Biarkan Aku Hanyut Dalam Sendu

Hangatnya mentari membangunkan para penghuni bumi dari mimpi indah mereka. Nafisah telah sampai di sekolah, ia berjalan menuju kelas sambil memainkan ponsel namun tiba-tiba Adriell memanggilnya dari area parkir motor.

"Nafisha." panggil Adriell.

Nafisha terus melangkahkan kaki dan diam dalam kebisuan, ia tak tak menghiraukan ucapan Adriell.

Adriell yang tak mendapatkan jawaban dari Nafisha pun mengejarnya. Hingga ia mampu mengimbangi langkah kaki Nafisha.

"Nafisha." ucap Adriell yang berada disampingnya.

Nafisha pun menghentikan langkahnya dan menyimpan ponselnya dalam saku. Lalu ia melihat ke arah Adriell.

"Ada apa?" tanya Nafisha.

"Terimakasih atas rekomendasi kotak musik itu temen aku suka banget sama pilihan kamu," ucap Adriell dengan raut wajah ceria.

"Syukurlah jika temen kamu suka, aku ikut bahagia" ucap Nafisha.

"Dan ini coklat untuk kamu sebagai ucapan terimakasih dari aku," ucap Adriell sambil menyodorkan coklat pada Nafisha.

"Makasih, tapi maaf aku enggak bisa nerimanya," tolak Nafisha

"Diana," ucap Nafisha sambil melambaikan tangan saat melihat sahabatnya baru datang.

"Maaf, aku duluan." ucap Nafisha yang berjalan menghampiri Diana.

Sepanjang koridor Nafisha hanya diam dalam seribu kebisuan. Mereka pun sampai di kelas. Nafisha pun sibuk membaca novelnya.

Tak selang beberapa saat Adriell masuk ke dalam kelas, namun tiba-tiba seorang wanita yang Nafisha lihat bersama Adriell kemarin datang dengan membawa paperbag.

"Adriell." ucap Zeva

Adriell yang mendengar suara Zeva pun membalikkan badannya.

"Zeva, Ngapain kamu disini?" tanya Adriell dengan raut wajah heran.

" Mama aku tadi buatin bekal buat kamu." ucap Zeva sambil memberikan paperbagnya.

"Makasih atas bekalnya. titip salam buat tante irma," ucap Adriell sambil menerima paperbag dari Zeva.

"Iya, nanti aku sampaikan ke mama, yaudah aku balik ke kelas dulu." ucap Zeva.

"Oke, hati-hati." ucap Adriell.

Adriell pun berjalan menuju tempat duduknya. Nafisha yang sedari tadi mengamati Adriell lalu kembali membaca novelnya.

"Ya ampun Zeva sama Adriell itu romantis ya," ucap Diana.

"Kamu kenal dia?" tanya Nafisha yang masih sibuk dengan novelnya.

"Aku hanya tahu sekilas sih, menurut kabar burung ya Adriell sama Zeva itu dulu pernah pacaran tapi akhirnya mereka putus." ucap Diana.

Nafisha seakan tertarik pada cerita Diana pun menutup novelnya.

"Oh ya?" tanya Nafisha yang penasaran.

"Dengar-dengar sih mereka itu pacaran dari Smp namun saat acara kelulusan mereka putus. Katanya Zeva memutuskan hubungannya secara sepihak dengan alasan ingin fokus belajar, sedangkan saat itu Adriell akan dikirim papanya bersekolah diluar negeri. Namun akhirnya Adriell memutuskan bersekolah disini karena ingin kembali meluluhkan hati Zeva," jelas Diana.

"Jadi seperti itu ceritanya. Tapi dari mana kamu tahu cerita itu?" tanya Nafisha.

"Itu karena sewaktu Smp kita satu kelas," jelas Diana.

Nafisha pun seakan paham dengan yang diceritakan Diana.

Tak selang beberapa lama bel masuk pun berbunyi. Kegiatan pembelajaran dimulai seluruh siswa mengikuti pembelajaran dengan hening. Tak terasa waktu pulang pun tiba. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang.

Saat Nafisha menunggu supirnya sendirian. Tiba-tiba Adriell menghampirinya bersama Zeva.

"Hay, Nafisha." ucap Adriell.

"Oh hay juga," ucap Nafisha.

"Jadi kamu Nafisha, kenalin aku Aurelia Zevanya kamu bisa manggil aku Zeva," ucap Zeva

"Aku mau ngucapin terimakasih sama kamu. Adriell cerita kalo kotak musik itu rekomendasi dari kamu dan itu sangat indah aku suka banget." ucap Zeva.

"Syukurlah kalo kamu suka," ucap Nafisha.

