Mantan Menyebalkan!

Mantan Menyebalkan!

Menolak

“Shen… mau kah kamu menjadi kekasihku?”

Sebuah kalimat yang sangat dihindari gadis bernama lengkap Shenina Anastasya beberapa tahun ini kini sudah memenuhi gendang telinganya hingga membuat gadis cantik tersebut membeku pada tempatnya dengan tatapan tidak percaya.

“Sejak pertama bertemu kamu, hati aku sudah tertuju pada kamu Shenina…” Kalimat lanjutan dari lelaki bertubuh tegap yang tengah berjalan ke arah Shenina tersebut semakin membuat Shenina mematung dan memejamkan matanya.

Ini tempat umum, di depan banyak orang... Shenina berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya agar pasokan oksigen dalam paru-parunya penuh.

Namun yang Shenina rasakan adalah Nyeri…

Hati Shenina tiba-tiba terasa sangat nyeri karena kejadian saat ini langsung menarik jiwanya untuk kembali ke masa lalu dimana sebuah kenangan terindah terukir namun meninggalkan luka yang begitu dalam hingga saat ini. Luka lama yang belum sembuh.

Sekuat tenaga Shenina berusaha membawa kembali jiwanya ke kehidupan saat ini dan melupakan kenangan buruk tersebut.

“Please, terima cinta aku Shen… aku sangat mencintai kamu Shenina… Aku tidak bisa berjanji untuk terus membuat kamu bahagia dan tertawa, karena di dunia ini tidak ada hubungan yang sempurna.

Tapi aku berjanji akan berusaha semampu aku dan sebisa aku untuk membahagiakan kamu, aku berjanji untuk setia sama kamu dan selalu ada disamping kamu dalam kondisi apapun, Shenina Anastasya.”

Mendengar kalimat panjang lebar yang diutarakan rekan kerjanya itu, Shenina memberanikan diri untuk membuka matanya.

Dan alangkah terkejutnya Shenina mendapati Dhani sudah berlutut dihadapannya dengan buket bunga mawar merah di tangan kanannya yang dipersembahkan spesial untuk Shenina.

Susah payah Shenina menelan salivanya hingga Shenina tersadar bahwa saat ini dia dan Dhani sedang menjadi pusat perhatian. Iya perhatian seluruh rekan kerjanya.

“Dhani… berdiri.. elo apa-apaan sih?” Tanya Shenina dengan lirih. Tidak lupa wajah kesal Shenina yang tidak bisa gadis cantik itu sembunyikan lagi karena ungkapan Dhani.

“Jawab dulu pertanyaan aku Shen… Please…” Ucap lelaki tampan bernama Dhani itu dengan tidak kalah lirih sehingga tidak terdengar oleh yang lainnya yang sudah heboh akan aksi Dhani malam ini.

“Nggak Dhan… gue gak bisa. Elu tahu itu.” Tolak Shenina pelan.

“Kamu tega mempermalukan aku dengan penolakan kamu di hadapan semua orang?” Tanya Dhani lirih dengan tatapan memohon.

Shenina memejamkan matanya kembali.

“Terima…”

“Terima…”

“Ayo… terima Dhani Shen… kasian Dhani kelamaan berlutut.”

“Terima..”

“Terima…”

Suara rekan kerja Shenina yang saling sahut menyahut menciptakan suasana rame di tengah dinginnya malam. Shenina menggelengkan kepalanya pelan.

Tidak, Shenina tidak mau hanya menggunakan perasaannya dalam mengambil keputusan. Shenina harus mengutamakan logikanya. Sebab Shenina pernah hanya mengandalkan perasaan tapi berujung menyakitkan.

“Please Shen,,, jangan jatuhkan harga diri aku dengan penolakan kamu.” Mohon Dhani dengan lirih.

