Beberapa hari kemudian, semua orang di Klan Malek merayakan kesembuhan semua orang dengan mengadakan sebuah perayaan besar-besaran dan memakan banyak daging yang mereka simpan.
Semuanya sangat meriah karena dibarengi dengan beberapa pertunjukkan khas budaya gurun itu, namun yang lebih menarik lagi bagi semua orang adalah sosok Alafin yang tengah bercerita mengenai asal-usulnya pada orang di sekitarnya.
“Pantas saja kamu memiliki kekuatan yang hebat, karena kamu berasal dari Klan Arabaz, sebuah klan yang bahkan untuk seorang kaisar saja tidak berani menyinggungnya, benar-benar klan terhormat,” puji beberapa anggota klan Malek itu.
“Ya tidak ada yang istimewa dari klanku, malah sepertinya klanku masih harus banyak belajar dari kalian semua mengenai kekeluargaan yang sesungguhnya, kalian juga masuk dalam jajaran klan terhormat bukan?” jawab Alafin merendah.
“Ya tapi tetap saja, Klan Arabaz adalah klan tingkat satu, sedangkan kita hanya klan tingkat dua saja. Memangnya ada klan yang bisa menyaingi Klan Arabaz di Gurun Desert World ini ya?” tanya Mansa dengan niat memuji Alafin.
“Ada, bukannya aku ingin merendahkan klannya Alafin, tapi ada sebuah klan yang mungkin kalau aku sebutkan namanya, kalian semua akan langsung paham dengan apa yang aku katakan,” ucap Laila tiba-tiba.
“Jangan-jangan kamu memikirkan klan yang berhasil menghancurkan beberapa kota dengan cara yang licik dan kejam itu? Tapi organisasi bahkan tidak mau memburu mereka?” tanya Mansa menebak pikiran Laila.
“Tepat sekali, dia adalah Klan Samiri, sebuah klan tingkat tiga yang kemudian bertransformasi dengan cepat sampai-sampai mereka disangka bekerjasama dengan iblis, karena peningkatan kekuatan yang tidak wajar itu!” jawab Esme.
Alafin terlihat diam saja, dia sudah menebak hal itu memang akan terjadi, tapi dia tidak menyangka Klan Samiri yang di masa depan itu adalah salah satu musuh terbesarnya itu sudah melakukan pergerakan yang sangat aneh.
“Omong-omong kalau tidak salah satu tahun lalu, Klan Malek pernah menerima orang-orang dari Klan Samiri itu karena mereka kehabisan makanan, kami menerima mereka dengan baik,” celetuk salah satu orang yang ada di sana.
Tentu saja hal itu membuat Mansa, Laila dan Alafin sangat tertarik, mereka bertiga menyuruh orang itu untuk melanjutkan ceritanya, sampai akhirnya Alafin menyimpulkan sebuah pemikiran.
“Seperti yang aku pikirkan, Penyakit Kusta ini tidak akan bisa menyebar ke padang pasir dengan mudah kalau tidak ada orang yang sengaja menyebarkannya, jadi Klan Samiri sudah mulai melakukan aksinya ya?” ucap Alafin terlihat sangat marah.
“Kamu kenapa Alafin, bukankah dia hanya bercerita mengenai seseorang yang membutuhkan pertolongan saja, kenapa kamu langsung menyimpulkan hal itu?” tanya Mansa.
“Meskipun klan itu terkenal dengan menghancurkan banyak kota, tapi tetap saja sebagai sesama klan, mereka tidak akan berani melakukannya pada salah satu klan seperti kami,” sambung Mansa.
“Sepertinya kamu tidak paham dengan apa yang dikatakan Laila tadi ya? Kamu hanya mendengar beritanya saja tanpa tahu betapa kejamnya mereka, sekarang biarkan aku tebak…” Alafin mengalihkan wajahnya ke Laila.
“Apakah keluarga dan kotamu dihancurkan oleh mereka? Kamu juga tahu mengenai siksaan yang mereka lakukan serta ritual iblis yang mereka lakukan itu bukan?” tanya Alafin tiba-tiba pada Laila.
“Apa yang kamu katakan Alafin, Laila masih memiliki keluarga di Kota Bulan Bintang dan bukankah kamu juga sudah mendengar semuanya dari Esme sebelumnya?” tanya Mansa menghentikan Alafin yang terlihat sangat yakin dengan pendapatnya itu.
“Hentikan, Mansa! Sebenarnya…”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments