"Saya terima nikahnya........."
Dan Ketika suara itu terdengar dari arah balik dinding di ruangan yang berbeda, seketika membuat Tiffany memejamkan bola matanya, buliran air mata jatuh membasahi wajahnya dalam hitungan detik, dia pikir dia benar-benar melepaskan masa lajang nya, menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak masuk kedalam list buku jurnal atau rencana nya, tidak masuk dalam catatan impian nya, bahkan tidak pernah sama sekali terbesit didalam hati nya mengukir nama laki-laki tersebut di atas telapak tangan nya apa lagi di dalam hatinya.
Mereka benar-benar dua orang asing yang sekedar tahu tapi tidak saling mengenal, dimana hanya terjadi pada beberapa kali pertemuan dimasa lalu hanya karena kebetulan.
Kita bertemu dengan cara yang terlalu kebetulan.
"Sayang?"
Satu suara terdengar dibalik telinga Tiffany, membuat gadis tersebut menoleh secara perlahan.
"Sah..."
Mommy nya bicara sambil mengembangkan senyuman nya.
"Sah"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah"
Dan saat Tiffany mendengar suara sahut menyahut dari berbagai arah, dia baru tahu jika semua baru saja selesai di laksanakan, dia telah sah menjadi istri dari seorang Gustave Dru De Pearl.
Tatapan nya kini nanar kearah depan, membiarkan dirinya tenggelam dalam keadaan yang tidak dia pahami sama sekali, entahlah ini awal kebahagiaan atau sebenarnya awal dari kesengsaraan untuk dirinya.
"Selamat menempuh hidup baru"
Suara lain terdengar, para keluarga menyentuh lembut wajah Tiffany secara bergantian, memberikan doa yang terus menerus tidak terputus.
"Semoga sakinah, mawadah dan warohmah"
Lagu terdengar doa yang lainnya.
"Cepat dapat momongan"
Ahhh doa itu terdengar begitu indah, indah untuk penikahan orang-orang yang saling mencinta, lalu bagaimana rasanya dia bisa mendapatkan semua nya sedangkan dia sama sekali tidak mencintai laki-laki yang kini sah menjadi suaminya.
Gustave Dru De Pearl, laki-laki dingin yang begitu datar, pertemuan pertama mereka dia lupa, saat itu Tiffany masih terlalu belia, pertemuan berikutnya saat dia remaja, dan rasanya sangat tidak berkesan, Dru menatap nya begitu datar dan tajam, begitu dingin dan cuek, dulu di masa dia menginjakkan kaki nya untuk pertama kali ke kediaman keluarga Xavier dan itu sangat sangat tidak berkesan.
*******
Kembali ke masa lalu
Mansion utama Xavier
Paris.
"Kak Xia...."
Teriakan melengking Tiffany memecah keheningan pagi, para penghuni mansion mungkin masih terlelap dalam tidur panjang mereka, pada akhirnya terpaksa terjaga karena teriakan gadis riang yang melangkah kan kaki dengan penuh semangat ke kediaman tersebut.
Tiffany baru tiba di Paris semalam, dan kunjungan perdana yang harus dia lakukan pergi ke kediaman keluarga uncle Tristan dan untie Lana lan, sahabat baik mommy dan daddy nya, mengunjungi kak Xia, gadis yang menganggap nya seperti adik kandung sendiri.
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini?"
Tiffany terlihat mendongakkan kepalanya saat dia mendengar suara bariton seseorang dari arah lantai atas, cahaya matahari pagi menyilaukan mata nya, begitu mendongakkan kepalanya seketika dia memejamkan bola matanya, menampilkan wajah cantik tanpa polesan yang membuat siapapun yang melihatnya pasti terpesona.
Cantik.
kata itu selalu disematkan para laki-laki untuk dirinya tapi tidak untuk laki-laki yang ada di atas sana.
Tiffany menahan silau matahari dari balik bola mata, dia mencoba memicingkan bola mata hingga akhirnya secara perlahan gadis tersebut membuka bola matanya.
"Paman muda , bisakah aku bertemu kak Xia?'
Tiffany bertanya pada laki-laki asing yang usia nya jauh di atas dirinya, mungkin 7 tahun atau ah entahlah, wajahnya jauh lebih dewasa dari kak Xia, mana dia tahu laki-laki tersebut adik dari kak Xia nya.
