Arisan dirumah nya

Ini adalah Hari jum' at H-1  menuju acara arisan di rumah dimas, aku memutuskan untuk meni pedi aku hanya ingin tampil beda di acara arisan nanti.

Entah  dengan tujuan apa hehehe,duh aku kok jadi deg degan ya hari yang di tunggu pun tiba seperti biasa aku berboncengan dengan rina ke tempat acara.

Seorang wanita paruh baya  menyambut kami di depan pintu  rumah

" Saya kakak sepupu dimas silahkan masuk". ujar perempuan setengah baya itu

Kami pun menyalaminya dan masuk kedalam rumah , aku membayangkan akan datang kerumah pribadi dimas ternyata dia tinggal dengan sepupunya .

Tidak lama dimas pun keluar dan menyalami kami   aku berusaha bersikap biasa biasa saja  agar tidak saling  canggung , rupanya kami datang paling awal.

" Rupa nya kando disini dekat lah dengan rumah ku " ujar rina membuka percakapan

" Dimano dindo rupanyo" timpal dimas

" Ini bukit seruni"

"Ooouh, dekat kah nanti lah kando nak berkunjung ke tempat mu". jawab dimas 

" Dindo tunggu yo kak ,jangan lupo ajak ayuk dessy" .ujar rina seraya melirik ke arah ku

" Ngapo pulo ngajak aku, gilo ni budak" ku cubit  pinggang rina dia meringis kesakitan  dimas hanya tertawa melihat tingkah kami.

Obrolan kami terhenti karena terdengar Salam dari arah pintu satu persatu  anggota datang,  akhirnya acara di mulai meriah  seperti yang sudah sudah.

   Dan tiba acara puncak     mengocok kertas untuk     menarik pemenang ,rupanya kando wildan yang keluar  dan akan menjadi tuan rumah berikutnya.

Acara ditutup dengan doa bersama   beramah tamah dan menikmati hidangan yang di sediakan setelahnya   kami pun pamit undur diri.

Tiba tiba seseorang menegurku

" Des ku antar pulang ya?" ujar seseorang di belakang ku saat aku tengah menunggu Rina,

saat ku balikan badan aku terkejut ternyata Dimas.

" Tidak usah kak aku  di bonceng rina saja" tolak ku sambil tersenyum,

"Kamu masih marah  Sama kejadian  itu'" tanyanya

"Tidak, kak aku sudah melupakan." pungkas ku.

Setelah acara di rumah nya Dimas, hubungan kami  kembali  mencair , dimas  rajin mengirim pesan menanyakan kegiatan ku dan lain lain.

Tapi aku masih menolak saat dia hendak menjemput ku, tapi Dimas  tidak patah semangat dia terus berusaha agar aku luluh .

Akhirnya hubungan ku dengan dengan  Dimas hangat seperti dulu,kami pun mulai   kembali berkencan seperti biasa. 

Untuk melepas penat setelah 5 Hari berkutat dengan pekerjaan ku jalan jalan saat week end cukup merefresh otak ku,  untuk menghadapi tantangan baru di  hari senin tentunya. 

Dimas lelaki yang  cenderung tidak romantis jangan berharap dia akan memberi kejutan tiba tiba datang dengan buket bunga di tangan. No no no!

Tapi walaupun begitu aku cukup bahagia selama aku berhubungan dengan dia.

bicara mengenai

Bahagia?! definisi bahagia ini begitu rancu ,dan tolok ukur bahagia antara satu individu dengan yang lain tentunya akan berbeda.

Setidaknya kehadiran Dimas  menjadi oase  buat hati ku yang kering kerontang. ibarat tanah mungkin hati ku seperti  tanah persawahan di gunung kidul saat  musim kemarau melanda.

Jujur saja iri   melihat teman teman sebaya yang sudah mengantar anaknya pergi ke sekolah atau pergi les  sedang kan aku?? perawan tua!!.

Sejujurnya hati ku  seperti tersayat sembilu sakit!! tapi aku berusaha terlihat baik baik saja di depan mama terutama,aku tidak mau melihat perempuan yang telah melahirkan ku kedunia ini sedih.

