“Pedang Kematian : Tebasan Beruntun!” Alafin menebas semua orang dalam satu kedipan mata.
Dia mengulangi gaya berpedangnya di masa lalu, meskipun ada beberapa hal yang masih belum sempurna, tapi dia berhasil menghabisi beberapa orang yang mendobrak kamarnya itu.
“Aku tidak tahu bahwa kamu memiliki keterampilan seperti ini, kamu sangat mengejutkanku kawan! Pasti masih banyak misteri dan hal mengejutkan lainnya yang akan kamu berikan pada kami di masa depan, aku akan menunggu sampai hari itu!”
Mansa berbicara pada Alafin sambil terus membunuh beberapa orang yang ada dalam jarak serangannya. Dia menggunakan tombaknya dengan sangat lihai dan cukup mematikan.
Wanita yang bersama dengan Mansa sebelumnya juga tak kalah kuat, dia berhasil membunuh beberapa orang dari jarak jauh, dia menggunakan sejenis kekuatan bulan dan serbuk pasir biru.
“Tidak-tidak, bagaimana bisa kamu memiliki kekuatan seperti itu. Aku akan menggunakan kekuasaan sebagai seorang pemilik segel budakmu untuk memberikan perintah! Segel Budak : Turutilah perintah tuanmu dan jadilah anjing untuknya!”
Teriakan Pria Gendut bertempat di belakang belasan orang tadi, membuat semua orang memperhatikannya, karena merasa dengan penyebutan segel budak itu, Alafin akan langsung menjadi penurut begitu saja, tapi…
“Kamu bodoh! Aku sudah menghancurkan segel budaknya, bagaimana bisa kamu masih menggunakannya untuk membuatku patuh? Kalau bodoh jangan keterlaluan kenapa?!” ejek Alafin sambil menyerang Pria Gendut itu.
*SLASH!
Sebuah tebasan pedang datang dan menebas kepala Pria Gendut itu dengan sempurna. Kepalanya langsung terjatuh ke bawah dan menandakan bahwa pertarungan disini sudah selesai.
“Aku sudah membunuh orang ini, sekarang kalian bunuhlah semua orang yang bisa kalian tangani sedangkan jika ada orang kuat,” pinta Alafin sambil mengibaskan pedangnya untuk membersihkan darah yang ada di pedangnya itu.
“Katakanlah pada mereka untuk mencariku di kediaman utama Penguasa Kota, aku ada disana!” jelas Alafin sambil bergerak ke arah kediaman utama dengan cepat. Pembalasannya pada Penguasa Kota sudah resmi dimulai.
“Baiklah, kami akan mengurus kroco-kroco kecil di kediaman ini, maafkan kami yang tidak sekuatmu, hingga harus membuatmu melawan musuh kuat sendirian, kami akan langsung bergerak, pergilah terlebih dulu!” pinta Mansa langsung berpencar.
Tiga orang itu langsung berpencar ke tujuan masing-masing, mereka semua menghabisi semua penjaga kediaman yang terlihat.
Tidak ada satupun yang tersisa oleh ketiga orang itu, terutama para penjaga yang bertemu dengan Alafin, mereka semua mati hanya dengan satu tebasan pedang saja.
***
Di Aula Kediaman Utama.
*BRAAAK!
Alafin menghancurkan pintu ruangan itu hanya dengan aura kekuatannya saja, kemudian dia masuk secara perlahan dan disambut oleh para petinggi kediaman, serta mangsa yang paling dia ingin bunuh, yakni Penguasa Kota.
“Oh ternyata semua keributan ini dikarenakan seorang budak yang berharap kebebasan ini? Sekarang apa maumu kemari? Kenapa kamu malah datang kemari dan tidak langsung pergi saja bajingan kecil?!” teriak Penguasa Kota menahan amarah.
“Kenapa harus pergi terburu-buru, aku hanya sedang menguji ketajaman Pedang Kematian yang baru saja aku dapatkan ini,” jawab Alafin sangat tenang.
“Siapa tahu darah kalian semua bisa membuat pedang kematianku yang bisa berkembang ini menjadi lebih kuat lagi,” ucap Alafin mengeluarkan tekanan setara Kaisar Puncak miliknya.
“Ka– kaisar puncak? Bagaimana bisa seorang budak sepertimu bisa memiliki kekuatan sedahsyat ini?” Penguasa Kota dibuat terkesima dengan Kekuatan Kultivasi yang ditunjukkan oleh Alafin.
“Bukankah kamu baru membangkitkan Jiwa Perang Pasir itu beberapa waktu lalu, tidak mungkin dalam kurun waktu itu kamu bisa meningkat sebanyak ini!” marah Penguasa Kota melihat fakta bahwa Alafin lebih kuat darinya.
“Tidak perlu menjelaskan pada orang yang akan mati, bukan? Oleh karena itu, sudahi omong kosong ini dan mari kita bertarung!” tegas Alafin sudah mengangkat pedangnya.
“Kalian semua yang ada disini juga boleh langsung menyerangku secara bersamaan, agar aku bisa membunuh kalian dengan waktu tidak terlalu lama!” tantang Alafin pada semua orang yang ada di sana.
“Kurang ajar, hanya seorang budak rendahan saja berani mengatakan itu pada orang-orang berstatus tinggi seperti kami!” marah beberapa petinggi kota yang ada di sana.
“Kalian semua mari kita habisi budak kecil ini, jangan sampai kalian membunuhnya, karena dia masih cukup mahal meskipun dijual dengan keadaan cacat!” teriak salah satu tetua keluarga yang menerjang Alafin dari posisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments