🌹SELAMAT MEMBACA🌹
Sudah tiga tahun semenjak pertemuan pertama Adelia dan Reqy. Kini umur Adelia sudah menginjak 19 tahun. Ia sudah kuliah di sebuah Universitas yang ada di kota besarnya itu. Ia mengambil jurusan seni lukis.
Dua bulan lalu pihak sekolah mendaftarkan para muridnya yang berbakat di Universitas ternama di Amerika tempat dimana Darel bersekolah. Adelia juga termasuk dalam daftar nama itu. Ia memang sengaja mendaftarkan dirinya di sekolahnya.
Itu karena ia sangat bermimpi bisa seperti kakaknya yang sekolah di luar negri dengan mengandalkan beasiswa.
Setelah dua bulan berjalan ia merasa sedih karena tidak di hubungi dari pihak Universitas di Amerika dan hanya menghubungi salah satu temannya yang bernama Angga. Apalagi ia tahu kalau hanya butuh waktu satu bulan setelah mendaftar. Ia akan di hubungi kalau ia memang sudah di terima tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada. Itu membuktikan kalau ia memang tidak di terima disana.
Tiga bulan berlalu....
Universitas yang dulu ia daftarkan namanya, tiba – tiba menghubunginya dan mengatakan kalau ia mendapatkan beasiswa sekolah disana. Ia sangat senang akhirnya ia bisa mewujudkan impiannya selama ini.
Tanpa ia tahu kalau yang melakukan semuanya itu adalah Reqy. Reqy memang selalu mencari tahu tentang sekolah Adelia. Ia langsung mendaftarkan Adelia sekolah disana dengan biaya yang tak sedikit saat ia tahu kalau pihak sekolah mendaftarkan beasiswa Adelia disana. Adelia sama sekali tidak pernah curiga sekalipun karena ia tahunya itu dari pihak sekolahnya.
Adelia memberitahukan pada paman dan bibinya kalau ia mendapatkan beasiswa ke luar negri. Tentu saja mereka sangat senang karena mereka bisa melihat keponakannya itu bisa mewujudkan impiannya.
Lima hari setelah Adelia di hubungi oleh pihak sekolah disana. Ia akhirnya berangkat ke luar negri sendiri. Paman dan bibinya merasa sedih melepaskan anak yang sudah mereka rawat selama tiga tahun. Tapi ia bisa dengan mudah melepaskan Adelia karena disana masih ada Darel yang bisa menjaga keponakannya itu.
Mereka hanya bisa mengantar Adelia sampai ke bandara. Suara tangisan bibinya di bandara membuat semua orang menatap kearah mereka.
“Bibi...sudahlah. Jangan menangis. Aku kan tidak tinggal disana. Aku hanya empat tahun disana.”
“Adel....kamu pikir empat tahun itu singkat. Beberapa hari tidak melihatmu bibi sangat rindu.” Ucapnya yang terus menangis.
“Sudahlah sayang. Adel nanti kepikiran terus disana kalau kamu menangis begini. Dia kesana untuk belajar lagipula kan ada kakaknya.”
“Tetap saja...
Dengan sigap Adelia memotong pembicaraan bibinya.
“Bibi....kalau bibi menangis terus. Kapan aku bisa pergi. Ini adalah kesempatan yang harus Adelia ambil. Kalau tidak pergi sekarang nanti beasiswanya di rebut orang.”
“Baiklah....pergilah sayang. Jangan lupa hubungi bibi dan pamanmu ya kalau kamu sudah sampai disana.”
“Iya bi....aku pergi ya.” Ucapnya sambil berjalan menarik kopernya dan melambaikan tangan pada kedua orang yang sudah menjaganya itu.
Bibi dan pamannya hanya melambaikan tangannya dengan wajahnya yang sangat sedih melihat kepergian Adelia.
Kediaman Abraham.
Reqy tengah berdiri di dekat jendela sambil menatap luar jendela kaca kamarnya itu.
Pada saat itu pintu kamarnya terbuka lebar. Pak Osmar langsung masuk ke dalam kamar tuannya itu.
“Tuan Muda.”
“Bagaimana?”
“Nona Adelia sekarang sudah berangkat ke luar negri, tuan.”
“Bagus. Jangan biarkan dia tahu kalau semua biaya sekolahnya itu bukan dari beasiswa yang dia dapat.”
“Saya sudah memberitahu pihak sekolah disana untuk menyembunyikan semuanya.”
“Eem...kerja bagus paman. Apa persiapan ke berangkatan ke Inggris sudah paman urus?”
“Sudah Tuan Muda.”
“Baiklah....kita berangkat sekarang.”
“Baik.”
Reqy dan Pak Osmar keluar Kediaman Abraham menuju bandara pribadi milik Keluarga Abraham. Mereka mengendarai mobil dengan cepat menuju bandara. Ketika sampai di bandara, Reqy dan Pak Osmar berjalan menuju pesawat pribadi keluarga Abraham. Mereka berdua terbang ke Inggris untuk mengurus bisnis keluarganya yang ada disana.
***
Sementara Adelia yang baru sampai di Amerika merasa sangat lelah setelah perjalanan panjang dari Indonesia. Sekarang ini ia sudah ada di bandara Kota New York Amerika Serikat dimana ia akan kuliah.
Terlihat di pintu kedatangan wajah Darel yang sudah sejak tadi menunggu kedatangannya.
Adelia berlari kearah Darel saat ia melihat Darel melambaikan tangan padanya.