Segala kesedihan aku tanggung sendiri bahkan ke adik  ku, aku tidak pernah mau bercerita tentang segala beban ku semua benar benar ku pikul sendiri. tanpa terasa air mata ku mengalir mengingat perjalan hidup ku.

Suara dering ponsel ku menyadarkan lamunan ku aku bergegas bangkit dan mengusap air Mata ku ,segera kuangkat panggilan itu ternyata dimas.

Aku tidak tahu harus bahagia atau bersedih dimas mengajak ku untuk menjalani hubungan yang serius.

Ya Allah apakah ini jawaban dari doa  seorang ibu agar anak perempuannya segera dapat jodoh? bathin ku

Akhhh!

Aku tidak mau berandai andai  jalani saja seperti air yang mengalir.

" Hallo ..hallo.. " ,suara dimas di ujung telfon menyadarkan ku.

" I... Iya ..aa.." jawab ku  gugup

" Kok diam, kirain kamu pingsan des hehehe"

" Tidak lah  aku ambil minum tadi" ujar ku  berbohong.

dimas menyudahi percakapan kami karena  ada yang Perlu dia kerjakan.

Hati ku sedikit berbunga bunga setelah percakapan kami tadi, tapi aku juga tidak mau berangan angan terlalu tinggi .

Hari ini aku semangat sekali pergi kekantor senyum ku  tebar pada semua orang yang ku jumpai , aku lihat tatapan heran dari mulai satpam hingga resepsionis melihat sikap ku hari ini .

Ya  dessy si perawan tua yang biasanya memasuki kantor dengan wajah yang datar jarang senyum,tapi pagi  ini tampak sumringah  jangan jangan mereka pikir aku kesambet hihi hihi hi hi. tapi ya sudah lah biarkan mereka mau berfikir apa.

Triiiiiing!

Terdengar notifikasi dari ponsel ku,Dimas mengirim sebuah pesan semangat aku senyum senyum sendiri membaca pesan nya rupanya tingkah ku di perhatikan oleh wini.

Dia menggeser kursinya mendekat kearah  ku dan spontan meraba kening ku.

" Gak panas, tapi kok senyum senyum sendiri". gumam nya.

Aku yang mendengar wini bergumam sontak aku menepis kan tangan nya dari kening ku

" Heh! maksud mu apa win, kamu Kira aku udah gak waras gitu"?? semprot ku  Pura Pura Marah

"Ya iyalah secara dessy yang ekspresinya nya rata kaya tembok, tiba tiba senyum senyum sendiri kan aku jadi cemas" ujarnya membela diri

" Kurang asem memang kamu win , masa kamu samakan aku sama tembok". sungut ku

"Siapa sich yang kirim pesan?, sampai senyum senyum sendiri." ujar nya menggoda ku sambil memainkan alisnya naik turun

" Kepo dech, mau tahu aja apa mau tahu banget". ledek ku sambil menjulurkan lidah

" Iiih ...ihhh centil dech kamu!!"  jawab wini sambil mencubit pipi ku

Akhirnya kami pun tertawa cecikikikan sontak rekan rekan yang lain melihat kearah kami dan mengeleng gelengkan kepala.

Tiba jam makan siang  ku ajak wini   makan Soto di seberang kantor itung itung merayakan Hari jadi ku dengan dimas.

" Win  Maem  Soto  Pak Kumis yuk, aku yang bayar dech". ujar ku seraya mengandeng tangan nya

" Bekal ku gimana?". ujar Wini seraya menunjuk ke kotak makan siang nya

" Lupain dulu bekal mu, kan bisa di makan dirumah". timpal ku

Kami  pun  bergegas    menuju warung Pak Kumis  memesan  Soto dan es degan  di siang yang terik ini sungguh terasa nikmat.

Setelah menyantap makan siang dan membayar  , kami pun segera menuju kantor karena jam makan siang  tinggal 5 menit. bisa bisa kena damprat kami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!