06

Jeremy masih memeluk Chika dari belakang dengan setelan tuxedo berwarna abu - abu dengan dasi kupu biru melingkar dikerahnya, postur tubuhnya yang tinggi dan putih membuat Jeremy sangat berkharisma.

"I love you." Jeremy berbisik pelan ditelinga Chika hingga membuat bulu kuduknya meremang. Saat Jeremy masih ingin memeluk Chika lebih lama, seseorang mengetok pintu hotel dari luar. Lantas pengawal Roby membukakan pintu dari dalam, Roby keluar ruangan sesaat Monica masuk ke dalam. Chika pun pura - pura membenahi dasi Jeremy yang miring, namun tangannya disingkirkan oleh Monica.

"Udah, sana lu pergi." sergah Monica pada Chika, Jeremy mengeraskan rahangnya kesal ambil mengepalkan tanggannya namun ia juga tak bisa membela.

Monika menyilangkan lengannya dilengan Jeremy dan membawanya pergi dari room suit hotel meninggalkan Chika yang termangu menatap punggung suaminya dari jauh. Ada sesak didadanya melihat pemandangan itu. Chika masih tak mengungkapkan perasaannya pada Jeremy, namun setiap yang Jeremy minta Chika selalu bersedia memenuhi karena itu adalah kewajibannya sebagai seorang istri dan Jeremy sudah mengira bahwa Chika juga mencintainya.

Meskipun Chika tak mengungkapkanya, bahkan Jeremy tak pernah bertanya apakah Chika mencintai dirinya atau tidak. Jeremy tak mau tahu akan hal itu. Selama ia masih bersama Chika dan Chika tak pernah protes terhadap dirinya.

"Apa perlu aku ikut acara itu juga, anggap aja Nanta yang datang.." Chika berseru girang.

Tampak beberapa artis yang datang disana, ada Sarah Sechan dan VJ Daniel yang jadi pembawa acaranya. Acara masih diringi dengan nyanyian dari Judika. Chika yang merubah dirinya menjadi Nanta itu berjalan perlahan menuju meja makan. Ia diiringi Roby yang membawakan kameranya, yaaap ia meminta bantuan Roby untuk ngevlog memperlihatkan beberapa artis yang ia temui dengan sedikit melemparkan pertanyaan jahilnya. Tepat saat pria dengan setelan jas berwarna biru dongker itu ia hampiri.

"Chi... Nanta, kamu...." pria itu mertuanya, Pak Dion.

"Gaeeeeees, gua ketemu sama Pak Dion. Yuhuu, beliau ini adalah pemilik dari acara ini. Ada yang mau disampaikan Bapak ?" ucap Chika sambil melotot sedikit matanya pada mertuanya itu memberi kode, sementara Roby yang memegang kamera tampak tersenyum jahil.

Nat salamin donk, dari emak gue. Beliau ngefans beraaaaat..

Duuuuh, Nat nggak kuat aku lihat brewoknya...

Naaaaat, gila looo sumpah. Pengen banget datang....

Nat Nat nat...

Chika menikmati acaranya sendiri tanpa ia sadari seseorang memperhatikannya dari kejauhan, ingin sekali pria itu menghampiri namun ia urungkan dan tangannya masih menopang lengan wanita disampingnya.

"Jesika..." panggil seseorang

Deg....

Hanya satu orang yang memanggilnya dengan sapaan Jesika. Michael

Chika berbalik menatap sumber suara, mulutnya ternganga dan matanya melotot lebar. Cepat ia meminta Roby mematikan kameranya sesaat ia tersadar. Ada dentuman keras tepat dihatinya, jantungnya berdegup sangat kencang.

Perlahan keduanya mendekat, tanpa Chika sadari ia meraba wajah pria didepannya itu. Lantas ia meneteskan air mata, rindu yang sekian lama ia pendam mencari dan menunggu sosok didepannya ini muncul tiba - tiba.

Tanggannya tergetar saat pria didepannya meraih dan menggenggam jemari Chika. Bibir Chika kelu tak dapat berkata - kata, hanya tetesan air mata yang terus jatuh perlahan. Pria itu mengusap air matanya. Ingin sekali ia memeluk wanita dihadapannya itu, namun ia urungkan karena berada ditempat keramaian.

Jeremy masih menatapnya dari kejauhan dengan tatapan nanar, ia bertanya - tanya dalam hati siapa pria yang bersama Chika itu. Tapi wanita disebelahnya terus saja memegang lengannya dan tidak mau dilepas.

"Jer, arah jam 12 ada camera. Senyum dikit, tooong ye.." pinta Monica, Jeremy berpaling ke arah jam 12 dan tersenyum memaksa. Saat berbalik ke arah Chika, ia sudah tak ada disana. Mata Jeremy mengeliling..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***