16

Chika's POV

Jam kosong adalah saat yang paling siswa - siswi senangi, mereka menggunakan kesempatan itu untuk mojok sama gebetan, makan dikantin, tiduran dikelas, main basket, berenang, main musik dan segudang kegiatan untuk membuang waktu kosong di sekolah.

Apakah yang pintar akan belajar, baca buku diperpus atau kelas ? Nggak juga, karena Jesika justru menghabiskan waktunya bersama 3 orang cecunguknya untuk ngerujak di bawah pohon mangga dibelakang gedung auditorium.

Jesika sengaja bawa roy*o dan sebotol kecap, sedangkan Juan bawa sekotak garam emaknya dan Aldi bawa buah jambu kristal dan buahan lain. Karena akhir semester, para guru sebagian rapat untuk mempersiapkan ujian yang akan mereka hadapi.

"Keknya ditambah mangga muda diatas itu enak deh, saliva gua mulai ngocor neh.." Jesika sambil menunjukkan mangga yang menggantung seakan melambai untuk dipetik.

"Iya, keknya enak.. Ambil gih sana.." ucap Juan sambil mengupas jambu. Jesika menatap Juan kesal, maksudnya agar Juan yang manjat buah itu.

Jesika mengibaskan pa**at yang kotor, lantas berjalan menuju pohon mangga yang tinggi menjulang. Sesaat ia menatap pohon itu.

"Jes..." panggil Aldi, Jesika menoleh berharap Aldi yang akan menggantikannya untuk manjat.

"Semangat ya, fighting..cia you cia you.." sorak Aldi girang sambil melambaikan tinjunya. Jesika memiringkan bibirnya.

Perlahan ia melepas sepatunya dan menaiki dahan pohon mangga. Baginya menaiki pohon bukanlah hal yang tidak biasa, karena Juan dan Aldi selalu membawanya berpetualangan saat mereka masih kecil.

Saat akan melempar ke bawah matanya menangkap sesosok mahluk tampan sedang tidur dibawah samping pohon yang ia naiki. Dari tadi Michael ada disini, kenapa dia diam saja saat kami berisik makan buah. Pikir Jesika sambil tersenyum simpul. Lama ia memandangi wajah tampan yang sedang tidur itu.

Tiba - tiba sesuatu merayap ditengkuk lehernya. Pelan ia meraba lehernya.

"Nggak salah lagi.." ucap Jesika sambil menatap ulat kecil mengeliat ditanganya seakan sedang tersenyum.

"Huaaaaa ulat ulat ulat... Juan Aldi, ulaaaat... Huaaaaa..." Jesika histeris, Juan dan Aldi tertawa terbahak - bahak melihat Jesika diatas pohon sambil menghentak - hentakan kakinya.

Michael dibawahnya terbangun dan melihat ke atas ikut tersenyum geli. Tiba - tiba wajahnya bersemu merah merona tak sengaja melihat dalaman Jesika.

"Mich, please jangan lihaaaat. Huaaaa,..." kraaak kraaak.

Dahan yang Jesika injak tiba - tiba terdengar akan patah.

Bruaaaaaaakkk...

Aldi dan Juan duduk berjongkok melihat Jesika tepat berada diatas tubuh Michael dan bibir mereka saling bertaut. Keduanya bersemu merah, cepat Jesika bangkit dan pergi meninggalkan mereka semua.

Dan itulah awal jadian Jesika dan Michael. Mereka selalu menghabiskan waktu berempat. Hingga suatu ketika saat acara wisuda. Mereka janjian untuk datang ke sekolah menghadiri acara wisuda itu. Michael berjanji untuk menjemput mereka.

Jesika tampak anggun dengan kebaya warna toska, ia sudah tak nampak berjerawat lagi diwajahnya. Sejak bertemu Michael Jesika mencoba untuk merawat diri dengan perawatan wajah. Sedang Juan dan Aldi juga tampak tampan dengan setelan jass kotak - kotak dengan pantofel.

Mereka masih mematung menunggu kedatangan Michael dihalaman rumah Jesika. Aldi menatap jam ditanganya dengan gelisah.

"Jes, kita naik angkot aja. Apa Michael lupa sama janjinya. Kemaren bilangnya gimana sih ?" Juan menyarankan, Jesika tampak ragu untuk menjawab.

Lantas bertiga pun menaiki angkot, padahal Jesika dan dua temannya sudah maksimal berdandan. Angkot yang panas akhirnya melunturkan make up Jesika yang ia pelajari dari youtube.