“Bagaimana perjalananmu ke sini?” Tanya Darel yang sudah melihat Adelia di depannya.
“Capek sekali kak. 16 jam di pesawat, aku hanya bisa duduk. Semua badanku sakit.”
“Ya sudah....kita ke tempatku sekarang.”
“Iya kak.”
Darel memasukkan koper Adelia ke Bagasi taksi yang sudah ia sewa tadi. Ia lalu masuk ke dalam mobil bersama Adelia.
Selama satu jam perjalanan. Mereka berdua sampai di sebuah rumah yang sudah ia sewa bersama temannya yang bernama Rian.
Adelia keluar dari mobil disusul Darel. Adelia menatap rumah sederhana bergaya barat yang ada di depannya itu sedangkan Darel menurunkan koper milik adiknya itu.
“Bukannya kakak tinggal di asrama ya. Kenapa kakak bisa tinggal di rumah seperti ini?”
“Kalau tinggal di asrama kampus. Kakak tidak bisa keluar bekerja.”
“Kakak bekerja. Bukannya bibi dan paman memberikan kakak uang selama disini.” Sambil melihat Darel yang sudah berdiri di sampingnya.
“Adel...hidup di luar negri itu tidak semudah yang kamu bayangkan. Kakak mendapatkan beasiswa di kedokteran tapi banyak alat – alat medis yang harus kakak beli. Biaya sekolah di tanggung sekolah tapi alat – alatnya harus dibeli sendiri. Kakak tidak bisa merepotkan ayah dan ibu terus. Kasihan mereka.”
“Apa aku juga boleh bekerja seperti kakak?”
“Tidak perlu. Uang yang ibu dan ayah berikan masih ada sebagian di tabungan kakak. Itu semua untukmu selama kamu disini.”
“Tapi kak....
Dengan sigap, Darel memotong pembicaraan Adelia.
“Sudah lah! Jangan bahas itu lagi. Ayo kita masuk.” Ajaknya sambil berjalan melewati Adelia dengan koper Adelia yang ia tarik.
Adelia masuk ke dalam rumah Darel. Ia melihat sekeliling rumahnya itu yang sangat bersih.
“Sejak kapan kakak bisa se-bersih ini?”
“Ini semua yang melakukan teman kampus kakak.”
“Kakak tinggal disini bersama seseorang.”
“Iya....dia teman kampus kakak disini. Dia juga orang Indonesia. Namanya Rian. Dia sudah dua tahun disini.”
Adelia langsung melihat ke arah kakak sepupunya dengan tatapan tajam.
“Tenang. Dia pria baik – baik. Kakak sudah beritahu dia kalau kamu akan datang. Kakak dan dia menyewa rumah ini. Kami bagi dua. Dia juga sama seperti kita datang ke sini karena beasiswa.”
“Apa tidak masalah kalau aku tinggal disini kak?” Tanya Adelia yang merasa tidak enak.
“Tidak masalah. Ada aku disini. Lagipula Rian sudah jarang bermalam disini. Dia hanya datang berganti pakaian.”
“Kenapa?”
“Dia sibuk di kampus. Tidak usah di pikirkan.”
“Baiklah.”
“Besok aku akan menemanimu melapor ke kampus.”
“Terima kasih kak.”
“Ayo....aku bawa kamu ke kamarmu.”
Darel menarik koper Adelia menuju kamar yang akan dia tempati. Disana Adelia akan tinggal selama ia kuliah di luar negri.
Keesokan paginya....
Adelia bertemu dengan Rian untuk pertama kalinya ketika Darel ingin mengantar Adelia ke kampus. Saat itu Rian baru pulang dari kampusnya karena sibuk dengan tugas kampusnya yang mengharuskan ia tinggal di kampus selama satu hari satu malam. Waktu itu Adelia hanya biasa – biasa saja dengan pertemuannya dengan Rian begitupun dengan Rian.
Hari demi hari ia menjalani kehidupannya di kampus dan di tempat tinggalnya. Ia mulai dekat dengan Rian. Sikap Rian yang lembut serta perhatian padanya membuatnya jatuh hati dengan Rian. Akhirnya ia menemukan sosok pria seperti yang ia impikan selama ini.
Dua bulan berjalan ia dan Rian menjalin kasih. Rian mengutarakan perasaan cintanya pada Adelia membuat Adelia langsung menerima Rian sebagai kekasihnya apalagi ia memang sudah menyukai sikap Rian yang sangat pengertian.
Selama satu bulan menjalin kasih. Rian memberitahu hubungannya dengan Adelia pada Darel. Darel sama sekali tidak menentang hubungan mereka karena ia sudah tahu sifat Rian selama mereka tinggal apalagi Adelia sudah dewasa. Adelia berhak pacaran selama tidak melampaui batas.
Semakin hari cinta Adelia dan Rian semakin bertambah kuat. Mereka saling bertukar cincin yang mereka jadikan sebagai kalung. Cincin mereka bertuliskan nama mereka masing – masing untuk memperjelas hubungan mereka selama ini.
Saat kuliah mereka selesai nanti....mereka akan kembali ke Indonesia untuk merencanakan pernikahan mereka.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Pertiwi Tiwi
kasian si regy
2021-09-27
0
Ghaly
kakak sepupu👍👍👍
2021-03-25
0
Rosita Sutarno
suka sama cara penulisan nya keren
setiap alinea nya. jarang jarang Nemu sama tulisan ky gini.hanya sebagian aja
semangat tor💪😍
2021-03-15
0