Flashback
Michael sudah siap dengan setelan kemeja putih dan jass merah maroon tanpa dasi, ia terlihat tampan dengan sepatu hitam mengkilap. Ia menuruni tangga menuju garasi mobil porsche 911 warna mutih dan masuk untuk menjemput Jesika dirumahnya. Hari ini mereka janjian untuk ke sekolah bersama menghadiri acara wisuda kelulusan SMA mereka. Michael juga sudah mempersiapkan kejutan untuk Jesika, dengan kotak warna senada dengan jassnya, isinya berupa kalung dengan mata berbentuk huruf J ada berlian kecil di ujung hurufnya, yang telah ia minta pada ahli perancang perhiasan dari Paris. Namun seseorang menghentikannya.
"Mas Chel, Mas Chel..." panggil Bi Darmini panik, sambil mengetok kaca jendela mobil. Michael menurunkan sedikit kaca jendelanya dan menatap Bi Darmini dengan heran.
"Ada apa, Bi?" tanya Michael
"Anu, Mas. Tuan.. Tuan, Mas.." Bi Darmini gugup
"Kenapa, Tuan?" Michael tak sabar
"Tuan, jatuh mas.."
Saat itu juga Michael langsung terbang ke Aussie menemui ayahnya yang jatuh dan tak sadarkan diri, ayahnya terbaring dirumah sakit terkenal disana. Michael merasa seakan dunianya sudah runtuh dan terhenti, ia terduduk dilantai pasrah sambil menangis. Hanya dengan ayahnya lah ia hidup dan tak ada siapa - siapa lagi yang ia punya.
Poor, Michael...
Ayahnya tiba - tiba koma, karena adanya penyumbatan gumpalan darah di pembuluh darah pada otaknya akibat jatuh di kamar mandi. Sehingga semua pekerjaan menjadi tanggung jawab Michael padahal dirinya belum pernah terjun ke dunia bisnis karena baru saja lulus SMA. Beruntung ada orang kepercayaan ayahnya yang membantu sampai Micahel benar - benar bisa menguasai bisnis sambil kuliah Micahel berjuang mengembangkan bisnis ayahnya menjadi no 2 terbesar di Indonesia berlomba menyaingi bisnis ayah Jeremy yang masih diperingkat 1.
Michael tak pernah dekat dengan gadis manapun, bahkan ia tak punya waktu untuk itu. Hari - harinya ia tekuni dengan belajar dan belajar tentang bisnis serta merawat ayahnya yang mulai sadar dalam masa perawatan. Pernah saat kuliah ia mencoba dekat dengan gadis disana, namun tak berapa lama karena Michael masih berharap jika kelak akan bertemu dengan Jesika serta memohon maaf karena pergi tiba - tiba dan tak pernah mengabari Jesika.
Flasshback selesai
Michael merogoh sakunya mengeluarkan kotak maroon disana dan menyembunyikan tangannya dibawah meja. Sebelah tanganya menggenggap jemari gadis didepannya sambil tersenyum tulus. Tiba - tiba ponsel Chika bergetar, ada sebaris kata ASU disana. Sambil meringis Chika melepas genggaman Michael dan menjauh darinya.
"Iya aku lagi di caffe neh. Apa Monica sudah pergi ?" ucap Chika
"Iya sudah, buruan pulang. Aku pengen anak.." sahut seseorang diseberang sana, membuat kuping Chika memerah. Tut tut tut... Saluran langsung diputus dari sana.
Chika kembali duduk dihadapan Michael sambil menyeduh Coffe late kesukaannya. Kembali Michael memasukan kotak maroon itu ke sakunya, ia urungkan niatnya untuk menyerahkan ke Jesika.
Mungkin, lain kali.. Ucapnya dalam hati
Clop clop clop, terdengar suara pesan masuk di ponsel Chika. Cepat gadis itu membukanya, ia terperangah tak percaya Jeremy mengirimkan foto dirinya tanpa busana.
Mesuuuuum.. balasnya, dengan wajah memerah
Michael menatapnya heran.
Michael berada di gedung apartemen yang sama dengan mereka. Baru 1 bulan ia menghuni apartemen itu. Tepatnya dilantai bawah. Sudah pasti mau tidak mau akan sering bertemu, batin Chika panik.
"Apartemen kamu nomer berapa, Jes ?" tanya Michael, Chika tampak ragu untuk menjawab.
"Kamu nggak berniat untuk datang ke apartemenku, kan?" Chika menelisik, Micahel menautkan kedua alisnya yang tebal. Lantas tersenyum, ceeeessshhhh. Senyum yang dirindukan Jesika, senyum yang membuat orang terpikat melihatnya. Bahkan penjaga caffe sedari tadi menatap mereka berdua dari jauh.
"Apa ada yang salah, bukannya kita belum putus.." Michael menukas, pipi Chika merona.
Deg...
Enak sekali dia bilang belum putus, setelah 5 kali puasa 5 kali lebaran tak ada kabar seperti bang Toyib dan bilang masih menjalin hubungan. Aku sudah punya Jeremy tapi aku nggak bisa begitu saja melepaskan Michael. Chika gundah gulana
"Jesika..!!" Michael mengibaskan tangannya, tersadar ponsel Chika bergetar lagi. ASU memanggil.
"Iya iya aku balik." sahut Chika ketus dan mematikan ponselnya.
"Mich, aku balik duluan ya. Nanti aku hubungi.. Bye.." Chika bergegas pergi meninggalkan Michael, pria itu menatap kepergiannya dari balik kaca yag transparan.
Semakin manis.. ucap Michael lirih dan tersenyum, Michael sadar diperhatikan penjaga Caffe lantas melempar senyum pada penjaga itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments