Alam menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang terlihat sepi. Malam ini ia tak mungkin pulang karena Yesi taunya Alam menginap di rumah Kania. Sedangkan Alam pamit pulang pada Bunda karena ingin memberikan Kania kesempatan untuk sendiri dulu.
Jadi disinilah Alam sekarang di pinggir jalan taman kota. Berdiam diri di dalam mobil, menyandarkan kepalanya ke belakang dan memejamkan matanya.
Pikirannya melayang jauh pada kesalahan yang membuatnya kini harus berjuang mendapatkan cinta yang dulu pernah Alam sia-siakan.
FLASHBACK ON
"Kania sangat mencintai Kak Alam" Kalimat terakhir yang Alam dengar sebelum gadis itu masuk ke dalam kamarnya dengan air mata yang baru saja menetes setelah mengucapkan kata cintanya.
Alam masih membeku tanpa mengejar Kania ke kamarnya. Dia juga masih bingung apa yang harus dilakukannya. Apa yang Kania dengar memang benar jika Alam tidak mencintai adik dari kekasihnya itu. Lalu apa lagi yang harus Alam jelaskan. Alam lebih memilih diam daripada harus membujuk Kania dengan kebohongan lagi.
"Alam, kamu lihat sendiri kan? Sekarang semuanya sudah hancur. Apa yang akan aku katakan jika Ayah dan Bunda tau? Apa aku bisa menghadapi Kania setelah ini?" Dania histeris mengacak rambutnya.
"Sudahlah Dania, ini memang sudah saatnya dia tau yang sebenarnya. Dan ini juga hasil dari permintaan g*la mu itu. Apa sebelumnya kamu pernah berpikir jika niatmu balas budi justru akan menyakiti aku dan Kania? Kamu pikir perasaanku ini apa sehingga dengan mudahnya kamu permainkan Dania!!"
"Aku harus selalu berpura-pura mencintainya walau di pikiranku hanya ada kamu. Apa kamu tidak pernah pikirkan perasaanku yang tersiksa ini?? Kamu memang wanita paling egois Dania!! Alam pergi begitu saja setelah meluapkan perasaannya selama ini.
Dania menangis tergugu tanpa mencegah kepergian Alam. Kali ini Dania baru menyadari jika akibat dari keputusan untuk membahagiakan adiknya justru menyakiti dua orang yang paling berarti dalam hidupnya.
Bukan hanya Kania yang sakit hati, tapi Alam juga merasakan hal yang sama. Dania seolah mempermainkan cintanya, melemparkan hatinya pada perempuan lain. Alam mengakui dirinya sebagai pecundang setelah tadi melihat hancurnya Kania karena perbuatannya.
Sekarang Alam juga tidak tau apa yang harus ia lalukan. Alam marah dan kecewa pada dirinya sendiri. Marah karena menjadi pria jahat yang menghancurkan cinta tulus dari Kania, kecewa pada dirinya sendiri karena dengan mudahnya menerima permintaan Dania. Jika dulu ia lebih tegas menolak pastinya tidak akan terjadi hal seperti ini.
-
-
Seminggu lebih sejak kemudian pagi itu, hari ini Alam berniat menemui Kania untuk meminta maaf darinya. Sebenarnya Alam juga sudah ingin menemui Kania sejak kemarin, namun beberapa hari ini Alam sibuk dengan pengunduran diri dari kantornya.
Tapi Alam terlambat, Kania sudah pergi meninggalkan negara ini sejak dua hari yang lalu.
"Apa?? Kenapa kamu tidak memberitahu ku Dania?" Alam merasa Kepergian Kania adalah karena dirinya.
"Aku sudah menghubungimu puluhan kali tapi kau tak mengangkatnya. Bahkan pesan dariku juga tidak ada yang kamu baca Alam!! Kamu masih mau menyalahkan ku?" Alam ingat jika sejak pagi itu ia mengabaikan Dania. Termasuk panggilan dan pesan darinya tak pernah Alam hubris.
Alam mengacak rambutnya frustasi. Tangannya mengepal kuat, ia mulai menyalahkan dirinya sendiri.
"Lalu bagaimana dengan Ayah dan Bunda? Apa mereka sudah tau?"
"Kania sudah mengatakan jika kalian berdua sudah memutuskan pertunangan kalian. Tapi Kania tidak memberi tahu alasan yang sebenarnya, dia hanya bilang jika kalian sudah tidak cocok lagi. Kania juga mengancam ku jika aku berani mengatakan pada Ayah, maka Kania akan pergi jauh dari hidup kita" Dania kembali menangis mengingat adiknya yang kini sudah menjauh darinya.
Alam sudah terlambat, bahkan untuk sekedar minta maaf saja Alam sudah tidak di berikan kesempatan oleh Kania. Gadis itu benar-benar meninggalkan Alam dalam rasa bersalahnya yang amat besar.
Alam berjalan gontai meninggalkan pekarangan rumah Kania. Ia belum berani masuk ke dalam untuk menemui Ayah dan Bunda. Tapi suatu saat Alam berjanji untuk menjelaskan sebab kepergian putri meraka.
"Mas Alam!!" Panggil Mbak Tuti, asisten rumah tangga di rumah Kania.
"Iya Mbak?"
"Ini Mas, kayaknya ini punya Mbak Kania deh. Tapi Mbak Kania kan sudah pergi jadi bawa Mas Alam aja ya? Soalnya di sini juga banyak foto Mas Alam" Mbak Tuti memberikan satu kotak berukuran sedang yang berisi barang-barang Kania kepada Alam.
