Penantian Yang Tak Bertepi

Mendengar pembicaraan mereka membuat Nafisha merasa bersalah. Nafisha kembali keatas untuk menenangkan dirinya.

"Mengapa selama ini aku harus berteman pada sepi jika akhirnya seperti ini

Jika ia akan kembali biarkan waktu yang membuatnya kembali

Bahkan semua ini seakan penantian yang tak bertepi." ucap Nafisha.

Semenjak hari itu Nafisha sudah tak lagi menjadi sosok yang sering termenung. Ia menjalani hari seperti sebelum Adriell pergi. Mungkin ia sadar bahwa penantian itu seakan sia-sia.

Ia merasa bahwa cintanya seakan fatamorgana. Hanya sebuah angan dan ilusi seperti nyata namun realitanya tak pernah ada.

Nafisha sekarang banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan memperlajari ilmu agama.

2 tahun berlalu. Penantian panjang itu lama-lama membuatnya menjadi lemah. Sore itu Nafisha menikmati senja dari tepi danau. Melihat air danau yang tenang dan kupu-kupu yang saling berkejaran.

"Akan kamu suatu hari nanti akan kembali atau itu hanya sebuah janji yang tak akan kau tepati? 2 tahun aku menantimu untuk kembali namun sampai saat ini kabarmu pun tak aku ketahui. Aku tak tahu sampai kapan aku akan tetap bertahan pada penantian ini. Aku punya kehidupan yang harus ku jalani dan akupun punya mimpi yang siap ku perjuangkan untuk hari esok. Mungkin kisah kita hanya cukup menjadi kenangan. Aku tak sanggup jika harus menanti dirimu yang tak kunjung kembali." ucap Nafisha.

Nafisha lalu memutuskan untuk pulang namun saat ia memasuki pekarangan rumah ia melihat Ibunya sedang menunggu kepulangannya.

"Assalamualaikum." ucap Nafisha sambil mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam." jawab ibunya.

"Maaf bu Nafisha baru pulang." ucap Nafisha.

"Sampai kapan kamu akan menunggu Adriell kembali. 2 tahun kamu menunggunya namun apa yang kamu dapatkan hanya sebuah kesia-sia." ucap ibunya.

"Maaf bu." ucap Nafisha.

"Sebaiknya lupakan dia, disini masih banyak lelaki yang seiman dengan kepercayaan kita. Lalu untuk apa kamu menanti seseorang seperti Adriell yang tak pernah memberimu kepastian. Sampai saat ini pun ia tak pernah memberimu kabar. 2 tahun berlalu akankah rasa itu masih akan tetap sama? Mungkin saja ia telah temukan bahagianya diluar sana dan disini hanya kamu yang tersakiti." ucap ibunya.

>>

Ditemani dinginnya malam Nafisha berada dibalkon untuk menikmati kesunyian malam.

Ia memandangi bunga mawar yang diawetkan pemberian Adriell. Hadiah perpisahan yang ia berikan untuk menemani setiap malam Nafisha yang sunyi. Ingatan Nafisha berputar mengenai kebersamaannya bersama Adriell.

"Maaf. Tapi aku berjanji suatu hari nanti aku akan kembali kesini untuk menemuimu lagi. Namun untuk saat ini aku harus pergi."

Itulah kalimat terakhir yang Adriell ucapkan sebelum kepergiannya pada Nafisha 2 tahun lalu. Nafisha selalu mengingat janji itu. Bahkan sampai saat ini Nafisha masih memiliki keyakinan bahwa suatu hari Adriell akan kembali lagi. Namun ia tak tahu kapan hari itu akan datang.

Ditengah malam yang sunyi Nafisha terlelap dalam tidurnya. Ia hanyut didalam alam mimpinya.

Nafisha membuka matanya secara perlahan. Saat ia membuka matanya ada cahaya yang sangat terang. Sinar itu menyilaukan mata Nafisha namun tiba-tiba sinar itu menjadi redup. Nafisha tersadar ia melihat kanan dan kirinya ia merasa berada disebuah taman.