Dhani sebenarnya tidak mempermasalahkan harga dirinya sebab semua orang sudah tahu akan perasaannya pada Shenina. Dhani hanya saja takut jika Shenina menolak pernyataan cintanya sedangkan dia sangat mencintai dan mengharapkan Shenina jadi kekasihnya dan pendampingnya kelak.

“Shenina… Maukah kamu jadi kekasih aku?” Tanya Dhani sekali lagi dengan suara lantang karena Shenina masih nampak diam.

Bukan hanya Dhani saja yang berdebar mendengar jawaban Shenina namun semua rekan kerja Dhani dan Shenina juga langsung terdiam karena teramat penasaran dengan jawaban gadis cantik yang terkenal pendiam selama di kantor itu.

“Shen… jangan buat kita kita menunggu jawaban elu dong!” Celetuk Iqbal yang sudah tidak sabar membuat Shenina semakin kalut.

“Dhani…” Panggil Shenina menunduk menatap wajah Dhani yang masih setia berlutut di hadapannya, didepan para teman-teman kantornya yang saat ini sedang melakukan Gathering tiga hari dua malam di sebuah Villa di daerah Puncak. Dan ini adalah malam terakhir Gathering.

Pandangan mata Shenina dan Dhani terpatri dalam beberapa detik.

“Sorry gue gak bisa menerima cinta elu Dhan…” Jawab Shenina lirih karena merasa bersalah pada rekan kerjanya tersebut akan perasaan yang tidak bisa Shenina balas. Padahal Dhani adalah lelaki yang baik dan lembut juga sabar.

“Kenapa Shen?” Tanya Dhani dengan tatapan yang menuntut penjelasan pada gadis yang ia kenal selama dua tahun ini. Padahal Dhani sudah tahu pasti alasan Shenina menolak dirinya.

“Sorry,,, gue gak bisa Dhan… gue belum kepikiran untuk menjalin hubungan dengan siapa pun.” Kata Shenina lagi yang langsung berlari memasuki Villa yang disewa oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Mata Dhani berkaca-kaca menatap punggung Shenina yang semakin menjauh dari jangkauannya hingga hilang di balik pintu Villa.

Semuanya yang ada di halaman Villa tersebut terdiam mendengar penolakan Shenina. Rekan-rekan kerja Shenina pikir, Shenina akan menerima pernyataan cinta Dhani mengingat selama di kantor Shenina tidak pernah dekat dengan lawan jenis manapun kecuali Dhani.

Namun nyatanya, gadis introvert itu tanpa berpikir panjang menolak dan mengabaikan perasaan Dhani. Tatapan iba dari rekan-rekan kerjanya tidak bisa Dhani hindari lagi. Tidak sedikit pula yang memberikan semangat pada Dhani agar tidak menyerah mengejar cinta Shenina karena menganggap Shenina hanya terkejut dengan aksi Dhani yang tiba-tiba ini.

...***...

“Gue gak nyangka elu bakal tolak Dhani, Shen… Muka Dhani melas banget Shen, kasian banget tau dia. Yah,,, prediksi anak-anak yang lainnya salah besar.” Ujar Manda, anak divisi Finance yang satu kamar dengan Shenina selama Gathering berlangsung.

Shenina yang sedari tadi berdiri mematung menatap jendela kini menengok sedikit ke belakang pada sumber suara. Ternyata teman sekamarnya Manda, Desti dan Alula sudah menyusulnya ke kamar.

“Mending menolak daripada menerima karena kasihan.” Bukan Shenina yang menjawab, melainkan Alula, rekan kerja Shenina selama dua bulan ini di divisi Marketing bersama dengan Desti dan Dhani juga. Alula adalah anak baru, namun pribadi Alula yang ramah dan asyik membuat Alula cepat akrab dengan yang lainnya.

“Bener juga sih Lul.. lebih menyakitkan sih itu jatuhnya.” Ucap Manda yang sudah duduk di atas ranjangnya. Sedangkan Shenina masih setia berdiri di dekat jendela besar yang menampilkan gelapnya malam.