"Mbak Tuti dapat dari mana?"
"Di tempat sampah Mas, untung beluk di angkut tulang sampah, sudah hampir dua hari soalnya" Jelas Tuti.
"Ya sudah, terimakasih Mbak. Saya pergi dulu" Alam menatap nanar pada barang-barang yang sangat di kenalnya. Ternyata Kania benar-benar berniat pergi tanpa membawa kenangannya sedikitpun.
-
-
Hari berganti hari yang terasa begitu berat di lalui Alam. Kini sudah satu bulan setelah kepergian Kania, sudah satu bulan pulan Alam merasakan kosong di dalam hatinya. Hidup yang harusnya berjalan lancar tanpa adanya gadis yang selalu merecokinya, sekarang justru terasa aneh karena terasa ada yang kurang.
"Alam?" Yesi menegur Alam yang berjalan lunglai melewatinya.
"Iya Ma?" Degan malas Alam menghampiri Yesi yang duduk di sofa dengan majalah di tangannya.
"Kenapa kamu lesu begitu, kamu sakit?"
"Enggak Ma" Jawab Alam, Ia bersandar di sofa berhadapan dengan Yesi.
"Oh ya Lam, kok Kania udah lama nggak kesini ya? Kania kan udah janji mau belajar bikin kue kesukaan kamu. Kalian baik-baik saja kan?"
Alam menegakan tubuhnya mendengar pertanyaan Yesi. Seingat Alam, ia hanya mengajak Kania satu kali saat ingin bertunangan dengan Kania.
"Memangnya Kania sering kesini Ma?" Tanya Elang terkejut.
"Loh kamu gimana sih!! Katanya Kania udah bilang sama kamu kalau dia mau belajar masak sama Mama. Hampir setiap hari, Kania selalu kesini. Dia bilang ingin belajar masak makanan kesukaan kamu"
"Kania selalu masak untuk makan siang kamu disini sama Mama. Rasanya enak kan? Mama juga sudah pernah coba, rasanya nggak kalah jauh sama buatan Mama"
Degg..
Hati Alam berdenyut mendengar cerita Yesi. Alam ingat dengan jelas saat ia menolak makan siang yang di bawakan Kania ke kantornya. Dengan berbagai alasan Alam menolak ajakan makan siang itu. Bahkan tak jarang Alam mengabaikan Kania yang sudah menunggu di loby kantornya.
"Ma, Sebenarnya Alam dan Kania sudah putus"
"Apa Lang? Kamu bercanda??" Yesi menutup majalah yang di bacanya. Meminta penjelasan dari putra satu-satunya itu.
Mengalirlah semua cerita dari bibir Alam, disertai dengan air mata penyesalan yang baru pertama kali Alam keluarkan untuk Kania.
"Astaghfirullah Alam. Kenapa kamu sejahat ini Nak? Apa Mama ini pernah mengajarkan kamu menjadi pria pec*ndang seperti ini? Jika kamu mencintai Kakaknya kenapa kamu menyakiti Adiknya?" Yesi menangisi sikap putranya.
"Alam minta maaf Ma" Alam bersimpuh di kaki Yesi. Kepalanya tertunduk bertumpu pada lutut sang Mama.
"Apa salah gadis itu Nak? Dia gadis yang baik, dia cantik dan pintar. Dan yang paling penting dia tulus mencintaimu Lam!!"
"Alam tau Ma, Alam menyesal!!" Alam mulai terisak di kaki Yesi.
"Sekarang Mama tanya sama kamu, apa selama kalian bersama tidak ada sedikitpun rasa cinta di hati kamu untuk Kania Lam?" Yesi mengangkat pundak Alam untuk menatapnya.
"Alam tidak tau Ma, yang jelas setelah kepergian Kania satu bulan ini hati Alam terasa kosong tidak ada hal yang membuat Alam bersemangat seperti dulu. Alam merindukan perhatiannya yang dulu Alam benci, Alam rindu tingkah manjanya yang seperti anak kecil. Bahkan Alam merindukan celotehan yang sangat tidak penting untuk di dengar Ma"
"Sekarang yakinkan hatimu dulu Lam, Mama juga ragu ingin menyebut itu cinta. Mama takut apa yang kamu rasakan itu hanya sebatas rasa bersalah saja. Tetapkan hatimu Nak, jika kamu benar mencintai Dania, kejarlah maaf dari Kania untuk menghilangkan rasa bersalah itu. Kalau kamu mencintai Kania, maka lepaskan Dania. Tentukan satu di antara keduanya Lam!!" Alam mengangguk, menuruti nasehat Mamanya.
-
-
-
-
-
-
-
Flasback masih berlanjut di episode selanjutnya ya readers!! Maaf ya kepanjangan Flasback, tapi ini akan menjelaskan kenapa Alam mendadak berubah memilih Kania.
-
-
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Siti solikah
ini semua kesalahan Dania,tapi ya karena Dania terlalu sayang sama kania
2025-03-25
0
Heryta Herman
ini semua kesalahan dania dan alam dari awal...tdk ada alasan apapun yg bisa di terima dari perbuatan mereka berdua terhadap kania...kania korban ke egoisanmu berdua,alam dania...suatu saat kalian akan mendptkan balasanNya..
2024-06-27
1
Ari_nurin
jahat mereka berdua. jelas disini kurbannya Kania. jd klu skrg sikap Kania spt ini aku setuju bgt. jadi cewek harus punya harga diri. emang cowok hanya Alam aja. 😕🤨
2023-12-13
4