17

Chika's POV

Jeremy memeluk Chika dari belakang, damai menyelimuti hatinya saat bersama Jeremy. Pemuda itu sangat mencintainya, namun Chika masih menutup diri untuk mengungkapkan jika ia juga mulai mencintai Jeremy.

Cemburu merasuki jiwanya saat Monica tiba - tiba masuk ke dalam hotel dan melingkarkan tangannya pada Jeremy. Ia hanya menatap punggung Jeremy yang pergi menjauh meninggalkan kamar hotel bersama Monica.

"Saatnya gue jadi Nanta.." ucap Chika, lantas membuka koper dan meraih gown rancangan designer ternama dari Paris. Gown yang pernah dipakai oleh Selena Gomez itu nampak pas dipakai Chika.

Ia pun berlenggang keluar kamar hotel bersama Roby sambil nenteng kamera, lantas masuk ball room hotel. Matanya nanar menatap Jeremy yang masih digelendot mesra dengan Monica.

Jeremy menatapnya sambil tersenyum Chika melemparkan wink pada Jeremy, dan ia membalasnya. Sesat desiran angin sejuk menerpa wajahnya yang cantik malam itu. Lantas Jesika menemui ayah mertuanya..

"Chi, Nantaa.." Dion terkejut melihat Chika dengan dandanan yang cantik.

"Malam om, gaeees lihat gue siapaa diaaaaaanyaaa ? Dion Robert Wigunaaa, wohoo beliau ini yang punya acara. Ada yang mau disampaikan..?" Chika yang merubah dirinya menjadi Nanta itu justru memanggil mertuanya dengan sebutan Om.

"Jesika.." sesorang memanggilnya

Deg..

Hanya satu orang yang memanggilnya dengan sapaan demikian. Michael, Chika beralik dan menoleh mengahadap pemuda yang memanggilnya barusan. Saat tersadar Chika segera meminta Roby mematikan kameranya. Chika menghampiri Michael, sambil menatap haru ia berjalan pelan.

"Mich.." Chika meraba wajah Michael begitu tiba dihadapanya.

"Maaf..." ucap Michael tiba - tiba dan mencium tangan Chika, lantas menyeretnya ke teras balkon hotel. Michael memeluk Chika hangat.

"Aku minta maaf, Jes. Aku..." Michael menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Jesika menangis dalam pelukan Michael. Pemuda yang ia nantikan selama ini telah hadir dihadapanya. Namun ia tak menampik sudah ada seseorang dihatinya yang lain. Jeremy

Michael melepas pelukannya, menatap lekat pada wanita yang telah ia tinggalkan begitu lama. Ada penyesalan disana, berharap wanita itu akan memaafkan dan kembali padanya. Lantas Michael memegang wajah Chika dan akan mendaratkan bibirnya ke bibir Chika tapi keburu Chika memalingkan wajahnya.

"Maaf, Mich. Aku sudah....." Chika tercekat saat melihat kembang api bertaburan dilangit. Kemudian ia tersenyum sambil menatap Michael lantas ia berlari meninggalkan Michael sendirian dibalkon.

"Mungkin Jesika perlu waktu, aku ingin mengulang dari awal lagi, bersamanya. Kali ini aku tak ingin pergi meninggalkannya lagi. Aku janji, Jes.." Michael bicara sendiri sambil memandang taburan kembang api.

Chika menangis tersedu sambil membersihkan sisa make up uang masih menempel diwajahnya. Sementara Roby mematung didepan pintu kamar sambil nenteng kamera. Ia bingung mau masuk kamar saat mendengar Chika menangis di dalam.

Braaaaak...

Jeremy masuk menggebrak pintu, ia membuka paksa baju Chika yang mahal dan mencium bibirnya dengan membabi buta. Chika menyadari bahwa Jerrmy pasti sudah melihatnya dibawa laki - laki lain. Chika hanya pasrah sambil menangis menyesali perbuatannya.

Ia belum sepenuhnya jujur pada Jeremy terutama pada hatinya sendiri bahwa Chika mulai ada rasa pada Jeremy. Bahkan Chika menolak untuk dicium Michael meskipun Chika juga belum jujur pada Michael bahwa dirinya sudah menikah.

Tepat saat bibirnya terasa perih dan berdarah. Jeremy menatapnya dengan tatapan tajam. Itu pertama kalinya Jeremy menatapnya seperti itu. Jeremy tampak kesal, benar.. siapapun akan kesal jika melihat istrinya dengan laki - laki lain. Pikir Chika penuh penyesalan.

Jeremy memukul kasur tepat disebelah telinga Chika lantas pergi ke kamar mandi. Chika menatap siluet tubuh Jeremy dari pintu yang transparan. Ia menangis disana.

"Maaf, Jeremy. Maafkan aku, aku mencintaimu juga. Sungguh..." ucap Chika menangis. Lama ia menunggu Jeremy keluar dari kamar mandi. Lantas tiba - tiba matanya terpejam.

Chika merasa perih saat Jeremy menempelkan obat luka dibibirnya. Dan mendapati ciuman hangat Jeremy tepat ditelinganya.

"Maaf, sayangku. I love u.." bisik Jeremy sambil menutup tibuh Chika dengan selimut, lantas memeluknya hangat. Chika menitikan air mata haru. Perasaan bersalah semakin menghantuinya.

Saat pagi menjelang Chika bangun, ia tak tidur semalaman dengan mata yang bengkak Chika menuju kursi tamu dan menghidupkan Tv disana. Ia menatap kosong pada layar TV itu.

"Sayang.." panggil Jeremy tiba - tiba, saat Chika menolehnya justru Jeremy tertawa menatap wajahnya. Jeremy tertawa, apakah dia sudah tidak marah? Chika masih curiga

***

Jeremy meminta Chika untuk mengosongkan schedule-nya lantas mengajaknya le Bandung. Chika juga sudah lama tak mengunjungi ibunya. Ia sangat senang akan kepekaan Jeremy agar kepenatan aktifitasnya selama beberapa waktu lalu dan kini ia bisa merasakan sedikit kebebasan.

Lantas......

Deg...

Gemuruh hebat seakan terdengar didada Chika saat Jeremy tiba - tiba menginginkannya seorang anak. Itu juga yang Chika inginkan selama ini. Hanya saja, Chika sudah menandatangi beberapa PH untuk 1 setengah tahun terakhir. Sehingga harapan yang ia ciptakan itu harus tertunda. Chika tak pernah menyangka jika Jeremy sudah berkonsultasi pada doker kandungan. Itu juga membuatnya senang, bahwa Jeremy yang sangat antusias menginginkan seorang anak darinya.

***Chika's POV selesai...

Bersambung***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!