Dengan beberapa gerakan saja, Alafin berhasil menumbangkan sebagian besar dari orang-orang itu, kini hanya tersisa Penguasa Kota dan 2 Tetua Utama yang dibuat kewalahan karena menahan pedang Alafin yang sangat berat dan mematikan.
*TING!
Dentingan logam beradu menambah suasana aula itu, pertarungan Alafin melawan tiga orang Ranah Kaisar Menengah itu membuat dinding-dinding ruangan yang terbuat dari kayu itu bergetar hebat dan tercetak tebasan pedang dimana mana.
“Jangan lengah, incar kaki kirinya, dia ada luka ringan di sana, setelah itu arahkan pedang kalian pada leher budak ini! Tidak peduli mengenai harganya, dia berbahaya, jadi langsung bunuh saja! Tidak ada toleransi sama sekali!” tegas Penguasa Kota.
“Pedang Kematian : Tebasan Melingkar Tajam!” Alafin berhasil memberikan luka fatal pada salah satu dari tetua yang berniat menyerang kaki kirinya itu.
Kemudian dia mengakhirinya dengan menancapkan pedangnya tepat di ubun-ubun kepala musuh dan melemparkan mayatnya ke samping begitu saja.
“Sekarang kalian tinggal berdua, apa yang hendak kalian lakukan wahai tuan-tuan yang memiliki status tinggi?” Alafin sudah diatas angin, hanya tinggal masalah waktu saja dia membunuh semua orang yang ada di sana.
“Apakah kalian akan terus membuat para budak dan rakyat di kota ini sengsara sampai di kemudian hari? Kalau memang seperti lebih baik kalian berdua mati saja,” simpul Alafin sepihak.
Alafin langsung menyerang dua orang itu dengan gerakan gesit namun mematikan, ini menjadi ciri khas dalam gaya berpedangnya, sampai akhirnya dia berhasil membunuh seorang tetua dan hanya menyisakan penguasa kota yang sudah pasrah.
“Sekarang Kerajaan Mahkota Elang akan segera datang, mereka semua akan membantuku dan membunuhmu! Meskipun kamu berhasil mengalahkan semua bawahanku, tapi … ” Penguasa Kota menahan kalimatnya.
“Ingatlah aku masihlah keluarga kerajaan, jadi sekarang bagaimana jawabanmu budak tengik?!” tanya Penguasa Kota yang merasa Alafin tidak akan berani melakukan apa-apa.
“Sudah terlalu banyak kerajaan yang hancur di tanganku, meskipun itu hanya di kehidupan masa laluku. Namun, semua pengalaman bertarung itu membuatku bisa mengambil sebuah kesimpulan!” tegas Alafin.
“Yaitu jangan menyisakan satu orang pun yang berpotensi bisa melakukan balas dendam, jadi selamat tinggal Penguasa Kota! Sampaikan salamku pada Raja Neraka, katakan padanya bahwa kamu harus dihukum dengan sangat berat!”
Alafin mengibaskan pedangnya ke bawah agar semua darah segar yang menetes ke pedangnya sejak tadi menghilang, dia sendiri sudah berjalan perlahan pada posisi Penguasa Kota yang terlihat tidak percaya dengan langkah yang diambil Alafin.
“Kamu tidak bisa membunuhku, Kerajaan Mahkota Elang akan menjadikanmu buronan dan dituduh menjadi pengkhianat kerajaan karena telah membunuh salah satu dari keluarga kerajaan, apakah kamu tidak takut dengan itu, kamu akan–”
*SLASH!
Kepala Penguasa Kota itu menggelinding ke kaki Alafin, kemudian kepala itu dia tendang ke sembarang arah begitu saja.
Sejenak kemudian dia membersihkan pedangnya dan memasukkannya kembali menu [Penyimpanan], lalu dua orang yang sebelumnya sudah menjadi teman Alafin datang dengan wajah terkejut melihat pemandangan menakutkan itu.
“Kamu sangat sadis kawan, tapi aku menyukainya,” ucap Mansa.
“Lebih baik kita segera pergi, karena si pak tua bodoh ini sudah mengirimkan sebuah telepati permintaan tolong pada Istana Kerajaan Mahkota Elang, sebentar lagi pasukan kerajaan akan sampai disini, jadi mari kita pergi,” ajak Alafin berjalan keluar.
Mansa dan Wanita di sampingnya mengangguk paham, kemudian mereka berdua melesat cepat mengikuti gerakan Alafin. ketiga orang itu menghilang begitu saja, meninggalkan kediaman penguasa kota yang hancur berantakan tersebut.
***
Beberapa saat kemudian…
*DUAR!
“Aku tidak mau tahu bagaimana caranya, cari orang yang sudah membuat kediaman salah satu saudaraku ini menjadi seperti ini! Sekalian saja buat Harga Buronan yang tepat untuk membantu mencari siapa pembantai kediaman ini! CEPAT LAKUKAN!”
Jenderal Kerajaan Mahkota Elang yang baru saja datang bersama dengan pasukan kerajaan berteriak marah melihat saudaranya yang sudah terbantai itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Egaega
Infokan Tingkatan coy
2023-01-28
0