Permintaan Ibu

Tak terasa waktu berganti dengan begitu cepatnya, tepat dua minggu setelah pekerjaan ku selesai, hari ini aku dan Gadis diperbolehkan kembali ke tanah air lebih dahulu di bandingkan crew.

Pukul 08,00 pesawat yang ku tumpangi, mendarat dengan selamat sempurna di bandara Soekarno Hatta.

Aku tidak kembali ke apartemen, melainkan kembali menaiki pesawat menuju Surabaya, kepulangan ku kali ini sudah benar-benar matang dipersiapkan oleh Gadis.

Setelah bercerita banyak mengenai masalah ku padanya, perlakuan Gadis, si bocah tengil berusia 22 tahun itu, semakin menghangat.

"Dis, kita pisah disini ya?" Ucap ku.

"Iya Za, hati-hati." ucapnya seraya memeluk ku.

Meninggalkan Jakarta menuju Surabaya, selama penerbangan, hanya ibu, ibu dan ibu yang ada dalam pikiran ku, memang keadaannya sudah pulih, namun kata bapak, sekarang ibu tidak bisa bergerak bebas seperti dulu, akibat dari pecahnya pembuluh darah waktu itu, beberapa syarafnya menjadi terganggu.

Jam sudah menunjukan larut malam, bapak menghubungi ku bahwa akan ada seseorang yang menjemput ku, aku menunggu lumayan lama, tak ku sangka, tepat di hadapan ku manusia yang paling ku benci muncul.

Meski kata maaf berulang kali sudah terucap, rasa ingin membunuhnya masih saja tetap ada.

"Za, mari saya antar pulang." ucapnya saat hanya ada tatapan sinis dari ku.

"Saya sudah pernah bilang lebih baik anda pergi, saya tidak perlu apapun yang berasal dari anda!"

Beruntunglah ada taksi yang lewat di depan kami berdiri, ah tidak aku tidak sudi ada kata kami , Aku dan dia. Manusia itu tidak berkutik ketika aku menaiki taksi untuk menuju rumah.

Sampai di rumah, aku di sambut bapak yang membukakan pintu, aku hanya menyalami tangannya dan diam seribu bahasa.

"Za akan menemui ibu besok." ucap ku yang tak mendapat jawaban apapun dari bapak.

Di dalam kamar, aku benar-benar menangis sejadi jadinya, bayangan malam itu datang kembali, mengigat namanya saja aku tidak mau dan sekarang bukan hanya namanya, wajahnya, suaranya ku lihat dan ku dengar utuh, Ya Rabb, kenapa seperti ini!

Pagi hari setelah solat subuh, aku mendatangi kamar ibu, mencium tangan dan pipinya ku peluk ia, sampai semua rasa sesak ku habis.

"Za, ibu rindu." ucapnya lirih sambil menatap mata ku.

"Sama Za juga rindu ibu, ibu sehat ya, Za temani ibu selama yang ibu mau." tutur ku.

"Za, bisakah jangan tinggalkan ibu lagi?" Ucapnya dengan tatapan mendamba, menginginkan aku benar-benar utuh di sisinya.

"Za janji gak akan tinggalin ibu lagi, Za akan keluar dari dunia modeling, kalau itu di butuhkan juga." jawab ku meyakinkan, kami saling menatap dan aku tau yang kami tatap adalah harapan penuh percaya dan cinta. Aku pun menaruh kepala ku di pangkuannya.

"Za, bisa ibu meminta sesuatu?" ucapnya sambil mengusap kepala ku yang tertunduk di pangkuannya, setelah mendengarnya memohon, aku segera duduk menghadapnya.

"Menikahlah dengan Ares." mata ku terpusat pada tatapan ibu.

"Sungguh ibu menginginkan itu? pria yang sudah menodai ku? pria yang nyaris memperkosa ku?" tatapan tak percaya ku sematkan di setiap pertanyaan ku pada ibu.

"Ares pria yang baik Za," ucap ibu penuh keyakinan.

"Hanya baik Bu? banyak pria baik di luar sana, yang lebih baik dari lelaki itu!" suara ku naik 1 oktaf.

"Jika ibu mau Za menikah baiklah, tapi tidak dengan Ares." Jawaban ku sudah final.

"Za, ibu mohon, ini permintaan terakhir ibu setelah itu, terserah pada mu."

"Tapi Za tidak bisa Bu."

"Za, Ares yang selalu ada dan bertanggung jawab selama ibu berada di rumah sakit, Ares yang selalu meminta maaf saat ibu tau apa yang terjadi sebenarnya pada kalian."

"Lantas ibu malah memberikan anak ibu ini pada serigala itu! sampai saat ini Za belum bisa menerima semua perlakuan Ares pada Za, Bu." Nafas ku terhenti sesaat Isak tangis ku terdengar oleh ibu.

"Za, pertimbangkan kembali, ini permintaan ibu."

Dengan mengusap air mata ku, aku beralih dari duduk ku, aku berdiri dan melangkah kaki keluar kamar ibu dan pamit pergi keluar untuk menenangkan diri.

"Ibu dan bapak tidak sembarang memberikan mu pada Ares, Kamu tau bapak mu marah besar dia bahkan ingin membunuh Ares waktu itu, tapi bapak melihat sesuatu pada anak itu Za."

"Terserah ibu dan bapak, jika tetap mau menikahkan Za dengan orang itu, tapi satu hal yang perlu ibu dan bapak tau, mungkin pernikahan itu akan menjadi neraka untuk Za.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!