Semakin Posessif.

"Mas, kalau belum mau pesan, bolehkah saya kembali kekasir? Nanti Mas tinggal panggil saya balik kesini," tawat Bella, yang kakinya lelah berdiri terlalu lama.

"Cantik, tapi ngga sabaran. Tunggu sebentar lagi, nanti saya akan kasih tips besar buat kamu. Apalagi kalau mau nemenin makan siang disini, gimana?" tawar salah seorang dari mereka.

Bella mengerenyitkan dahinya, dan mereka disana hanha tertawa terbahak-bahak dengan aksi polos dari Belle. Hingga Leo datang langsung merebut catatan yang Bella pegang saat itu, dan menarik tubuh Bella agar berdiri dibelakangnya.

"Maaf, Dia kasir. Jadi, kalian mau pesan apa?" tanya Leo dengan dinginnya. Bella hanya maju menatapnya sedikit, lalu mengedikkan bahunya pergi dari mereka semua.

Dan tak lama kemudian, mereka mengucapkan pesanan yang harusnya sejak tadi mereka utarakan. Leo menjejak kaki Bella agar kembali ketempatnya seperti biasa.

"Ah... Iya," angguk Bella lalu berlari kekasirnya.

Setelah menerima pesanan, Leo segera memberikannya pada Bella untuk memberitahu bagian dapur. Leo kemudian stay untuk mengantarkan pesanan berikutnya ke meja itu.

Tatapan Leo begitu dingin dirasakan Bella kali ini, apalagi pada pria tadi yang sempat mengganggunya disana. Hanya saja, Leo diam dan tak langsung menegur atau menghajarnya. Kadang Bella takut, jika Leo berada dalam mode yang seperti itu.

"Leo, pesanannya sudah siap." panggil Bella, dan Leo segera menghampirinya.

"Please, wajahnya jangan begitu. Senyum," pinta Bella padanya. Leo kemudian dengan terpaksa melengkungkan bibirnya, lalu meraih nampan dan memberikan makanan itu pada mereka yang telah memesan.

"Selamat menikmati, Tuan." ucap Leo dengan ramah. Dan Ia menadapat senyuman manis Bella saat kembali ketempatnya.

"Kau makanlah, biar aku yang jaga kasirnya." ucap Leo menggantikan tempat Bella saat itu. Bella mengangguk dan segera pergi untuk makan siang bergantian dengan yang lainnya.

"Bell, Leo kenapa tadi? Kok segitunya?" tanya Cici yang menghampiri mereka. Ia mendengar kabar jika Bella diganggu barusan, tapi lebih bertanya pada tindakan Leo yang tampak aneh baginya

"Ngga papa sih, dia suka gitu kalau temen-temennya digangguin sama orang. Iya kan?" jawab Flo, mewakili Bella yang tengah mengunyah makanan dimulutnya.

"Iya, emang gitu. Tapi, kayaknya sama Bella lebih posessif deh. Iya ngga Bell? Apa sebenernya Leo itu suka sama Loe?" celetuk salah seorang diantara mereka.

Bella sampai tersedak hingga menangis kala itu. Untung saja Flo segera menepul bahu dan memberinya minum agar tenggorokannya tak perih.

"Cici, apaan sih?" tegur Flo padanya.

"Udah Flo, ngga papa." lerai Bella padanya dan sahabat yang lain.

Bella akhirnya bicara mengenai Leo pada mereka, yang memang Leo selalu perduli dengan kondisi Bella seperti halnya mereka semua. Apalagi Leo tak memilik keluarga lain yang harus difikirkan, hingga Ia begitu dekat dengan Bella.

"Ya, ngga bisa dibilang Kakak adik juga sih. Tapi emanh deket banget, serasa sepi aja kalau ngga ada dia sejak disini. Dia siap belain gue, kalau Ayah mulai lagi." jawab Bella pada mereka.

"Oh... Maaf kalau kita agak keterlaluan," sesal mereka semua.

Bella hanya tersenyum, sembari terus menyantap makan siang yang tinggal sedikit lagi dipiringnya. Ia amat lahap, karena pagi tadi hanya sarapan sisa nasi dan sayur kemarin yang dibeli Leo di warung nasi.

Usai makan, Bella kembali menuju tempat kerja dan mengambil alih meja kasir dari Leo. Tak lupa mengucapkan terimakasih dengan senyuman manis dari bibirnya.