Villa High class utama Hillatop company
Kamar utama.
Tiffany memilih duduk menyudut di bagian sisi kasur, menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutut nya, dia terluka dan malu karena keadaan dimana seharusnya hari ini menjadi hari pernikahan dia.
Air mata nya telah menghilang lama, sudah hampir 2 Minggu dia menangis dalam diam, memilih tidak membuka pintu untuk siapapun kecuali pelayan memberikan dia makanan, bahkan tidak setiap makanan yang di antar akan disentuh oleh Tiffany, dia lebih memilih tidak menyentuh nya dan berkutat pada kesedihan nya.
Tokkkkkkk.
Tokkkkkkk.
Tokkkkkkk.
Tiga kali ketukan dari arah pintu terdengar memecahkan kesunyian, kamar gelap dan tanpa pencahayaan tersebut seolah-olah tidak menampilkan kehidupan sama sekali, sang empunya memilih diam tidak memberikan sedikit pun jawaban.
"Tiff...."
Entah suara siapa yang datang dia tidak peduli, Tiffany sengaja menulikan Indra pendengaran nya, enggan untuk menyahut siapa yang bersuara dan memanggil namanya.
Kletakkkkk.
Suara pintu terbuka secara perlahan, dimana seorang perempuan yang usia nya sekitar 8 tahunan di atas Tiffany berusaha menyeruak masuk kedalam namun sengaja mengintip sejenak takut salah, menyakinkan diri jika didalam sana sang empunya raga baik-baik saja.
Melihat sang gadis meringkuk dalam keheningan, perempuan tersebut secara perlahan mendekati Tiffany, memiliki menurunkan tubuhnya, duduk dihadapan Tiffany sambil kedua tangannya menggenggam hangat bahu Tiffany.
"Sayang?"
Dia berbisik pelan.
"Ini kakak Xia"
Lanjut perempuan tersebut lagi.
Dia adalah salah satu putri keluarga besar Xavier company, anak dari pasangan Lana Lan dan Tristan, teman baik mommy Ayana dan daddy Gao.
Mendengar suara siapa yang datang, seketika membuat Tiffany mendongakkan kepalanya, bola mata yang membengkak tersebut kembali berkaca-kaca.
"Kak....."
Dan didetik berikutnya tangis gadis tersebut pecah, dia memeluk Xia dengan erat Seolah-olah mengadu lukanya, begitu sakit tidak berdarah, sulit sekali melupakan karena rasa sakit nya lebih sakit dari pada luka disayat sembilu.
Pengkhianatan menjadi hal yang paling mengerikan untuk dirinya, dan hal tersebut dilakukan oleh orang terdekat nya, bayangkan bagaimana perasaan Tiffany saat ini?!.
Bagaimana cara dia keluar rumah nanti? apa kata orang-orang saat melihat dirinya, dia tidak memiliki muka sama sekali untuk bertemu siapapun setelah ini.
Malu, bahkan terlalu malu.
Xia mengelus lembut punggung Tiffany, membiarkan gadis tersebut meluapkan kesedihan dan kekecewaannya, membiarkan gadis tersebut menangis sekencang-kencangnya hingga akhirnya gadis tersebut berhenti dari semua nya, memilih melepaskan pelukan nya lantas menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
"Semua baik-baik saja?"
Xia bertanya, menyentuh lembut wajah Tiffany, menelisik bola mata indah dihadapan nya.
"Tidak sebaik saat ini"
Tiffany menjawab, mencoba untuk tidak kembali menumpahkan air matanya.
"Jangan menangisi sesuatu yang tidak penting"
Xia pada akhirnya mulai bicara, membiarkan netra mereka bertemu antara satu dengan yang lainnya, seperti bahasa kakak dan adik, memberitahukan dengan lembut tentang kenyataan hidup.
"Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tapi proses itu akan menjadikan kita mendewasa dan semakin sabar"
"Menjalin hubungan dengan jangka waktu lama memang bukan sesuatu yang main-main. Di situ ada komitmen yang harus dipenuhi. Di situ ada rencana masa depan yang ingin diraih. Tapi jika kita tidak bisa di satukan oleh ikatan janji suci, itu artinya dia bukan untuk kita dan kita bukan untuk dia"
Tiffany diam tak bergeming, menatap perempuan yang sudah seperti kakak kandungnya tersebut, sejak dulu hingga sekarang selalu menjadi penasehat bijak yang menggantikan mommy nya.
"Ilmu paling sulit di dunia ini, ikhlas"
Saat Xia berkata begitu, lagi air mata Tiffany tumpah. Dia menyeka nya perlahan lalu menganggukan kepalanya.
Yah ikhlas itu ilmu paling sulit dan mahal, siapa yang benar-benar ikhlas menerima takdir mereka? selalu terbesit keluh kesah meskipun hanya sedikit di setiap perjalanan hidup manusia. Sudah tahu jika hidup dunia sudah ada suratan nya dan sementara tapi nyatanya orang-orang tetap banyak yang tidak percaya dan tidak meyakini janji Allah SWT, tidak ridho dan ikhlas atas ketetapan nya. Tidak jarang ada yang mengeluh dan ingin berteriak saking muak nya dengan perjalanan hidup yang dilalui.
Ilmu ikhlas itu terlalu mahal, dan hanya bisa di hitung dengan jari para manusia yang mampu bersyukur atas Qadha dan qadar nya.
"Yakinlah, Allah SWT tidak hanya menguji kamu agar jauh lebih kuat, tapi sesungguhnya Allah SWT sedang mempersiapkan jodoh terbaik untuk kamu lebih dari Sean"
Tiffany memejamkan bola matanya, menganggukkan kepalanya secara perlahan tanpa menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Aditya Ivander
kakak jessica nanti tunggu kelar tiffany dulu kah?
2023-11-10
1
dd
begitulah ilmu ikhlas. terdengar mudah diucapkan tetapi nyatanya sangat sulit untuk dijalankan. jika tidak dibarengi dengan keyakinan dan keteguhan hati ilmu ikhlas itu akan sulit untuk digapai😇😇
sabar Tiff, begitulah jodoh apa yg selama ini selalu ada bersama kita belum berarti dimasa depan itu jodoh kita.
2023-10-28
0
Kugy Narisa
BeNer KAtA XiA ALLAH TelAh MeNyiApkAn JodoH Yg TerBaiK UntuKmu TiffAny
2023-07-17
0