07

Braaak.. Jeremy membuka pintu hotel dengan kuat ia mendapati Chika membersihkan sisa make up yang menempel diwajahnya. Matanya tampak sembab ia menatap Jeremy dengan tatapan kosong. Ia menghampiri Chika perlahan lantas mencium bibir Chika paksa. Roby yang melihat dari balik pintu langsung menutup pintu hotel dengan cepat dari luar.

Dengan membabi buta Jeremy mencium leher dan mebuka dress yang Chika kenakan hingga sobek, melucuti tiap helaian pakaian yang Chika kenakan. Wanita itu hanya diam pasrah dengan perlakuan kasar suaminya. Jeremy mencumbu dan meremas bagian yang kenyal, Chika menangis tak bersuara. Ia hanya mengingat bayangan Michael yang memeluknya hangat tadi.

"Maafin aku, Jes. Papahku sakit, dan aku harus ke Ausy menggantikan posisi papah. Selama lima tahun ini bahkan aku tak kenal siapa diriku sebenarnya. Aku hanya sibuk dengan pekerjaan. Maaf, Jes." ucap Michael lirih kemudian ia memeluk Chika, wanita itu tak menolaknya. Pria ini yang ia tunggu selama beberapa tahun hingga Jeremy masuk dalam hidupnya dan memenggal keperawannya yang hanya ia peruntukan untuk Michael, namun pria itu menghilang dan kembali saat Chika sudah bersama pria lain.

Chika belum mau menceritakan hubungannya dengan Jeremy, ia ingin menyembunyikannya dari Michael agar pria itu masih mau menemuinya. Egois memang, namun Chika belum mengetahui siapa pelabuhan hati yang ia tambatkan. Seperti tangkai mawar yang berduri, ia bisa memiliki namun tak bisa ia genggam. Tapi bukankah duri mawar bisa dihilngkan ???

Jeremy menatap istrinya yang menangis, ia tak ingin bertanya dan tetap menggerayangi tubuh Chika dengan kasar. Bahkan ia menghentakkan pinggulnya dengan keras, Chika terpejam dan ingin berteriak tapi ia tahan. Jeremy menikmati penyiksaan itu, berharap Chika benar - benar berteriak.

"I love you, Chika, I Love you.." Jeremy mencium dan menggigit bibir Chika hingga sedikit berdarah, Chika tetap tak bersuara. Jeremy menggeretakkan rahangnya keras, memejamkan matanya sesaat dan memukul kasur dengan keras lantas menyudahi aktivitasnya berhambur ke kamar mandi, membuka pintu dan membantingnya dengan keras.

Chika masih terisak merasakan sakit disekujur tubuhnya ditambah perih luka dibibirnya. Ia menatap daun pintu kamar mandi yang transparan, ada siluet Jeremy disana. Ada jutaan rasa bersalah menghantui pikirannya, ia bimbang dengan perasaannya sendiri. Padahal cinta Jeremy tulus, ia tak pernah sekalipun menyakiti Chika kecuali dengan sikap profesionalnya.

Jeremy berfikir keras dikamar mandi, air masih mengucur dari shower mengalir melalui dadanya yang bidang. *Bagaimana jika aku berhenti dari dunia keartisan dan benar - benar menjalin kehidupan rumah tangga ini *? Pikirnya bimbang. Kenapa aku tak pernah tahu apa yang Chika inginkan, selama hampir 2 tahun ini aku tak tahu apa yang Chika fikirkan. Kenapa aku egois. Jeremy menyalahkan dirinya sendiri sambil meninju tembok dengan keras, darah segar mengalir dari jemarinya.

Jeremy mendapati Chika tertidur dengan keadaan yang tak beraturan. Pakaianya berserakan dilantai, ia duduk dipinggiran kasur menatap wajah cantiknya Chika. Perlahan ia meraba bibir Chika yang terluka akibat ulahnya tadi. Lantas Jeremy meraih obat tetes luka dilaci dan menetskannya perlahan dengan cutton bad dibibir Chika. Tampak Chika merasa keperihan bibirnya. Jeremy beraring disebelah Chika sesaat ia mencium kening istrinya lembut, tak lama ia pun terlelap.

Perlahan Chika membuka matanya, ia hanya pura - pura tidur, saat matanya menatap jari - jari Jeremy yang memerah dan ada sedikit darah yang masih segar mengalir dari celah lukanya.  Sambil menutup mulutnya Chika menetskan air matanya, membuatnya semakin merasa bersalah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!