Saat ia membuka matanya, lagi - lagi Rara terbelak, ia sudah ada di depan gedung perpustakaan?!
Rara melangkah lebar memasuki area perpustakaan. Putri rekan sekerja nya menoleh dan menyapa.
"Eh, tumben lambat dateng lo Ra?" Rara mengangguk lalu berjalan melayani orang - orang yang datang hendak meminjam buku. Putri berdiri di sebelahnya.
"Iya, maraton drakor gue. Huwahh gue kirain udah lambat pake banget tau, gila!" Putri terkekeh.
"Makannya jangan Drakor an mulu, udah - udah, eh lo rapiin buku di rak nomor 213 dulu ya. Gue cek yang ini dulu." Ucap putri. Rara mengangguk dan berjalan menuju rak nomor 213 yang Rani beritahu. Pengunjung perpustakaan pagi ini lumayan ramai.
Rara merapikan buku - buku sambil melamun memikirkan kejadian aneh nya pagi ini. Tangan nya terangkat, dan ia pandangi lagi cincin itu dengan mata memicing.
"Apa gegara nih cincin?" gumam nya pelan. Rara melepaskan cincin nya dan meletakkan nya di dalam saku. Gadis itu kembali melanjutkan pekerjaan nya.
***
Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Rara kini sedang duduk sambil menatap jalanan kota. Ya, ia sedang menumpang kendaraan umum, Karena memang ongkos nya jauh lebih irit. Seperti biasa, setelah menjaga perpustakaan, ia akan mengajarkan les privat. Tinggal satu murid nya lagi, murid baru nya ini lebih memilih memanggil guru untuk datang kerumah nya ketimbang datang langsung ke tempat les.
Rara oke oke saja, karna bayaran nya lebih besar saat murid memintanya untuk mengajar langsung di rumah murid itu. Karna ini adalah pertemuan pertama nya dengan sang murid baru, rara sudah tampil dengan rapi, baju nya sudah ia ganti menjadi baju yang lebih santai. Toh murid - murid nya kebanyakan anak - anak dan remaja.
"Berenti disini pak." ucap Rara, Rara kemudian turun dan memberikan selembar uang 10 ribu, dan selembar uang 5 ribu.
Gadis itu berbalik dan kemudian terkagum. Rumah didepan nya ini terlihat megah, ia baru ngeh kalau ini adalah kompleks perumahan elit.
Rara memasuki pekarangan rumah saat sebelum nya sudah diizinkan oleh penjaga didepan rumah.
Ting... tong... Ting... Tong...
Rara memencet bel dan tak lama kemudian pintu rumah itu dibuka.
"Eh, anda guru private nya tuan muda ya? mari silahkan masuk." Rara membungkuk kan badan nya dan tersenyum manis. Wanita paruh baya yang sepertinya pelayan di rumah megah itu menuntun nya ke ruangan dengan pintu bercat putih. Rara berdecak kagum dalam hati, gila! jadi seperti ini rumah orang kaya?!
Pelayan itu mengetuk pintu.
"Permisi tuan, guru nya sudah sampai." Ucap pelayan itu dengan sopan.
"Masuk saja." ucap seseorang dari balik pintu itu.
"Silahkan langsung masuk saja Bu guru." Rara mengangguk, pelayan itu kemudian berjalan pergi. Rara berjalan masuk ke dalam ruangan itu.
Pemandangan pertama yang ia tangkap adalah seseorang wanita yang terlihat masih muda dan juga seorang anak kecil berusia sekitar 8 tahun. Rara tersenyum sopan.
"Wah gurunya sudah datang, mari silahkan masuk." Ucap wanita itu ramah. Rara mulai mengajar kan violin kepada murid nya yang menggemaskan ini.
Wali muridnya ini sangat ramah. Anak itu yang bernama Lion ternyata sangat mudah untuk mengerti apa yang ia ajarkan.
***
Rara bernafas lega. Wanita itu duduk dengan kaki yang ia selonjorkan.
"Uwahh... akhirnya selesai juga."
"Oh iya, cincin itu! dimana ya." Monolog nya, tangannya merogoh - rogoh saku namun tak menemukan cincin itu. Saat ia melihat lagi, cincin itu ternyata telah tersemat di jari manis nya.
"HAH?! kapan nih cincin gue pake lagi?!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
wikha Sandra
ttap suka thoor
2021-07-04
1
Dimas Wahyu
lnjut
2021-06-24
0
Sun Narty
seru Thor...
2020-11-15
0