Perjuangan Cinta Beda Agama
Nafisha berarti permata yang berharga sedangkan Almahyra berarti baik dan cerdas. Orang tuanya memberikan nama Nafisha Almahyra agar ia bisa menjadi permata yang berharga dan memiliki kepribadian yang baik dan cerdas.
Nafisha sendiri merupakan seorang gadis sederhana. Ia tumbuh dan dibesarkan oleh ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci. Sedangkan sejak kelas satu Sd ayahnya pergi merantau ke ibukota. Nafisha memiliki kepribadian yang ramah,cerdas dan pandai bergaul. Namun saat duduk di bangku Smp ia pernah merasakan pahitnya bullying karena status sosialnya.
Setelah lulus Smp Nafisah bimbang antara melanjutkan Sma atau harus putus sekolah. Ia ingin sekali melanjutkan sekolah dan mengejar mimpi-mimpinya namun keadaan memaksanya untuk mengubur segala angannya. Namun saat ia mulai putus harapan ayahnya pulang menemuinya, penantian bertahun-tahun akhirnya terbayar juga.
Dan saat itu pula kehidupan Nafisha dan ibunya berubah 360° . Hidupnya yang dulu serba kekurangan sekarang bergelimang harta semenjak ia tinggal di ibukota bersama sang ayah. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi Nafisha karena sekarang ia bisa tumbuh dengan belaian kasih sayang kedua orang tuanya. Keluarga kecil yang bahagia dan harmonis yang ia impikan sekarang tengah ia rasakan. Sebuah penantian bertahun-tahun itu akhirnya membawanya pada sebuah kebahagiaan.
---------------------------------------------------------------------
Seorang wanita duduk termenung sendirian di sebuah taman, ditemani burung-burung yang berterbangan dan suasana sore dengan pemandangan sinar senja yang membaur dengan air danau yang tenang. Ia tengah menikmati kesunyiannya dengan memainkan pena diatas buku hariannya.
Derap langkah kaki memecahkan keheningan. Terlihat seorang lelaki berjalan menuju arah danau dengan membawa gitar.Nafisha pun hanya bisa mengamatinya dari kejauhan. Entah apa yang sedang ia lakukan namun nampak lelaki itu seakan sedang menghibur diri tepi danau. Namun tiba-tiba lelaki itu membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Nafisha. Tiba-tiba tubuh Nafisha seakan beku dalam kebisuan. Lelaki itupun beranjak dan berjalan ke arahnya.
"Sepertinya aku baru melihatmu disini?" ucap lelaki itu.
"Aku baru pindah 3 hari disini," jawab Nafisha.
"Oh hay, aku Adriell." ucap Adriell sambil mengulurkan tangannya.
Nafisha pun menerima uluran tangan Adriell dan memperkenalkan dirinya "Nafisha."
"Apakah aku boleh duduk disini?" tanya Adriell.
"Silakan!" ucap Nafisha yang mempersilakan Adriell untuk duduk.
"Kamu suka nulis?" tanya Adriell yang tak sengaja melihat buku harian dipangkuan Nafisha.
"Hanya iseng." jawab Nafisha dengan senyum canggung.
"Oh ya,sepertinya tulisan kamu penuh makna?" tanya Adriell.
"Ini hanya coretan-coretan biasa. Dan kamu sendiri hobby main gitar?" tanya Nafisnya.
"Aku main gitar untuk menenangkan diri, dan tempat favorit aku menemukan ketenangan ya disini. Jadi kalo dibilang hobby juga enggak cuman kayak kamu nggini iseng-iseng!" ucap Adriell.
"Jadi sekarang kamu lagi ada masalah dan butuh ketenangan disini?" tanya Nafisha yang canggung.
"Tidak juga, aku sering ke taman ini untuk menikmati mahakarya Tuhan, melihat burung-burung yang menari-nari diatas danau dan menikmati kicauannya, menikmati keindahan air yang tenang bersama pantulan senja yang indah. Ini adalah tempat dimana dalam kesendirian aku merasakan nyaman. Tempat untuk mendapatkan ketenangan dan inspirasi serta tempat untuk berbagi duka." ucap Adriell.
Nafisha seakan terpukau mendengar setiap kata yang Adriell ucapkan, setiap kata penuh makna yang tersusun indah.
Adriell pun mulai memetik dawai gitarnya.
*Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadikan harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu*
Nafisha pun hanyut dalam alunan petikan gitar Adriell. Mellow namun memiliki arti yang dalam seakan menghipnotis pendengarnya. Tiba-tiba sebuah notifikasi ponsel membuyarkan suasana mellow mereka. Tertulis nama ibunya yang mengirim pesan.
"Nafisha ini udah mau magrib yuk balik sebentar lagi bapak pulang."
"Maaf ya, aku harus pulang sekarang!" ucap Nafisha pada Adriell.
"Yaudah yuk aku anterin!" ucap Adriell.
"Enggak usah aku bisa pulang sendiri!" tolak Nafisha yang sungkan.
"Ayolah, anggap ini awal dari perkenalan kita!" ucap Adriell.
"Tapi..." ucap Nafisha yang menggantung karena dipotong oleh Adriell.
"Ayolah!" ucap Adriell memelas.
Nafisha pun menjawab dengan anggukan.
"Rumah kamu dimana?" tanya Adriell.
"Rumah aku diblok C4 no 13" jawab Nafisha.
Adriell pun menghantarkan Nafisha pulang dengan motornya. Sesampainya ia didepan rumah Adriell pun pamit pulang.
"Makasih ya udah nganterin aku, yuk mampir dulu!" tawar Nafisha.
"Next time ya, aku harus balik sekarang. See you" ucap Adriell.
"Sekali lagi makasih, hati-hati dijalan!" ucap Nafisha yang melambaikan tangan.
Adriell membalasnya dengan mengangguk dan memberi senyuman lalu ia pergi meninggalkan rumah Nafisha.
"Fisha, kamu pulang sama siapa nak?" tanya ibunya.
"Fisha tadi pulang dianterin temen baru buk." jelas Nafisha.
"Yaudah kamu mandi lalu sholat magrib kita makan malem!" ucap ibunya.
"Siyap ibu boss!" ucap Nafisha yang menggoda ibunya.
---------------------------------------------------------------------
Di malam yang sunyi sinar rembulan bersinar dengan terangnya. Nafisha tengah duduk dimeja belajarnya sambil memainkan penanya.
"Sebuah derap langkah kaki
Memecahkan keheningan,
Saat itu pula ku temukan dirimu dalam diam.
Seketika raga ini menjadi beku
Hingga lidahku pun seakan kelu
Diam dalam seribu kebisuan
Itulah caraku menikmati indah pesonamu.
Bahkan alunan petikan gitar dan senja yang menjadi saksi perkenalan kita"
Sebuah rasa kekaguman Nafisha pada Adriell diungkapkan dengan sebuah tulisan indah yang ia karang.
"Dia lelaki yang baik, Aku seakan terpanah akan suara merdunya. Pesonannya pun membuatku seakan terbang ke awan-awan. Ingin rasanya ku melayang bersama. Astaga sadar Nafisha kenapa aku berkhayal tentangnya."
>>
Sementara Adriell sedang menikmati secangkir coklat panas dibalkon dengan ditemani dinginnya malam. Ia tengah sibuk memainkan pensilnya diatas kanvas. Tak hanya mahir memainkan gitar ia juga mempunyai bakat melukis.
"Ahh... Mengapa aku tak meminta no telponnya, haduh dasar bodoh" ucap Adriell yang kesal.
Adriell tengah menyelesaikan sketsa wajah Nafisha yang tengah tersenyum manis.
"mempesona" ucap Adriell.
"Andai suatu saat kita bisa berada disini dan menikmati indahnya malam," ucap Adriell yang memandang langit
"Di dalam kesendirian ku temukan dirimu. Saat pertama mata ini melihatmu ingatanku berputar mengenai tragedi itu, namun aku sadar bahwa dirimu bukanlah orang yang sama. Rasa takut kehilangan dan kebencian itu mulai muncul lagi ke permukaan namun hidupku bukan untuk bersembunyi. Ku mulai mengumpulkan keberanian ku untuk menyapa mu. Dan saat itu ku mengenalmu dalam kesendirian. Aku berharap diriku bisa bertemu dengan dirimu lagi esok. Semoga Tuhan menjawab doa ku dengan segala kasihnya." ucap Adriel
——————————————————————
Yuk simak terus cerita Author. follow juga ig Author: Naaernaa02.
Jangan lupa like,vote dan rate ya readers❤️🙏🏻Biar Author makin semangat buat ceritanya😉
Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yang membangun di kolom komentar agar author bisa mengembangkan cerita author 😁
Next>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ariska Ariska
lanjut
2022-05-07
0
Will
Halo kak
2021-09-19
0
dell
seru thor lnjut 😇👍
2021-04-30
0