Sampai acara wisuda selesai, Michael tak pernah nampak lagi. Mendung menyelimuti hati Jesika, baru saja ia merasakan balasan debaran cinta pada Michael. Namun pemuda itu pergi begitu saja tanpa kabar.

Semalaman Jesika menangisi kepergian Michael. Aldi dan Juan hanya diam sedih menatap sahabatnya itu tanpa bisa berbuat apa - apa. Tak lama Jesika pun menerima beasiswa untuk kuliah di Sydney sementara Juan dan Aldi kerja sama membuka caffe di Jakarta.

Tepat malam tahun baru, Jane berkunjung ke Sydney dan menemui Jesika. Mereka bertemu di restoran yang sudah dipesan, padahal Jane baru saja mendarat dari Indonesia.

"Chika, mamah mau jodohin kamu sama artis. Kamu, mau khan?" tanya Jane sambil menyeduh secangkir kopi hitam didepannya, tampak Jesika menunduk sambil mengaduk kopi.

"Iya, mah.." jawab Jesika sambil tersenyum, Jane sudah paham apa jawaban Jesika. Gadisnya itu tak mungkin menolak, karena Jesika tidak ingin membuat sesuatu menjadi ribet dan bermasalah dikemudian hari. Sekalipun sesuatu didepan nantinya akan sulit karena Jeremy adalah seorang artis terkenal.

Terlebih hatinya sudah lama kosong sejak kepergian Michael, Jesika menutup diri untuk tidak berpacaran dengan siapapun. Baginya Micahel adalah cinta pertamanya yang sulit ia lupakan. Jesika berharap perjodohan ini bisa membuatnya melupakan Michael.

Sesaat dua pria masuk di ruangan restoran yang sudah dipesan itu. Ia terpesona akan ketampanan Jeremy, wajahnya maskulin dengan tatapan mata yang tajam, hidung yang mancung membuat Jesika tak berkedip melihatnya. Saat mereka saling memandang, cepat Jesika membuang muka.

Yaaah, Jesika semakin tak menolak perjodohan itu. Ia pun menyerahkan mahkota indahnya untuk Jeremy meskipun ia berharap dengan Michael, namun sepenuhnya ia menyerahkan pada Jeremy. Karena Jeremylah suaminya saat ini.

Kesalah fatal yang Jesika lakukan adalah, ia salah menyebut nama Jeremy dengan sebutan Mich. Jesika lupa suaminya, namun ia berharap Jeremy tak menyadari itu. Maaf, ucap Jesika namun dalam hati.

Hari - hari bersama Jeremy membuatnya bahagia dan penuh warna, sedikit melupakan bayangan tentang Michael. Jeremy juga sangat mencintainya, meskipun Jesika belum bisa berterus terang menenai isi hatinya pada Jeremy.

Karena ia juga seorang beauty vloger. Berkat Jeremy pula yang membantunya menambah followersnya. Sebab Jeremy sempat menjadi teman koleb mengisi konten bersama.

"Hari ini aku lagi sama aktor top numero uno, Jeremy Robert Wiguna gaeeeees. Waaaaw, kita koleb bareng. Kali ini aku mau lihat isi appartemennya, ada apa aja sih. Ohh, yaah. aku cuma pake lip tint, dan ini aku belinya di online shop @fujioo_libra. Disana banyak banget berbagai macam jenis lip tint.. Mmmm, oke kita mulai dulu dari kamar mandi yah.." sambil membawa kameraman nya Roby, mereka menuju kamar mandi yang sebelumnya sudah ia bersihkan.

Live Chat

**Naat, bawain itu handuknya Jeremy yaah wkwkwkw...

Naaat aslinya Jeremy ganteng banget nggak sih, yak ampuun...

Nat, nat nat**..

Roby masih memutari kamar mandi, sementara Jesika dan Jeremy pelukan mesra.

***

Mengenai Jeremy bersama artis lain sempat membuat Jesika cemburu, terlebih netizen suka menjodohkan suaminya itu dengan Agnes. Bukan hanya itu saja, Monica dengan tubuh yang bahenol kerap ngelend mesra pada Jeremy membuatnya ingin mencabik - cabik wanita itu.

Tapi apa yang bisa Jesika perbuat, berdasarkan kesepakatan perniakahannya. Mau tidak mau Jesika harus menahan sabar yang eksta untuk mengahadapi dua wanita penyihir itu.

Bahkan saat acara global award yang diadakan oleh mertuanya. Pun disana ia bertemu dengan cinta pertama yang sudah ia lupakan dan kini kembali mengorek kenangan yang masih tersisa dibenaknya.

***

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!