Banyak kupu-kupu yang saling berkejaran. Burung-burung yang terbang dengan bebas di angkasa. Namun saat itu matanya melihat seekor kelinci berada di rerumputan. Ia melangkahkan kakinya ke arah kelinci itu. Lalu ia menangkap kelinci itu namun tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah bayangan yang mendekatinya. Saat ia melihat kebelakang ia menemukan sosok Adriell disana.

"Adriell...." ucap Nafisha

"Mana janjimu yang akan menungguku kembali?" ucap Adriell.

"Aku masih menunggu sampai saat ini. Namun kamu yang tak kunjung kembali." ucap Nafisha.

"Aku pasti datang. Tunggulah hari itu, tak lama lagi aku akan menepati janjiku." ucap Adriell.

"Kapan hari itu akan datang? Jangan buat aku menunggu hal yang tak pasti." ucap Nafisha.

"Tunggulah hari itu tiba, aku pasti kembali." ucap Adriell.

Setelah mengatakan hal itu bayangan Adriell pun menghilang. Nafisha pun berteriak memanggil nama Adriell. Hingga Akhirnya ia terbangun dari mimpinya.

Nafisha mengusap keningnya yang berkeringan dengan tangannya. Ia pun mengambil air minunnya yang berada diatas nakas. Ia berusaha menenangkan pikirannya.

"Ia menyuruhku untuk menunggunya sampai kapan aku harus menunggunya." ucap Nafisha.

>>

Pagi ini Nafisha tengah bersiap untuk pergi ke sekolah. Namun tanpa sengaja Nafisha menjatuhkan pigura yang diberikan Adriell untuknya. Kacanya pun menjadi pecah berkeping-keping berserakan dilantai. Nafisha pun memunguti kaca yang berserakan itu. Ia tak tahu namun perasaannya seakan tidak tenang.

Nafisha turun ke lantai bawah untuk sarapan.

"Bik Ina, tolong pigura Fisha yang pecah diganti frame ya." ucap Nafisha.

"Iya non." ucap Bik Ina.

>>

Sesampainya Nafisha dikelas ia seakan melihat Adriell yang menempati tempat duduknya yang selama ini kosong tak berpenghuni. Nafisha seakan melihat Adriell tengah tersenyum padanya. Nafisha tersadar bahwa itu sebuah fatamorgana yang membuatnya seakan melihat Adriell namun nyatanya itu hanya sebuah ilusi.

Saat mendengarkan penjelasan dari Pak Adam tiba-tiba Nafisha teringat mimpinya. Ia tak tahu harus sampai kapan ia menanti namun ia mulai lelah melakukan penantian itu.

Entah mengapa akhir-akhir ini Nafisha sering teringat dengan Adriell. Entah itu sebuah ilusinya maupun muncul dalam mimpinya.

Sesampainya Nafisha dirumah ia pergi menuju kamarnya. Ia melihat pigura yang telah diganti framenya oleh Bik Ina.

"Kamu menyuruhku untuk menunggu

Namun kamu tak memberiku kepastian sampai kapan aku harus menunggu

Apakah aku salah jika akhirnya aku menyerah pada keadaan

Disini bukanlah aku yang egois

Namun diriku tak sanggup lagi terluka akan situasi

Berteman dengan sepi dan melalui setiap malam dengan sendiri menanti sebuah jawaban yang tak kunjung kembali

Ini semua hanya menjadi penantian yang tak bertepi" ucap Nafisha.

______________________________________________

Saat ini Nafisha hanya membiarkan takdir berjalan dengan semestinya membiarkan waktu yang membawa Adriell kembali. Ia mulai lelah menunggu sesuatu yang tak pasti.

Saat ini ia sedang disibukkan dengan belajar agar bisa mengikuti tes masuk PTN itulah mimpinya sejak dulu. Saat ini ia tak ingin mengecewakan orang tuanya.

—————————————————————————

Yuk simak terus cerita Author. follow juga ig Author: Naaernaa02.

Jangan lupa like,vote dan rate ya readers❤️🙏🏻Biar Author makin semangat buat ceritanya😉

Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yang membangun di kolom komentar agar author bisa mengembangkan cerita author 😁

Next>>

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

lanjut jempol 😍😎

2020-09-26

0

Rena Gimun

Rena Gimun

like3

2020-09-10

0

Rena Karisma

Rena Karisma

Semangat Kak..❤️❤️❤️❤️

2020-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!