Kamar pengantin
Setelah resepsi pernikahan
22.50 malam.
Bola mata Tiffany sejenak memperhatikan orang-orang di sekitarnya, acara jelas telah selesai sejak pukul 8 malam tadi, tapi tentu saja para tamu dan juga para keluarga belum pulang secara menyeluruh karena masih memberikan ucapan selamat dan masih merayakan kebahagiaan pernikahan dirinya dan Dru.
Bahkan di beberapa sudut rumah terlihat semua orang berkumpul membuat tim atau group masing-masing, belum lagi para laki-laki yang terlihat bermain kartu seolah-olah hal tersebut menjadi tradisi.
sejenak dia mencoba untuk mencari celah agar bisa beranjak naik ke kamar atas, bagi nya sudah tidak memungkinkan lagi untuk nya berada di antara semua orang, karena dia sudah tidak kuat menjawab pertanyaan demi pertanyaan juga mengalami sisa tamu yang datang.
"Lelah?"
Ishika, sang sepupu nya bertanya, berbisik pelan ditelinga kanan Tiffany.
"Kak aku ingin pergi lebih dulu, bisa bantu menjelaskan pada keluarga yang lainnya?"
Tiffany terlihat memohon kearah anak untie Freya nya.
"Pergilah"
Ishika mengembangkan senyumannya, menepuk-nepuk punggung gadis tersebut dengan lembut, membiarkan Tiffany beranjak dari sana dengan cepat.
"Kakak akan mengurus semuanya"
Pada akhirnya Tiffany beringsut, bergerak menjauh dari sana dengan cepat, dia takut terlalu banyak orang-orang melihat dia pergi dari sana, takut jika orang-orang menggoda nya.
Begitu tiba di kamar atas, Tiffany terlihat masuk kedalam kamar secara perlahan, melangkah kan kaki nya dengan ragu-ragu ke dalam sana, sebenarnya dia masih bisa menarik nafas nya lega, Dru masih sibuk berkumpul dengan anggota keluarga di luar sana setelah resepsi pernikahan mereka.
Dia sudah gelisah karena keadaan, selain gerah karena pakaian dan hiasan kepala nya, dia masih belum siap untuk menunaikan kewajiban nya, terlalu dini dan cepat menurut nya jadi dia pikir mungkin sebaiknya kembali ke kamar, melepaskan semua pakaiannya dan hiasan kepala nya dan pergi istirahat lebih dulu.
Beberapa orang berkata cara paling jitu menghindari malam pertama dengan buru-buru kembali kekamar lebih dulu dan beristirahat lebih dulu, meksipun tidak benar-benar tidur, minimal pura-pura tidur saja untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti nya.
Dan Tiffany langsung masuk ke kamar dengan cepat, menutup pintu kamar dengan terburu-buru, kemudian menyandarkan sejenak tubuh nya dibalik pintu, dia mendongakkan sejenak kepala nya, membiarkan diri untuk menarik pelan nafas nya.
Beberapa hari ini terasa berat, sangat.
Gadis tersebut pada akhirnya bergerak perlahan beranjak dari posisi nya, mencoba untuk mendekati cermin untuk beberapa waktu.
begitu tiba di depan cermin sejenak Tiffany menatap sosok diri nya sendiri untuk beberapa waktu, menatap penampilan indah dan cantiknya yang baru terlihat saat ini, tapi realitanya kecantikannya hari ini tidak tertuju pada laki-laki yang dia cintai.
Dia menghela pelan nafasnya, mencoba untuk menggerakkan tangannya secara perlahan, rasa gerah dan panas menyelimuti dirinya, Tiffany pikir mungkin sebaiknya dia melepaskan pakaian nya dengan cepat saat ini, mendapatkan diri untuk membersihkan diri dan melepaskan semua hiasan kepala yang mengganggu nya.
Tangan gadis tersebut secara Perlahan mencoba meraih resleting gaun pengantin nya, dia berusaha untuk meraih dan menurunkan nya, tapi......
Aihhhh?!.
Sejenak Tiffany menghentikan gerakan tangannya, dia tidak mampu menjangkau nya, mencoba melonggarkan diri, menggeser posisi tubuh secara perlahan.
Tidak bisa?!.
Dia berulang kali mencoba, sangat kesulitan karena keadaan, demi apapun sungguh sulit menggapai bagian resleting di punggung, meskipun dia berusaha dengan ekstra.
Tiffany memejamkan sejenak bola mata nya, cukup jengkel dengan keadaan, dia pikir apakah dia harus kembali keluar untuk meminta bantuan sepupu nya? atau mencoba meminta bantuan mommy nya?.
Dan ditengah keputusasaan nya, tiba-tiba satu sentuhan lembut mengejutkan dirinya.
"Biar aku bantu turunkan"
Suara lembut dan hangat tersebut menyeruak masuk dari telinga sisi kanan nya, membuat Tiffany langsung membulatkan bola matanya, dia seketika meremang saat satu sentuhan lembut terasa menggelitik bagian punggung indahnya.
Jantung Tiffany seketika terasa tidak baik-baik saja, dia pikir kapan Dru masuk kedalam kamar mereka.
"Kak...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Kugy Narisa
Duh Kok Dru tibA" AdA D DaLaM KAmAr KApaN MaSuk'a Gitu....
2023-07-17
0
Wati_esha
Eaaa Dru, diam-diam menyusul ya. ☺
2023-04-29
0
Kenzi Kenzi
kesengajaan yg dilakukan perias...demi mendekatkan eneng dgn abang
2023-03-17
0