*CTAS!
*CTAS!
Tubuh Alafin terus dicambuk oleh Pria Gendut itu tiada henti. Sampai terhempas kesana kemarin. Tapi anehnya, bukannya berteriak kesakitan karena cambukan itu, Alafin malah seperti menyadari sesuatu hal lainnya.
“Ugh … rasa ini nyata, apakah aku benar-benar kembali ke masa lalu? Kalau begitu, seharusnya aku bisa mempersiapkan diri untuk melawan Kaisar Tirani Pharaoh dengan lebih baik lagi,” ucap Alafin terhempas ke dinding kamarnya yang sempit itu.
“Dasar budak sialan! Apakah kamu masih mau hidup? Apakah kamu sudah bosan hidup, kalau memang begitu lebih baik aku membunuhmu saja, bajingan kecil!” teriak Pria Gendut itu berniat kembali memberikan cambukan keras lagi pada Alafin.
Alafin memandang pecutan itu dengan tenang, kemudian dengan gerakannya yang lincah, dia berhasil menghindarinya dan langsung memberikan serangan balasan pada Pria Gendut yang ada di depannya itu.
*BRAK!
Pria Gendut itu jatuh ke tanah dan Alafin menggunakan dua jari di tangan kanannya hampir mencolok kedua mata pria itu, sedangkan tangan kirinya berhasil menjatuhkan serta mencekik leher pria gendut itu hingga jatuh ke lantai kamar itu.
‘Ini benar-benar nyata, aku masih bisa mengingat semua hal yang terjadi di masa depan, karena pada dasarnya aku kembali ke masa lalu, begitu juga dengan semua beladiri dan ilmu sihir yang sudah aku pelajari,’ batin Alafin sedikit senang.
“Apakah kamu tahu yang sedang kamu lakukan, seorang budak hina sepertimu hampir saja membuat mataku hilang, ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi,” ucap Pria Gendut yang sudah berkeringat dingin melihat reflek serangan balik Alafin itu.
Alafin kembali tersadar dari lamunannya, dia kemudian tidak jadi mencolok kedua mata pria gendut itu dan mundur beberapa langkah, kemudian dia berbicara layaknya seorang budak pada tuannya, dia mengubah semua sikapnya dalam sekejap.
‘Aku memang bisa mengingat semuanya, namun tubuhku sekarang masihlah sangat jauh dari untuk menguasai semuanya secara sempurna, aku tidak boleh gegabah dan tergesa-gesa dalam mengulang semuanya kembali,’ batin Alafin.
“Maafkan aku Tuan, saya habis bermimpi bahwa akan ada seorang kaisar tirani yang membuat saya ketakutan. Mimpi tadi sampai terbawa ketika saya sudah sadar, sekali lagi saya minta maaf,” ucap Alafin dengan menunduk patuh.
Pria Gendut yang juga merupakan seorang Petarung itu bisa melihat gerakan Alafin bukan lagi gerakan amatir, dia juga sangat aneh dengan reflek Alafin yang sangat cepat tadi.
Apalagi Alafin sudah menjadi budaknya sejak kecil, tentu saja Pria Gendut itu tahu seluk beluk mengenai budaknya itu. Tapi sekarang budaknya itu malah menunjukkan hal yang luar biasa, Alafin juga terlihat sangat aneh dalam pandangannya.
“Apakah hanya dengan maaf saja akan bisa menyelesaikan semuanya? Kamu tadi saja hampir membuatku kehilangan kedua mataku,” marah Pria Gendut itu sambil mengembalikan kewibawaannya sebagai tuan dari Alafin.
“Apa yang bisa kamu berikan padaku untuk menebus semua itu? Kalau tidak ada yang bisa aku janjikan, maka aku akan membunuhmu sekarang juga!” ancam Pria Gendut itu, sekarang sudah sudah bangkit sepenuhnya dari lantai.
Pria Gendut itu memang bajingan tengik, dia adalah putra dari Penguasa Kota yang sering kali menggunakan kekuasaannya hanya untuk rasa senangnya saja, keluarga ini memang memiliki karakter buruk sampai ke akarnya.
Tapi dia juga bukan orang bodoh yang akan menyia-nyiakan bakat dari Alafin tadi, dia seperti memikirkan sesuatu yang bisa membuat bakat hebat itu berguna.
“Saya bisa mengangkat barang-barang yang ada di gudang sendirian, saya akan melakukannya dengan cepat, jadi Anda tidak perlu khawatir. Saya juga minta maaf, tadi benar-benar hanya ketakutan karena mimpi saya saja Tuan,” ucap Alafin.
“Hmm … baiklah, lakukanlah tugasmu sekarang, tidak akan ada makan siang kalau kamu gagal memenuhi janjimu itu! Ingat kalau kamu gagal, bukan hanya tidak dapat makan siang, aku juga akan memberikan 100 cambukan padamu!” tegas Pria Gendut itu.
“Baik, Tuan!” ucap Alafin sambil berlalu menuju gudang.
Sesampainya di sana dia melihat betapa banyaknya barang yang harus diangkat, biasanya membutuhkan 10 budak untuk memindahkan semua barang itu ke toko, tapi dia sendirian sekarang.
‘Sial! Tidak heran pria gendut itu membiarkanku pergi begitu saja, dengan janjiku tadi, yang terkesan biasa saja, karena memang barang disini sebanyak itu! Kalau sampai aku tidak bisa memindahkan ini semua sendiri, maka aku akan disiksa lagi, aku–’
[DING!]
[ABSOLUTE WINNER SYSTEM AKTIF!]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Egaega
Tidak apa apa 1000% lebih bagus kalau seperti ini
2023-01-27
0