Mendengar dirinya disebut paman muda, Dru langsung menatap tajam kearah Tiffany, dia menaikkan ujung alisnya sambil mengerutkan keningnya.
"Paman tampan anda terlihat begitu kaku, tidak kah anda bisa mendengar ku? apakah ada kak Xia didalam? apa aku harus memanjat ke atas seperti Rapunzel untuk bisa bicara dan bertanya dengan anda?"
Seulas senyuman indah dan ramah terbit dibalik wajah cantik Tiffany, gadis ceria tersebut terlihat berusaha untuk mencari jalan, dia pikir apakah laki-laki di atas sana mendengar kan ucapan nya?.
Dia benar-benar kaku seperti kanebo kering.
Batin Tiffany.
Dia kembali memejamkan bola matanya karena lagi-lagi cahaya matahari menyilaukan matanya, membuat Tiffany membiarkan 5 Jemari nya menutup sedikit bagian wajah nya dari arah kening, dia ingin kembali bertanya tapi tiba-tiba laki-laki di atas sana berkata.
"Berhenti melebarkan senyuman mu, itu terlihat tidak menyenangkan"
Eh?!.
Tiffany mengerutkan keningnya, dia ingin bicara tiba-tiba kak Xia membuka pintu depan dan berhamburan memeluk dirinya.
Tiffany langsung mengabaikan laki-laki tersebut, memeluk gadis dihadapannya dengan penuh kebahagiaan.
"Katakan pada gadis itu, berhenti mengumbar senyuman pada laki-laki, dia terlihat seperti perempuan penggoda"
Dan Dru langsung menutup kasar jendela kamar di lantai atas Begitu saja.
"Ya?"
Tiffany jelas terkejut.
"Yakkk Druuuu"
Xia berteriak kesal kearah adik nya dari bawah sana.
"Dia siapa?"
Tiffany bertanya cepat, mengabaikan ucapan laki-laki itu tadi begitu saja.
"Kamu lupa sayang? dia Dru glester, abaikan dia, Dru memang seperti itu"
Mendengar ucapan kak Xia nya Tiffany hanya diam dan mengangguk kan kepalanya, dia berpikir dengan keras sembari masuk kedalam bangunan mansion tersebut, melirik kearah kaca dan memperhatikan wajah nya.
"Apa senyuman ku seperti perempuan penggoda?"
Tiffany bertanya-tanya didalam hati nya.
******
Kembali ke masa kini.
"Semoga langgeng sampai hari tua"
"InsyaAllah sakinah, mawadah dan warahmah"
Entahlah berapa banyak ucapan yang Tiffany terima sejak tadi, kini bola mata gadis tersebut menatap kearah depan dengan sejuta kegelisahan, berpikir kemana kaki nya akan melangkah dibawa oleh Dru setelah ini, sedangkan dari sisi lain dimana di satu sudut berbeda tanpa dia sadari sepasang mata menatap kearah nya untuk sembari bibir sang empunya menggulung kecil Seolah-olah mensyukuri apa yang telah dimiliki nya saat ini.
******
Tidak ada yang mampu menyelam hati seseorang
sebab sebaik-baiknya pengetahu tentang hati hanya Allah SWT.
Tahukah kamu sayang?!.
Kadang apa yang kita harapkan belum tentu yang terbaik untuk kita, tetapi Allah SWT memberikan apa yang kita butuhkan.
Kadang yang kita dapati dalam hidup ini tidak sesuai harapan, tetapi sesungguhnya itulah yang terbaik dari Allah SWT.
Karenanya di dunia ini tidak akan pernah ada taqdir yang tertukar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Kugy Narisa
Dru MuNgkiN DaH TerTArik sAat MeLihAt SeNyumAn TiffAny....
2023-07-17
0
ristsant
Dari awal kisah memang tdk dijelaskan karakter jessica seperti apa,tpi bisa sedikit ditangkap klo jessica bkan orang munafik yg ingin terlihat baik di mata orang lain demi mendapat apa yg dia inginkan. Di sini lebih terlihat dia mengorbankan sesuatu untuk menjaga orang yg dia sayangi,atau lebih tepatnya sebagai balas budi. Tak perduli apa yg orang lain fikirkan tentangnya. Sama halnya seperti Ramira dulu,rela dianggap buruk oleh orang lain,menekan perasaannya sendiri demi melihat orang lain bahagia.
2023-04-29
3
Wati_esha
Dru, posesif berbalut sikap dingin?
2023-04-29
0