiba saja motor itu malah mogok di tengah jalan.

Hampir satu jam mereka mendorong motor itu untuk mencari sebuah bengkel. Namun hasilnya sia-sia. Sepanjang mereka mendorong, tak mereka temukan sebuah bengkel di jalan dekat hutan itu.

Dan yang lebih sial lagi, langit tiba-tiba menurunkan hujan dan petir. Hingga membuat keduanya segera mencari tempat untuk berteduh.

Dan sampailah mereka di sebuah rumah kecil di dekat hutan. Rupanya rumah tersebut tak berpenghuni alias kosong. Mereka yang basah kuyup, memilih untuk berteduh di tempat itu.

Namun setelah menunggu hingga beberapa jam, hujan tak kunjung reda juga. Tubuh Anggi yang basah kuyup pun semakin menggigil dan wajahnya menjadi pucat.

Melihat hal itu, Marcell begitu panik dan juga takut. Dengan beraninya, Marcell membuka pakaian yang melekat di tubuhnya dan menempelkan tubuh hangatnya pada tubuh Anggi.

Anggi sedikit terkejut. Dia memeluk tubuh atas Marcell yang sudah polos.

Semakin lama, pergerakan Anggi membuat sesuatu dari dalam diri Marcell menegang. Membuat Marcell berani melakukan hal yang menuntut lebih.

Dengan pelan, tangan Marcell bergerak menuju kaos berwarna putih yang Anggi kenakan. Tanpa sadar, Anggi pun menerimanya.

Marcell semakin gencar menyentuh bagian tubuh Anggi.

Anggi seolah terbuai dan menerima setiap sentuhan tangan Marcell. Pemuda yang masih kelas 3 SMA itu memberanikan dirinya untuk melepaskan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuh Anggi.

Kini tubuh kedua insan itu sudah sama-sama polos. Marcell akhirnya mulai melakukan insting prianya untuk merasakan indahnya surga dunia yang baru pertama kali keduanya lakukan.

Penyatuan yang awalnya menyakitkan dan membutuhkan waktu untuk menerobosnya, kini membuat keduanya tak hentinya menikmati indahnya surga dunia.

Hujan deras dan langit malam di luar rumah kosong itu, menjadi saksi pergulatan panas kedua anak manusia yang tanpa ikatan tersebut.

Tubuh basah kuyup serta hawa dingin yang sebelumnya menusuk tulang, kini berubah menjadi hawa panas ketika mereka saling menyatukan diri.

"Kak, Marcell sudah tak tahan lagi!" seru Marcell dengan memompa tubuhnya semakin cepat.

Begitupun dengan Anggi. Gadis yang berusia lebih tua dari Marcell itu juga hampir sampai pada pusatnya.

"Marcell...!" Lenguhan itu pun membuat tubuh Anggi menegang. Sementara Marcell pun juga merasakan hal yang sedemikian rupa. Keduanya sama-sama merasakan kenikmatan yang sama sekali belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Tubuh Marcell ambruk di samping Anggi. Tangannya meraih tubuh Anggi dan membawanya ke dalam pelukannya.

***

Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali, Anggi terbangun terlebih dahulu. Kelopak matanya mulai mengerjap pelan seiring cahaya yang mulai masuk kedalam iris matanya.

Dia melihat Marcell yang tidur di sampingnya hanya mengenakan CD nya saja. Dia pun menyingkap jaket lembab milik Marcell yang menutupi tubuh polosnya.

"Akhh...." rintihanya saat hendak turun dari sebuah dipan usang itu. Anggi merasakan sakit dan juga perih pada miliknya di bawah sana.

Marcell mengerjapkan matanya setelah mendengar rintihan yang keluar dari bibir Anggi. "Kak, sudah bangun?"

"Perih sekali," ucap Anggi dengan lirih.

Marcell merasa begitu bersalah. "Maafin Marcell ya Kak. Marcell sudah bikin kakak seperti ini," kata Marcell.

"Sudahlah Cell, jangan terus menerus minta maaf. Anggap jika yang terjadi di antara kita tak pernah terjadi. Lagipula tidak akan ada yang tahu jika di antara kita tetap diam." Perkataan bodoh itu keluar begitu saja dari mulut Anggi.

"Tapi Kak!" Belum sempat Marcell menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk Anggi ia taruh di bibir Marcell bermaksud agar pria itu berhenti bicara.

"Lagipula kita melakukannya cuma sekali. Semoga saja tidak hamil." Anggi mengatakannya sementara dalam hatinya dia begitu takut jika hal itu akan terjadi.

"Jika seandainya Kakak sampai hamil, kakak cari Marcell ya? Kita jalani semua bersama." Marcell menatap wajah Anggi dengan serius.

Marcell mulai bangkit. Dia memungut pakaiannya juga Anggi yang tercecer. Bahkan dia juga membantu Anggi mengenakan pakaiannya. Pria muda itu terlihat begitu perhatian dan perduli kepada Anggi.

Keduanya sama-sama melakukan hal gila itu untuk pertama kalinya. Marcell baru pertama kali merasakan permainan ranj.ang, dan Anggi yang memberikan kesuciannya secara cuma-cuma kepada pria yang umurnya masih muda darinya.

Jika saja kedua orang tua Anggi sampai mengetahui hal yang Anggi lakukan, tentu saja mereka akan sangat marah dan kecewa.

Setelah mengenakan pakaian mereka, keduanya bergegas meninggalkan rumah kosong tersebut. Anggi berjalan dengan pelan karena masih merasakan sakit di bawah sana. Sementara Marcell mendorong motor gede nya yang mogok.

"Kak, jangan jalan kaki. Naik di sini saja. Biar aku yang mendorong motornya." ucap Marcell.

"Nggak usah Cell. Kakak bisa jalan. Kau tak perlu khawatir." Anggi memberikan seulas senyumannya.

Sejujurnya, Anggi mau saja menaiki motor itu. Hanya saja dia kasihan melihat Marcell yang pagi-pagi sudah berkeringat karena mendorong motor gede miliknya itu.

"Marcell serius ini Kak!" Marcell menghentikan langkahnya, sementara tangannya menahan motor tersebut. Marcell menatap Anggi dengan tersenyum kecil.

Anggi pun ikut menghentikan langkahnya. Dia menatap Marcell yang tersenyum kecil menatap dirinya. Sungguh, Anggi begitu terpesona melihat Marcell saat ini. Pria itu terlihat begitu tampan menurutnya.

"Tampan sekali," ucap Anggi tanpa sadar.

Marcell yang mendengarnya pun tersenyum lebar.

Pemuda tinggi dengan tubuh yang mulai berisi itu, memang begitu tampan. Kulitnya putih dan berhidung mancung. Aplagi ketika pria muda itu tersenyum. Terdapat lesung pipi yang menambah aura ketampanan Marcell semakin membuat Anggi terbengong.

***

Terpopuler

Comments

Rosy

Rosy

aku melipir kesini Thor..

2022-12-30

1

Double S & M

Double S & M

aku juga mampir ni thor

2022-12-07

1

Eti

Eti

coba mampir ni thor

2022-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!