"HAH?! kapan nih cincin gue pake lagi?!!" Rara menatap horor cincin itu. Saat ia mencoba untuk melepaskan cincin itu entah kenapa sangat sulit sekali, cincin itu seakan sudah di rekatkan dengan lem.
"Kok sudah banget sih?" Monolog nya. Setelah beberapa lama mencoba rara pun kelelahan, ia menyerah dan menatap cincin itu.
"Heh cincin aneh, kenapa sih hah Lo bisa ada di tangan gue?" Rara menghela nafas kesal, awas aja cincin ini akan ia lepas.
"Tau ah." ucap nya kemudian Rara berdiri dan berjalan memasuki kamar tidur nya.
Rara terbaring dan mengambil ponsel nya yang ia letakkan diatas nakas samping ranjang.
Ia melihat jam pada ponsel nya, ternyata sekarang sudah hampir jam 8 malam. Gadis itu pun kembali meletakkan ponsel nya diatas nakas. Ia mengubah posisi menjadi bersandar di kepala ranjang. Tangan nya terulur mengambil gelas yang sudah berisi air. Ia memang biasa meletakkan sebotol kaca besar berisi air penuh, kalau - kalau ia haus seperti sekarang ini ia tak perlu keluar lagi untuk mengambil air di dapur.
Rara menegak air itu. Tiba - tiba Rara mengernyit, telapak kaki nya seperti dielus dan ia merasakan geli karena nya. Rara meletakkan gelas dan rasa geli itu tiba - tiba menghilang. Rara semakin terheran.
Tangan nya terulur hendak menyingkap selimut. Setelah selimut tersingkap, tak ada apapaun atau binatang apapun di telapak kaki nya.
"Apaan tuh, tadi?" Rara mengusap telapak kaki nya yang tadi sempat merasa geli. Rara mengangkat bahu, mau apapun itu ia tak peduli.
Gadis itu kemudian kembali terbaring dan bergelut dengan selimut. Ia menatap langit - langit kamar. Sekarang, kepala nya terasa dielus, Rara seperti mau gila sekarang.
"Siapa yang seenak nya begini? muncul di hadapanku!" Ucap Rara yang sudah terlampau kesal. Gadis itu terduduk dan menatap sekitar dengan mata memicing.
"Siapapun itu, please ya... jangan ganggu, gue gak ganggu jadi harusnya lo gak ganggu gue juga dong!" Ucap Rara.
Wuuushhh
Sosok di ujung ruangan itu bersmirk, ia menatap Rara dengan pandangan yang sulit diartikan.
"*jangan lepas"
"jangan lepas*"
Rara menutup telinga nya dan berdiri, namun.... tiba - tiba lampu kamarnya padam, Rara merasa tubuh nya seperti didorong yang membuat ia kembali berbaring terlentang. Tangan Rara dengan asal memukul - mukul depan nya, tapi Rara hanya memukul angin kosong
"Jangan ganggu gue." Teriak Rara. Gadis itu merasakan pipi nya seperti di sentuh.
"Sssttt..." Rara membelak, apa itu tadi?
"Siapapun itu dan makhluk apapun lo, ngapain lo ganggu guee?!" Rara tak merasa takut cuma agak merinding sedikit. Rara tak merasakan apapun lagi gadis itu berdiri dan berjalan dengan meraba - raba tembok. Ia hendak menghidupkan lampu nya lagi.
"Gak ada kerjaan banget sih ganggu - ganggu kek gitu, please ya gue cuma pengen tenang." Omel nya, hah... seharus nya ia merasa takut tapi justru ia merasa kesal sekarang. Ia cuma ingin hidup tenang apa susahnya sih? Makhluk - makhluk itu perlu ia ajak kompromi.
"Mana lagi nih saklar nya." Ucap Rara yang sibuk meraba - raba tembok.
"sshh.."
"Eh?" Rara meraba - raba lagi tembok itu, tekstur nya berbeda, kenapa tembok nya jadi terasa aneh di tangan nya?"
"Apaan nih?" monolog nya, gadis itu mengernyit dan berusaha melihat dalam kegelapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah kan Hubby marah tuh cincin nikah di lepasin😀
2022-12-06
0
Whya Fajria
seram jg ya, pertama kalinya baca yg mistis gini
2021-12-07
0
wikha Sandra
ttap suka
2021-07-04
0