“Tapi gue penasaran deh… Kenapa elu menolak Dhani She? Bukankah selama ini elu dekat dengan dia? Padahal kata anak-anak, kalian itu cocok loh… saling support dan melengkapi.” Alula si gadis cerewet tidak dapat lagi membendung rasa keponya. Alula belum tahu betul bagaimana hubungan Dhani dan Shenina yang sebenarnya mengingat dirinya baru dua bulan bekerja di perusahaan ini.

“Untuk jadi teman dan rekan kerja, gue sama dia memang cocok La, tapi nggak deh kalau hubungan lebih, gue belum siap menjalin hubungan itu La…” Jawab Shenina sembari tersenyum tipis namun mampu menciptakan lesung pipi yang sangat indah.

Alula mengangguk mengerti.

“Pantas saja, Dhani yang merupakan karyawan tertampan di kantor bisa jatuh hati dengan Shenina, ternyata saat senyum Shenina sangat cantik dan manis belum lagi dia baik banget lagi meskipun terkesan sangat pendiam.” Batin Alula.

“Sampai kapan elu gagal move on dari mantan yang udah mempermalukan elu itu sih Shen? Harusnya elu terima Dhani yang udah baik dan perhatian sama elu selama ini. Bukan elu sia-siakan dia! belum tentu elu nanti dapat cowok yang lebih baik dari Dhani. Elu gak mikir gimana harga diri Dhani elu jatuhkan di depan anak-anak kantor?" Celetuk Desti dengan nada kesal membuat senyum Shenina hilang seketika.

Shenina memilih diam dan enggan menciptakan perdebatan.

“Mantan?” Alula mengernyit.

“Mantan? Siapa mantan elu Shen?” Tanya Manda penasaran. Shenina yang irit bicara dan jarang bergaul bahkan menjaga jarak dengan lawan jenis ternyata punya mantan?

“Refal, nama mantannya Shenina saat kuliah.. kalian gak kenal. Dulu itu Shenina dan Refal adalah couple goals di kampus tapi siapa sangka, Refal mengkhianati Shenina hingga membuat Shenina enggan buka hatinya buat siapa pun. Shenina sih, jadi cewek sok sok jual mahal... diselingkuhi kan elu.” Jelas Desti karena Shenina hanya diam saja dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Enggak seharusnya elu ceritakan masa lalu gue ke orang Des! Elu gak punya hak untuk itu." Ucap Shenina menatap Desti dengan tatapan tidak percaya.

"Lupain Refal Shen... Lupain! Dhani itu cinta banget sama elu." Ucap Desti lagi dengan menggebu.

Entahlah, mendengar nama itu kembali rasanya Shenina kesulitan bernafas. Cinta pertamanya, kekasih pertamanya juga orang yang sudah menorehkan luka begitu besar padanya hingga saat ini.

Mendadak energi Shenina rasanya tersedot habis, ingin rasanya Shenina menimpali ucapan Desti namun terasa percuma mengingat Desti adalah orang yang suka nyinyir dan tidak mau mengalah.

“Shen.. are you oke?” Tanya Alula yang sepertinya paling peka ketimbang Desti, teman Shenina sejak lama.

“Gue gak apa-apa La.” Jawab Shenina berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh.

“Gue istirahat dulu ya…” Ucap Shenina pada ketiga temannya sebelum merebahkan dirinya pada kasur empuk.

“Shenina itu temen elu dari lama Des, gak seharusnya elu berkata seperti itu.” Tegur Alula yang ikutan kesal pada Desti.

...to be continued...

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

kurang suka bahasanya Lo gue macam anak abg padahal dah dewasa apa org Betawi yehh🥴

2023-03-03

2

Defi

Defi

Ga jelas teman macam Desti ini, ga seharusnya buka masa lalu teman 🙄

2023-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!