Kau harus pulang sekarang!

Pergantian Shift tiba. Leo mengajak Bella untuk segera pulang kekost mereka.

"Aku lembur, ya? Sayang nih, lumayan bonusnya." mohon Bella pada Leo saat itu. Tapi Leo tahu jika Bella amat lelah saat ini, apalagi dengan padatnya pelanggan di Restaurant sejak pagi hingga sekarang.

"No... Kau harus pulang bersamaku. Aku akan mengajakmu kesebuah tempat, Bell. Jangan menolak,"

"Kemana? Capek," keluh Bella memasang wajah lelahnya.

"Ya, kalau capek pulang. Kau bekerja hingga nyaris matipun, uang itu akan diambil ayahmu. Sekarang kau harus sedikit santai, Bell. Demi dirimu sendiiri." Leo memakaikan tas ransel itu ke bahu Bella, dan Ia menelengkan kepalanya sebagai ajakan pada Bella untuk segera keluar dari sana.

Cukup lama motor itu berjalan, dan cukup pegal pinggang Bella kala itu. Apalagi matanya ngantuk, ketika semilir angin yang dingin menerpa tubuhnya yang memeluk Leo dengan begitu erat.

"Mau kemana sih, Le?" tanya Bella dengan lelahnya.

"Bentar, nanti juga sampai." ujar Leo. Dan benar saja, mereka berhenti beberapa saat kemudian disebuah toko pakaian.

Bella turun perlahan memperhatikan toko itu dengan seksama, yang tak lain adalah toko pakaian wanita yang memang namanya cukup terkenal ditempat tinggalnya itu. tapi mungkin ini cabangnya, karena setahu bella toko itu seharusnya sudah sepeeti mall yang besar menurut cerita beberapa teman yang pernah belanja disana. Ia segera meminta Leo untuk segera pulang demi kebaikan bersama. Ia tak munafik, karena setiap wanita pasti silau dengan pengelihatan indah seperti itu.

Andai kondisinya tak sesulit ini, pasti Ia akan dengan senang hati masuk dan memilih semua yang Ia mau sesuka hatinya.

" Masuk, aku belikan baju buat kamu. Aku ngga mau, kalau kamu dilecehkan lagi seperti tadi karena pakaian kamu yang udah sempit begitu, Bell. Ngga ikhlas aku," rangkul Leo dipundak Bella, dan seketika Bella menoleh padanya.

"Duit darimana, Leo?"

"Duit gajiku lah. Gajiku kan utuh, ku tabung dan cuma beberpaa yang ku pakai untuk kebutuhan. Meremehkan sekali kamu ini," tukas Leo padanya. Ia menyeret Bella untuk masuk, dan memintanya mencoba beberapa kemeja atau kaos yang pas untuknya. Serta beberapa celana jeans yang sedikit longgar agar tak terlalu ketat dengan tubuhnya yang mungil.

"Dale man bila perlu, Bell."

"Iiiih... Apaan sih? Kek mesum gitu lama-lama." tukas Bella dengan mata yang membukat sempurna.

"Mumpung ku bayarin loh ini, manfaatkan." ujar Leo padanya, meyakinkan agar Bella tak usah sungkan dengan traktirannya kali ini.

Bella yang tak pernah ingin menerima bantuan dari siapapun, akhirnya mengambil sepasang kemeja dan celana jeans. Ia memberikannya pada Leo untuk membayar setelah yakin pas dengan tubuhnya. Ya, seperti permintaan leo agar sedikit besar supaya awet hingga lama pemakaian.

"Ini doang?" kaget Leo pada apa yang Bella ambil. Padahal menurut pengalamannya terdahuku, setiap wanita yang ia belanjakan akan dengan brutal mengambil apapun barang yang Ia suka, butuh atau tidaknya ia dengan barang itu. Bahkan, puluhan hingga ratusan juta bisa mereka habiskan dengan senng hati.

Tapi ini Bella, yang memang tak seperti gadis lain yang sering Ia temui sebelumnya. Ia tak mudah memanfaatkan moment, apaagi itu akam menyulitkan sahabatnya sendiri seperti saat ini. Padahal Ia ingin Bella mengambil lebih banyak dari ini, tapi Bella selalu menolaknya. Dengan alasan takur jika uang Leo akan habis hanya untuknya. Tapi dengan sedikit pemaksaan, akhirnya Bella nenurut dan mengambil sepasang lagi dengan ukuran yang sama.

"Disini ngga mahal-mahal banget, jadi uangku masih ada sisa kalau cuma buat bayar ini." sergah Leo. Ia membawa ke kasir lalu menghitung semuanya dan membayar.

"Yakin, dale man engga?" tanya Leo lagi dengan smirknya.

"Leo!" tegur Bella dengan wajahnya yang memerah. Apalagi si Mba kasir tersenyum melihat kelakuan dua sejoli yang ada dihadapannya saat itu. Ia lantas meloncat dan membekap mulut leo dengan telapak tangan kecilnya agar segera diam dan membayar semuanya lalu pergi.