Pertemuan

"Zayana, ada yang mencari mu, kamu boleh menemuinya tapi 10 menit lagi kita mulai ya..."

"Baik pak." Beliau adalah Robert si fotografer handal yang menjadi rekan ku, dia cukup baik dan ramah kepada ku, aku menemui orang yang Robert maksud, ternyata Utari.

Utari adalah sahabat lama ku yang kini aku tak tau harus mencarinya kemana, tiga tahun menghilang dan kini Allah mengirimkannya kembali.

Tanpa banyak tanya Utari memeluk ku, dia terlihat sesak dan terisak.

"Tar, ada apa? darimana kau tau aku disini?"

"Za, tidak perlu ditanyakan aku tau dari mana yang jelas saat ini aku rindu kamu."

memang Tar, aku juga rindu tapi aku bisa apa, setelah Zafran dan Ruhi menghancurkan ku karena perasaan pergi dan menjauh adalah hal yang paling baik.

"Ruhi datang menemui mu?" untuk apa tari mencari tau tentang itu.

aku mengangguk "ya, benar."

"Kamu tak ingin tau apa yang terjadi sebenarnya?"

"Utuk apa aku tau, aku sudah bahagia seperti ini."

"baiklah akan ku beritahu semuanya, maaf jika berulang aku harus memberi luka pada mu."

Aku menghela nafas, "tidak sekarang, sebentar lagi aku ada pemotretan, jika mau bicara mungkin setelah aku selesai. Tari menyetujui untuk menunggu.

Dua jam setelah aku menyelesaikan pekerjaan ku, asisten ku mengizinkan aku kembali menemui tari, tapi kali ini aku mengajaknya ke kafetaria yang berada di lantai 3 gedung.

Setelah duduk dan memesan minuman, Tari memulai cerita, sebenarnya aku tidak ingin tau, tapi kepalang tanggung, aku harus mendengarkan.

" Bicara apa Ruhita pada mu?"

"Menanyakan kabar, dia mengirimkan undangan pernikahan dengan pria yang bukan Zafran."

"Za, Zafran mengidap kanker otak stadium 4, kemungkinan untuk dia sembuh sangat kecil, dia ingin bertemu dengan mu di sisa waktunya."

Terperangah dengan setiap kata yang keluar dari mulut tari, tapi sekarang rasanya aku tak berhak memasuki kembali kehidupan Zafran, aku dan Zafran hanya sebatas teman, cinta yang dulu sudah lama hilang.

"Lalu? aku harus apa?"

"Temui dia di rumah sakit kota hari ini."

"Sebentar, Utari, aku bukan lagi aku yang dulu, begini darimana dan bagaimana caranya kamu sampai ke tempat ku sekarang saja masih jadi pertanyaan, bahkan Ruhita kemari saja aku masih bertanya-tanya, sekarang? apalagi ini Zafran sakit? permainan macam apa ini?" Sedikit santai namun nada ku cukup tinggi.

"Kamu kenal dengan pak Andika direktur brand yang sedang kamu bintangi?"

"ya Aku mengenal pak Andika, ada apa dengan beliau?"

"beliau adalah kakak dari Zafran, dia yang menyuruh aku untuk datang, sementara itu Ruhi menikah dengan pria lain, karena pak Andika yang menyuruhnya untuk menjauhi Zafran, menyuruh Ruhi pergi dan meninggalkan Zafran karena Zafran mencintai mu."

Aku tak tau mana yang benar, keduanya sama-sama menyebutkan bahwa Zafran mencintai ku, namun kini hati ku sudah beda, tidak ada lagi hal semacam dulu.

Ya Allah takdir apalagi yang sedang kau permainkan untuk ku?

Hari sudah berganti malam, kini waktu favorit ku sudah tiba, selepas dari pekerjaan yang penat aku memilih untuk kembali ke apartemen dan mandi, setelah mandi ku nikmati lima waktu ku yang terakhir berserta sunahnya, air mata ku menumpuk menjadikan basah sajadah yang ku kenakan, kesakitan yang lama sudah pergi kini rasa dari luka itu datang kembali, nyeri tapi tak beralaskan, mengapa setelah semuanya ku lepas tuntas, ku damaikan dengan indah, malah kembali ribut dengan perasaan sekacau ini, jika dia mencintai ku mengapa membuat ku sekacau ini.

Pukul 04.30 alarm di nakas ku berbunyi, ku buka mata yang terasa berat, ku nyalakan lampu agar terang kembali menguasai, berwudhu dan menjalankan sunah dan wajib, hati ku kembali damai, aku menghubungi nomor telepon asisten ku untuk meminta izin mengosongkan jadwal sampai bada Zuhur.

Setelah di perbolehkan aku menapakan kaki di sebuah rumah sakit kota, mencari nama Zafran di sana, ya... ku putuskan untuk menemuinya, mungkin sakit ku akan hilang ketika kembali melihatnya dan mengucapkan selamat tinggal.

cklek ... pintu terbuka.

Hal yang pertama kali ku rasakan adalah sunyi, hanya ada bunyi dari alat bantu yang terpasang di tubuh kurusnya.

Ku tatap wajah yang tak berubah itu, sama Zafran tidak pernah berubah, dia tetap mengisi ruang kosong di dalam hati ini.

"Assalamualaikum Fran, tak menyangka takdir kembali mempertemukan kita pada situasi seperti ini."

matanya perlahan terbuka, senyuman yang dua tahun lalu ku lihat kini kembali menyapa ku, menguliti rindu yang tak ramah ini.

"Za..." rintih nya.

"iya ini Za, Fran, Za di sini... setelah kuat ternyata Za bisa bertemu dengan kamu lagi Fran." senyum ku kembangkan agar air mata ku tidak menetes.

"Za... ja-ngan ting-galin A ku." lirihnya sambil terbata.

"Enggak bisa Fran, Za memang harus pergi, Za sudah mengikhlaskan semua tentang kamu dan kehidupan Za, bulan depan Za mau pergi ke Qatar, Za ada pekerjaan disana, kamu sehat-sehat sampai Za kembali menemui kamu ya..."

"Kenapa harus pergi? kamu gak sayang aku?"

"Fran, bukan begitu, Za mau ada di samping kamu, Za mau temani kamu sampai kapanpun, tapi kamu yang gak mau Za ada di hidup kamu, sekarang semuanya sudah berbeda, terimakasih sudah hadir menjadi cinta pertama Za, sekarang Za tau arti cinta itu apa."

"Apa?"

"cinta itu sesuatu yang gak bisa kita jamah, sesuatu yang tidak ada penyebabnya, sesuatu yang membuat diri kita seimbang, tepatnya di hati tapi tidak pernah melukai logika."

"Kamu berhenti?"

"Gak ada yang membuatnya berhenti, termasuk tingkah laku mu, tapi Za realistis, kamu buang Za, gak percaya sama Za, ya... Za melangkah maju dan gak mau hancur hanya perkara cinta, memangnya kamu siapa? kamu cuma manusia yang di kirim Allah untuk tempat ku belajar, makasih ya."

"Aku tenang sekarang, terimakasih sudah mau belajar, aku pulang Za, Assalamualaikum."

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."

tit.... tit ..... tit ...

perawat berdatangan kedalam ruangan tersebut, mengecek cctv dan yang lainnya mengecek keadaan pasien...

"hubungi tuan Andika!" teriak salah satunya.

Gemuruh di ruangan itu menyisihkan ku, hingga aku keluar dari ruangan, entah apa yang terjadi di dalam, bagaimana Zafran itu yang selalu ada di otak ku dan tak mau pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!