"Jaga sikap mu Karina, jangan lupa kamu ini dari mana, Dari awal saya sudah melarang mu dengan Arman karena kamu tidak selevel dengan kami, tapi kamu memaksa dan bahkan membiarkan diri mu hamil sebelum menikah, beruntung kamu Arman nikahi dan kamu hidup dalam kecukupan bersama Sisi, Arman melakukan kesalahan dia bahkan sudah memohon, kamu masih tidak bisa memaafkan nya, semua orang berhak memiliki kesempatan kedua."ucap Bu Windi yang kini tak lagi mampu menahan diri nya.
"Ma." Arman menahan ibu nya untuk tidak terus bicara karena hanya akan membuat suasana semakin tidak baik.
Karina menatap ibu mertua nya dengan tatapan tidak percaya, Ibu mertua yang ia harapkan dapat membela nya dan bisa merasakan posisi nya sebagai seorang wanita yang tersakiti, malah balik menyerang nya, dan bahkan mengungkit masa lalu nya saat sebelum menikah dengan Arman.
Karina yang hanya gadis biasa yang tidak kaya dan hanya hidup dalam kata cukup sebelum menikah dengan Arman kini ungkit oleh Ibu mertua nya saat ini. rasa sakit yang di rasakan Karina seolah berlipat saat ini.
"Karina, Maafkan aku Karina, beri aku kesempatan 1 kali lagi, aku janji tak akan mengulangi nya lagi."Ucap Arman kini ia berlutut di hadapan Karina.
Bu Windi yang melihat tentu saja tidak suka, ia lekas berdiri dan meminta putra nya untuk bangkit berdiri. tapi Arman tak mau mendengarkan nya.
Seorang wanita Nadia yang adalah adik Arman masuk ke dalam rumah dengan tatapan bingung kala melihat sang kakak berlutut di depan kakak ipar nya dan juga ibu nya yang marah-marah.
"Ada apa ini Ma?." Tanya Nadia.
"Maaf, kali ini aku tidak bisa memaafkan kesalahan Mas Arman, Aku terlalu sakit mas melihat perselingkuhan kamu dengan Olivia."Ucap Karina.
"Apa, Kakak selingkuh?, Sama Olivia, sekertaris kakak itu?." Nadia tampak syok dan mengerti masalah yang sedang di bicarakan semua nya.
"Tega banget sih Mas lakuin ini sama Mbak Kirana." Lanjut Nadia. Arman hanya diam menunduk penuh penyesalan.
"Diam Nadia, kamu lebih baik masuk ke kamar." marah Bu Windi saat putri nya membela Karina.
Karina berdiri, Arman pun berdiri untuk menahan Karina pergi, Namun Bu Windi menarik tangan putra nya.
"Sudah, gak usah di kejar, untuk apa kamu merendahkan diri kamu untuk wanita macam dia."Ucap Bu Windi. Nadia mengelengkan kepala nya mendengar ucapan ibu nya yang tidak punya hati.
Karina yang juga mendengar hal itu pun mengelengkan kepala nya pula, semakin menekan kan dirinya untuk keluar dari rumah ini.
"Hei Karina."Panggil Bu Windi saat Karina sudah akan mendekati putri nya untuk membawa nya pergi. langkah Karina pun terhenti menoleh kembali ke ibu mertua nya.
Putri mereka yang sudah berusia 6 tahun pun sudah mengerti pembicaraan mereka, ia menangis saat melihat pertengkaran antara nenek ayah dan ibu nya.
"Kalau kamu mau pergi, pergi saja sendiri, jangan bawa-bawa Sisi, Dia akan tetap disini bersama kami."Ucap Bu Windi.
"Sisi anak aku Ma, aku yang lahirin dia, mama ga punya hak buat larang aku."jawab Karina.
"Ayo sisi kita pulang."
"Karina, aku juga punya hak atas sisi, biarkan dia tetap disini."Ucap Arman yang sudah merasa ia tak bisa menahan Karina lagi, tapi ia pun tak ingin kehilangan putri mereka.
"Biarkan dia disini dan melihat kelakuan mu dengan sekertaris mu, Jangan harap Mas."Ucap Karina dan menarik Sisi untuk keluar dari ruang mertua nya.
"cek gendong Sisi."Ucap Bu Windi mendorong putra nya.
Arman pun lekas berjalan cepat memeluk sisi dan mengendong nya, Karina pun terkejut dengan apa yang di lakukan Arman.
"lepaskan Mas."
"Tidak Karina."
Arman lansung membawa Sisi masuk. sisi pun menangis. "Mama, Mama, Aku mau ikut Mama."Sisi menangis meronta untuk di turun kan oleh ayah nya. Namun Arman menghiraukan nya.
"Mas." Karina ingin menyusul mengambil kembali putri mereka, Namun ibu mertua nya menghadang jalan nya.
"Pergi kamu dari sini." Teriak Bu Windi.
Intan dan Selin yang berada di dalam mobil menunggu Karina pun keluar menghampiri sahabat nya.
Karina menatap kesal dan benci pada ibu mertua nya itu.
"Sisi itu anak aku Ma, Aku akan bawa dia." Karina mencoba menerobos lagi, mencoba menghiraukan mertua nya, namun mertua nya dengan kasar mendorong nya jatuh ke lantai.
"Hei Tante, jangan kasar gitu dong, udah tua juga."Ucap Selin kesal karena Bu Windi kasar pada Karina.
"Dia juga anak nya Arman, ingat itu, dan kalian berdua (Selin & Intan), Bawa teman kalian itu keluar dari rumah saya, saya ga Sudi kalian lama-lama disini."
"Ma, udah Dong ma, jangan seperti ini." Ucap Nadia tidak tahan melihat kesedihan Karina.
"Diam kamu Nadia, ini bukan urusan kamu, masuk kamu."bentak Bu Windi.
Karina menatap Nadia yang juga menatap nya kasihan tak bisa berbuat apa-apa.
"Dengar Ya Karina, Kamu mau ajukan cerai pada Arman, silakan, Kami tunggu dan kami pastikan hak asuh sisi akan di ambil Arman." Ucap Bu Windi.
"Satpam, usir mereka keluar." panggil Bu Windi.
Karina merasa percuma ia berontak atau memaksakan diri sekarang.
"Aku pasti akan jemput sisi kembali Ma." ucap Karina tajam. Bu Windi tak ingin membalas nya lagi, dengan memutar bola mata malas, ia menarik Nadia masuk ke dalam rumah dan menutup pintu utama.
"Udah Rin, ayo kita pergi, Kita akan pikirkan lagi untuk mengambil Sisi dari mereka." Ajak Intan.
Karina dengan sedih dan lemah pun mengangguk dan berjalan ke arah mobil nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kar Genjreng
aahhh ibu mertua yang baik hati dan tidak sombong...inget ya Mertua ibu punya anak perempuan...mana tau setelah menikah... takutnya karmanya kena anaknya ya bu... hemmmmm ...
2022-12-07
2