Jeremy mendapati Chika duduk termangu di sofa dengan tv menyala, ia melirik jemarinya yang sudah dibalut dengan plester. Lantas ia menghampiri Chika yang masih mematung.
"Sayang..."panggil Jeremy duduk disebelahnya, Chika menoleh membuat Jeremy terperanjat dengan matanya yang bengkak mirip panda.
"Prrrrfffff..." Jeremy tertawa sambil menutup mulutnya, ia bangkit menuju kulkas dan mengambil bongkahan es batu disana.
"Gini aja terus, gue panggil lu panda aja mulai sekarang." ucap Jeremy sambil menekan mata Chika dengan es batu yang dibungkus dengan kain. Mereka berdua tampak diam hanya suara siaran berita di TV yang meramaikan suasana. Jeremy tak ingin bertanya, dan tetap tak ingin mengetahui apapun yang Chika perbuat.
Jeremy hanya berharap Chika tetap disampingnya, meskipun ia sangat penasaran dengan sikap Chika hingga ia menangis membuat matanya bengkak, serta laki - laki yang ia temui semalam. Begitu pula Chika, ia tak ingin memberitahu Jeremy sebelum Jeremy sendiri yang bertanya. Mereka hanyut difikiran masing - masing, sampai Jeremy mencium lembut dua pelipis mata Chika. Wanita itu berhambur ke pelukan Jeremy, dan Jeremy membalas pelukan hangat itu sembari mencium rambut istrinya lembut.
"Kosongkan saja schedule hari ini, kita ke rumah mamah." cetus Jeremy, Chika mengangguk pelan.
***
King salmon putih, sudah tersaji diatas piring putih dengan lelehan saus BBQ diatasnya, ada potongan wortel dan buncis tumis setengah matang, ditambah taburan peterseli dan wijen mempercantik tampilannya. Dengan bangga Jane mengabadikan objeknya menggunakan kamera canggihnya. Setelah beberapa kali pengambilan gambar, ia meletakkan kameranya diatas meja dan meraih lonceng disamping laptop.
Criiing criiing...
Semua anak buahnya berhamburan menghampirinya sambil menyahut... 'Meoww meowww....". Lantas ia meletakkan piring berisi king salmon itu dilantai, dengan sigap langsung diserbu beberapa mahluk berbulu itu. Begitulah Jane, seusai mendapati objek serbuannya, ia tak akan memakan olahannya sendiri. Jika itu ikan ataupun daging maka akan di berikan pada kucing peliharaannya. Sedangkan jika berupa sayur - sayuran ia berikan pada tetangganya.
Jane meraih kameranya dan mengambil memori didalamnya, lantas memindahkannya ke laptop. Sebelum ia mengunggah ke medsosnya beberapa kali ia edit sampai benar - benar ia puas. Lantas ia unggah ke beberapa medsosnya. Hanya hitungan detik, komentar dan like sudah membanjiri lamannya. Bukan auto like dan komen otomatis namun asli pengemar yang menyayanginya.
Pengemar baginya seperti vitamin, vitamin yang menguatkannya untuk tetap bertahan hidup. Akibat kegagalannya dalam berumah tangga, membuat Jane frustasi. Ia bercerai dengan suaminya saat usia Chika masih balita, suaminya pergi tak memberi kabar bahkan tak memberi nafkah. Sehingga Jane harus membanting stir untuk melakukan pekerjaan apa saja demi menghidupinya dengan Chika.
Ditambah mertuanya yang menggangu dengan memperebutkan Chika pada saat itu. Setelah benar - benar berpisah dari suaminya yang kembali, dan ternyata dengan istri barunya. Jane membawa serta Chika kabur ke Jakarta dan mengubah nomor kontaknya, memblokir semua akses yang berhubungan dengan keluarga suaminya.
Memulai hidup baru bersama Chika dengan berjualan es boba, menjual koran, menjadi karyawan di SPBU sampai menjadi pelayan bar sudah Jane lalui. Hingga bertemu dengan Dion teman sewaktu SMA, yang terpukul karena kepergian istri yang dicintainya untuk selamanya.
"Aku pesan 1 margarita dengan es batu.." ucap Dion pada pramutama bar. Jane tak bersuara, ia membawa segelas dengan nampan dan menaruhnya diatas meja tamu didepannya tanpa memandang pria tersebut.
"Jane.." panggil pria itu Jane menoleh sambil melotot ia menghampiri Dion.
"Dion, kusut banget. Kenapa..???" Jane penasaran, bukan tanya apa kabar Jane malah penasaran dengan tampang Dion yang awut - awutan tak berparas.
"Sekitar 30 menit lagi kerjaanku selesai, kamu mau menunggu..?" Dion mengangguk mantap.
Dion masih menunggu saat Jane sudah pamitan dengan atasannya, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, jalanan Jakarta masih lalu lalang kendaraan. Jane ikut di mobil Dion yang di sopirkan oleh Pak Anang. Mereka tiba di sebuah kontrakan kecil, Jane membuka pintu, tepat didepan tv yang menyala tampak seorang gadis kecil yang terlelap sambil memeluk boneka Tayo.
"Masuklah Dion, Pak Anang masuk lah. Jangan sungkan." Jane mempersilahkan dua laki - laki itu masuk. Siapa yang akan berfikir macam - macam pada mereka meski malam sudah sangat larut. Tidak akan ada orang yang mau mengusik, karena warga sekitar sudah sangat lumrah membawa laki - laki masuk rumah. Meskipun sebenarnya Jane tak akan melakukan hal yang bejat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments