Hari ini langit cukup cerah secerah harapan para penghuni bumi. Nafisha telah berada dikelas bersama Diana. Didepan pintu terlihat Adriell yang baru masuk ke kelas ia berjalan melewati Nafisha dan memberikan senyuman. Nafisah pun membalas senyuman Adriell.
Bel masuk pun berbunyi. Kegiatan pembelajaran pun dimulai. Pak Adam memulai penjelasannya.
"Saya kira materi hari ini cukup sekian, dan tugas kalian mencari buku referensi diperpustakan dan meresumenya," ucap Pak Adam.
"Baik pak," ucap para siswa serentak.
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi. Nafisha dan Diana pergi ke perpustakaan untuk mencari buku referensi.
"Nafisha, kamu udah dapet bukunya belum?" tanya Diana.
"Bentar lagi," ucap Nafisha.
"Yaudah aku tunggu dimeja baca," ucap Diana.
"Oke," jawab Nafisha.
Suasana perpustakaan cukup sepi hanya ada beberapa siswa yang berada disitu.
Nafisha berjalan berkeliling perpustakaan hingga ia menemuka rak buku fiksi saat ia hendak mengambil sebuah novel tiba-tiba tangan seseorang lebih dulu menyentuh novel itu. Saat ia melihat ternyata itu Adriell.
"Adriell..." ucap Nafisha.
"Ternyata kamu suka baca novel juga?" ucap Adriell.
"Lumayan sih pengisi waktu luang," jawab Nafisha.
"Oh ya ngomong-ngomong kamu suka novel ini juga," tanya Nafisha
"Oh ini, aku lebih suka nonton filmnya sih apalagi ini itu kisah inspiratif. Tapi sayangnya berakhir sad ending." ucap Adriell.
"Ternyata kamu suka baca novel bergenre teen ku kira kamu suka baca komik atau baca baca novel action," ucap Nafisha.
"Aku sebenarnya lebih suka novel horror dan action. Aku baca novel ini itu karena rekomendasi sesat dari sepupu aku, ehh ternyata aku ikut baper. Nyesel aku baca kayak nggini," ucap Adriell.
"Haha...Cerita kamu lucu," ucap Nafisha.
"Jangan ngeledek nggitu aku jadi malu." ucap Adriell.
"Maaf-maaf aku becanda." ucap Nafisha.
"Aduhh, aku lupa. Maaf ya aku harus duluan soalnya tadi Diana nungguin aku," ucap Nafisha.
Namun saat Nafisha baru berjalan beberapa langkah tangannya ditarik oleh Adriell.
"Tunggu, Nanti sore kamu ada waktu enggak?" tanya Adriell.
"Kenapa emang?" tanya Nafisha.
"Kamu mau enggak nanti sore bantuin aku cari kado ulang tahun buat temen aku?" ucap Adriell.
"Boleh.Yaudah aku duluan."ucap Nafisha.
" Oke. Makasih." ucap Adriell.
>>
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Para siswa pun berhamburan keluar untuk pulang.
"Diana. Kamu pulang duluan aja gapapa aku masih ada urusan." ucap Nafisha.
"Yaudah aku pulang duluan. Kamu hati-hati ya." ucap Diana
Diana pun melangkahkan kakinya keluar kelas. Dan Adriell pun menghampiri Nafisha.
"Yuk," ucap Adriell.
Mereka berdua pun pergi ke pusat pembelajaan dan masuk ke sebuah toko aksesoris.
"Aku malah bingung mau ngasih kado apa buat dia," ucap Adriell.
"Sifat temen kamu itu gimana, nanti aku kasih rekomendasi buat kamu?" ucap Nafisha.
"Dia itu orangnya calm, terus suka barang-barang yang girly nggitu, dia itu juga suka warna-warna yang calm, dia itu suka hal-hal yang simpel dan enggak ribet," jelas Adriell.
"Nah kamu kasih kotak musik ini aja, Desainnya modern tapi simpel, ukirannya klasik tapi terlihat mewah nggitu. Kamu kasih warna putih aja dia kan suka yang calm." ucap Nafisha.
"Makasih atas rekomendasi, Aku bayar ini dulu ya," ucap Adriell.
"Sama-sama, Aku tunggu disini ya," ucap Nafisah.
"Nih untuk kamu," ucap Adriell sambil memberikan sebuah pena pada Nafisha.
"Makasih, ini lucu banget warna pink lagi," ucap Nafisha.
"Nanti kalo kamu nulis dibuku harian pakek pena itu ya, biar inget sama aku," ucap Adriell.