"Oh ya ini aku punya hadiah buat kamu,semoga kamu suka." ucap Zeva sambil memberikan Nafisha gantungan kunci boneka mini stitch berwarna pink.

"Terimakasih, ini lucu tapi...." ucap Nafisha yang menggantung karena dipotong Zeva.

"Aku enggak suka penolakan, gantungan kunci ini ada 2, yang biru untuk aku dan yang pink untuk kamu. Aku berharap kita bisa berteman." ucap Zeva sambil memperlihatkan gantungan kuncinya.

Karena tak enak hati akhirnya Nafisha menerima pemberian Zeva.

"Terimakasih," ucap Nafisha.

"Kamu itu enggak berubah ya sukanya pemaksaan." goda Adriell.

"Kan kamu yang ngajarin." ledek Zeva.

"Kapan aku ngajarin kayak nggitu? Ngarang bebas." ucap Adriell.

Nafisha seakan menjadi penikmat drama romantis secara langsung diantara Adriell dan Zeva. Sebenarnya ia terluka namun ia hanya diam.

"Maaf, aku pulang duluan ya. Supir aku udah datang. Dan Zeva terimakasih atas gantungannya." ucap Nafisha dengan senyum ramah.

"Oke, sama-sama. Hati-hati dijalan." ucap Zeva.

Selama diperjalanan ia melihat keluar mobil. Seakan hatinya benar-benar hancur. Sesampainya dirumah Nafisha pun menenangkan diri di gajebo.

Nafisha memandangi gantungan stitch yang diberikan oleh Zeva.

"*Seharusnya sejak awal aku tak masuk dalam hidupmu

Jika akhirnya menjadi serumit ini

Aku terlalu terluka akan perasaan yang semu ini

Mencintai dalam sepi ternyata hanya menyakitkan hati

Berharap pada hati yang tak mungkin ku miliki

Hanyalah sebuah imajinasi

Seharusnya aku tak melangkah sejauh ini

Bila akhirnya hanya aku yang terluka akan kisah ini*"

Nafisha pun hanyut dalam sendunya. Hatinya terlalu terluka menyaksikan segala drama tadi. Baginya, dialah yang salah karena terlalu berharap pada Adriell hingga tak sadar akan kenyataan yang terjadi.

"Sebaiknya aku lebih menjauh daripada harus tenggelam terlalu dalam lagi

Hati ini terlalu rapuh jika harus terluka untuk kedua kalinya."

→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→

Setelah beberapa hari setelah hari itu Nafisha seakan menjauh dari Adriell. Seakan tanpa alasan yang jelas mengapa Nafisha menjauh membuatnya sering termenung dalam sunyi.

"Apa aku salah? Tapi apa? Mengapa aku merasa ia menjauhiku?" batin Adriell

Karena sikap dingin Nafisha. Adriell pun memutuskan untuk datang ke rumahnya.

Sore itu cuaca cerah namun tak secerah hari-hari Adriell akhir-akhir ini.

Adriell memencet bel rumah Nafisha dan yang keluar adalah pembantunya.

"Permisi tuan, anda mencari siapa? Kebetulan tuan besar dan nyonya sedang diluar kota," ucap Bik Ina.

"Saya mencari Nafishanya ada bik?" tanya Adriell.

"Silakan masuk tuan, saya panggilkan dulu nona Nafishanya." ucao Bik Ina yang ramah.

>>

Tok...tok...

"Masuk" ucap Nafisha.

"Permisi non, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda," ucap Bik Ina.

"Siapa Bik?" tanya Nafisha.

"Maaf non, Bik Ina lupa nanya namanya tapi dia seorang lelaki seumuran dengan non Fisha." jelas Bik Ina.

"Yaudah Bik, terimakasih." ucap Nafisha.

Nafisha pun berjalan keluar kamar dan melihat tamunya dari lantai atas, ia pun menemukan sosok Adriell disana.

"Untuk apalagi dia kesini? Akankah aku mampu menatap matanya yang pernah membuatku jatuh hati pada dirinya." batin Nafisha.

—————————————————————————

Yuk simak terus cerita Author. follow juga ig Author: Naaernaa02.

Jangan lupa like,vote dan rate ya readers❤️🙏🏻Biar Author makin semangat buat ceritanya😉

Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yang membangun di kolom komentar agar author bisa mengembangkan cerita author 😁

Next>>

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

mampir lg kk 😎😍

2020-09-16

0

Pembacaaaa_

Pembacaaaa_

semangat

2020-09-01

0

Nur Ulsyah Musyarofah

Nur Ulsyah Musyarofah

Aku sudah memberi balasan like dan fav ya kak..

Jangan lupa kunjungi 'mendadak khitbah' dan 'mengejar cinta anak ibu kos' terima kasih.

2020-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!