14

Jeremy's Pov

Mata Jeremy menangkap gadis dengan gown mini evening dress masuk ke ball room hotel dan seorang pria membawa kamera didepanya. Nanta !! ucapnya dalam hati sambil tersenyum, ingin rasany ia beranjak pergi untuk menemui Nanta. Semua artis yang hadir ia bawa ngevlog dengan berbagai macam pertanyaan, bahkan ayahnya pun dibawa serta tapi ia kecewa, Nanta melewatkan dirinya yang masih digelayut manja oleh Monica disampingnya.

Sambil mendesah panjang Jeremy terus menatap Nanta dari jauh, gadis itu balik menatapnya lantas melemparkan  wink pada Jeremy cepat ia membalasnya.

Monica masih ngelendot mesra pada Jeremy seperti di lem alteco, ia tak ingin lepas. Ia tak ingin membuang begitu saja kesempatan, banyaknya wartawan yang mengambil gambar dirinya, padahal yang diambil gambarnya adalah Jeremy.

Jeremy menatap nanar pada Chika dan seorang pria dihadapanya, pria dengan postur tubuh yang tinggi, mata yang sipit, serta alis yang tebal. Siapa dia ?? fikirnya penasaran dan ingin segera menghampiri Chika yang saat itu tiba - tiba memengang wajah pria didepannya. Chika tampak mengusap pipi pemuda didepannya. Sesaat kemudian ia meliat pria itu menarik lengan Chika dan membawanya pergi. Jika saja Monica tidak memegang tangannya dan wartawan yang mewawancarainya, Jeremy akan segera mengejar pria yang membawa cinderella itu kabur.

Kemudian...

Jeremy berjalan menuju suit room menemui Roby yang masih membawa kamera didepan pintu hotel. Ia tak berani masuk karena melihat Chika menangis didalam. Monica yang masih membuntuti Jeremy pun terkejut saat Jeremy tiba - tiba membentaknya.

"Permainan sudah selesai, Nona Monica. Acara gimik ini sudah habis, ok. Silahkan, lu pulang bawa sana manager dan anak buah lo. Dan jangan tunjukkan muka lo lagi disini, ngerti.." ucap Jeremy membanting pintu kamar hotel dan masuk, Roby lantas menutupnya dari luar masih dengan menenteng kamera.

Jeremy kalap, ia membuka paksa gown mahal Chika, dengan membabi buta ia mencium bibir Chika dengan paksa. Mendapati Chika yang menagis diatas kasur. Ada cemburu yang membara dihatinya hingga ia kasar terhadap Chika menciumnya bertubi - tubi dan mengigit bibirnya hingga berdarah. Jeremy menatap nanar wajah Chika, dan gadis didepannya itu hanya menangis tak bersuara membuat Jeremy semakin kesal. Mengingat Chika sudah meraba pipi pria yang ia temui tadi. Namun Jeremy enggan bertanya, ia cemburu tapi gengsi untuk mengungkapkannya. Justru menikmati Chika yang kesakitan, meskipun ada penyesalan setelahnya mebuat hatinya semakin terluka. Jeremy meninju kasur disebelah telinga Chika, menatap pakaian tergeletak tak beraturan dilantai. Lantas menuju kamar mandi, tampak siluit tubuhnya dari luar ia hidupkan shower dan membiarkan air mengalir meraba seluruh tubuhnya.

"Aku tak pernah bertanya apa yang Chika mau, apa yang chika inginkan, kenapa dia menerima perjodohan ini, kenapa dia mau aku tiduri, dan dia tak pernah marah secara langsung atau menolak dengan semua apa yang aku inginkan terhadap dirinya. Apa perlu aku berhenti dari dunia hiburan yang membesarkan namaku ini dan fokus pada keluarga ?" Jeremy bicara sendiri, lantas ia meninju tembok keras dan darah mengucur dari jarinya.

Saat keluar kamar mandi, ia menatap Chika yang terlelap nampak bibirnya yang mungkil itu luka dan ada sedikit darah. keadaanya masih awut - awutan tak beraturan, Jeremy menyibakkan selimut dan menutupi tubuh Chika yang tak tertutup sehelai benang pun. Lantas Jeremy meraih sesuatu dalam laci dan mengoleskan cairan luka di bibir Chika dengan cotton bad. Sebelum Jeremy merebahkan diri disamping Chika, ia sempat mencium kening istrinya itu dengan lembut dan memeluknya hangat.

"Maaf..." ucap Jeremy lantas merebahkan dirinya dikasur dan memunggungi Chika.

Jeremy's Pov selesai

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***