"Apaan sih," ucap Nafisha.
"Kamu tunggu disini dulu ya, aku mau ke toilet sebentar," ucap Adriell.
"Iya, aku tunggu disini," ucap Nafisha.
Saat Nafisha sedang memainkan ponselnya tiba-tiba pipinya terasa dingin karena Adriell menempelkan es krim.
"Dingin tau," ucap Nafisha.
"Maaf, nih untuk kamu." ucap Adriell.
"Makasih," ucap Nafisha.
"Perlu dibantuin enggak buat buka bungkusnya?" goda Adriell.
"Apaan sih aku bisa sendiri kalik," ucap Nafisha.
>>
Nafisha pun pulang diantar Adriell. Sesampainya di kamar ia pun mengeluarkan pena pemberian Adriell.
"Astaga ini sweet banget, dia bikin aku melayang sampai ke langit ke tujuh," ucap Nafisha.
>>
Hari ini langit nampak mendung entah mengapa hari ini cuaca tak secerah biasanya.
Kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasanya. Dan waktu pulang sekolah pun tiba.
"Kamu duluan aja gapapa, aku mau ke toilet dulu." ucap Diana.
"Yaudah aku temenin aja," ucap Nafisha.
Sesampainya di toilet Nafisha menunggu Diana diluar.
"Aku tunggu disini aja yaa," ucap Nafisha.
"Bentar ya," ucap Diana.
Di koridor terlihat seorang wanita berjalan sendirian sambil memainkan ponselnya. Namun tiba-tiba seorang lelaki dari belakang menutup mata wanita itu dengan telapak tangannya.
"Adriell, apaan sih," ucap wanita itu.
Adriell pun membuka mata Zeva.
"Sendirian aja neng?" goda Adriell.
"Kagak nih sama pacar aku yang tembus pandang," ucap Zeva.
"Oh ya yang ulang tahun mana makan-makannya?" goda Adriell.
"Makannya dirumah masing-masing," ucap Zeva.
"Selamat ulang tahun semoga jadi pribadi yang lebih baik lagi, Nih hadiah buat kamu." ucap Adriell sambil memberikan kotak musik pada Zeva.
"Makasih doanya, Makasih juga buat kadonya ini bagus banget, ya ampun lucunya," ucap Zeva yang terkesan.
"Kagumnya entar lagi yuk balik, gimana kalo aku anterin?" ucap Adriell.
"Boleh," jawab Zeva.
Adriell pun menggandeng tangan Zeva, Mereka tampak romantis dan serasi seperti sepasang kekasih.
Sementara Nafisha yang sedari tadi melihat keromantisan mereka berdua membuatnya berkaca-kaca.
Tak selang beberapa lama Diana keluar dari toilet dan melihat mata sahabatnya berkaca-kaca pun merasa heran. Ia pun tak mengetahui jika Nafisha sedang dekat dengan Adriell.
"Nafisha, Kamu kenapa?" tanya Diana yang heran.
"Aku gapapa cuman kelilipan aja," ucap Nafisha.
"Yaudah yuk balik. Kamu pulangnya sama aku aja, lagian kita searah," ucap Nafisha.
"Aku enggak enak," ucap Diana.
"Gapapa, yuk." ucap Nafisha
Selama perjalanan pulang Nafisha hanya memandang keluar kaca. Bahkan ia diam dalam seribu kebisuan.
Nafisha pun menghantarkan Diana pulang, sesampainya Nafisha di rumah ia pun langsung pergi ke kamar.
"*Mengapa harus seperti ini
Harusnya aku tak terjebak pada perasaan yang semu
Aku terlalu hanyut dalam khayalanku
Hingga tanpa aku sadari takdir Tuhanlah yang harus ku jalani.
Mungkin mencintai dalam sepi dan mengangumi dalam kesunyian
Bisa membuatku menata hati." batin Nafisha*
Nafisha merasa sedih melihat itu semua.
—————————————————————————
Yuk simak terus cerita Author. follow juga ig Author: Naaernaa02.
Jangan lupa like,vote dan rate ya readers❤️🙏🏻Biar Author makin semangat buat ceritanya😉
Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yang membangun di kolom komentar agar author bisa mengembangkan cerita author 😁
Next>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Nilam Nuna
hallo aku mampir
mari salling medukung 😊
2020-09-06
1
ayyona
like lg 😍
2020-09-05
0
FauLia
aku mampir kakak, salam kenal
like dan rate lima sudah mendarat syantiikkk, nanti kulanjut baca lagi ya
semangat Kaka
2020-08-25
0