Tak mau tak selamat, melahirkan dengan perut yang dibelah, meninggal, karena takut dia akan dianggap berkhianat, melanggar aturan, bahkan tak memiliki tanda mahkota ratu kalau dia itu, bisa dibilang istrinya gabriel kan. Aurora yang akhirnya merengek meminta menikah dengan Gabriel.
“Cepat tuan larinya. Bisa? Yang kayak kemarin-kemarin itu.”
“Kamu juga bisa melakukannya. Bilang saja ke anak-anak kamu didalam perut.”
“beneran?”
Gabriel mengangguk. Aurora tak yakin, tapi dia baru ingat semuanya, dia tiba-tiba jauh dai istana dan yang lainnya, Aurora pun mengusap perut buncitnya itu, sekarang malah semaki besar, terlihat seperti mau meletus setiap saat, ini seperti masuk usia kandungan normalnya manusia empat bulan. Padahal baru beberapa jam.
“tapi mereka sempat marah karena kau tak mau mengandung mereka, jadi coba bujuk dengan sangat manis.”
“Emm, sayang. Anaknya mama, mama minta maaf ya. Mama boleh minta tolong, antar ke kastil dengan cepat dan bilang ke daddy kalian, untuk menikahi mommy, ok. Plisss..”
Dengan lucunya dan ekspresi seperti anak kecil, Aurora menunduk. Dia memeluk dan mengusap perutnya, dia mengajak bicara ketiga anaknya didalam perut. Gabriel hanya dia, bahkan dia tak sengaja menyunggingkan senyum. Lucu dan manis sekali wanita di depanny itu. Di dekat dia bukan benci seperti ke manusia yang tak mau menerima dunia mereka, tapi senang saja. Gabriel rasa Aurora hanya pua-pura untuk tidak masuk ke dunia dia.
“Coba berlari.”
Aurora mengikuti apa ucapan gabriel, tapi dia sama sekali tak melaju cepat, dia mundur lagi dan menatap gabriel kembali. Dia menggeleng dan bibirnya manyun kepada gabriel.
“Gak ada, mereka masih marah ya sama aku?”
“bukan, tapi mereka minta aku yang gendong kamu. Makannya mereka tidak mau membantu kamu dengan kekuatan mereka.”
Gabriel tahu dari telepati yang biasa dia lakukan, ketika dia memegang tangan Aurora, sampai aurora mencoba lari dan melepaskan tangan Gabriel. Gabriel pun tak punya pilihan lain, ketiga anaknya yang mau dia menggendong mama mereka, kalau tidak, mereka bisa mengajak mama mereka kabur lagi. Gabriel pun mengangkat Aurora, dia melaju kencang ke arah istana.
“tapi kita tak bisa menikah sekarang, baru besok. Bagaimana? Kita hanya akan bilang ini kepada tetua.”
Mereka sudah sampai di depan kastil. Gabriel menurunkan Aurora. Aurora mengangguk ikut saja, gabriel menggandeng Aurora masuk ke dalam kastil. Dia mengajak aurora bertemu denga para tetua dan yang lainnya.
“tetua, ini aurora, dia sudah bersedia menikah dengan saya. Besok.”
Gabriel memberikan laporan. Mereka menatap aurora dan gabriel, mereka mengagguk saja. Kemudian yang para wanita tua mendekati Aurora dan memberikan selamat, juga ucapan selamat datang ke dunia mereka dan juga mengusap perut Aurora memanjatka doa untuk ketiganya.
“Semoga mereka menjadi pemimpin yang hebat.”
“Dua sepeti yang mualia raja, tampan dan gagah, yang satu cantik seperti yang mulia ratu.”
“Maksudnya?”
Ada dari mereka yang memang bisa meramal. Salah satu tetua tak sengaja melihat itu dan refleks mengatakannya didepan aurora dan juga gabriel. Gabriel senang sekali. Aurora malah kebingunngan.
“Maksudnya yang seperti saya, bagaimana tetua?”
Aurora hanya ikut gabriel yang memanggil mereka seperti itu. Dia mejelaskan, cantik, baik dan tulusnya seperti aurora, dua laki-laki mirip dengan... tetua tak melanjutkan ceritanya, sepetinya Gabriel tahu ketika tetua berhenti dan menatap dia.
“Terima kasih tetua. Kami akan istirahat dulu, tetua dan yang lainnya juga silakan dan selamat menikmati waktu istirahat.”
Gabriel dan aurora kembali ke kamar utama, kamarnya gabriel. Aurora langsung berbaring tidur di sisi kiri ranjang. Gabriel mau meninggalkan dia, tapi terdengar banyak sekali suara aungan serigala, sepeti sedang bersautan. Aurora takut. Dia menahan tangan Gabriel yang mau pergi. Gabriel menoleh bingung.
“Jangan pergi. Jangan tinggalkan saya tuan, saya mohon. Saya takut, banyak suara aungan serigala.”
“Kamu masuk disarangnya.”
Gabriel puas sekali melihat wajah ketakutan Aurora, Dia sampai menangis dan memohon Akhirna Gabriel pun tidur di samping dia. Tanpa Gabriel duga, Aurora malah memeluk dia erat.
“Biar seperti ini tuan, saya takut.”
Dia memeluk erat gabriel tanpa takut dan malu. Dia memejamkan matanya dengan paksa. Gabriel diam tak bergutik, sampai Aurora tertidur. Gabriel masih ada tugas untuk patroli malam dan yang lainnya, tapi ketika lengannya yang dipeluk Aurora mau di lepas, aurora memeluk erat gabriel lagi. Sampai pagi tiba di tempat keduanya.
***
Udara pagi yang segar, matahari yang mulai menncul menyinari bumi, bahkan cahayanya menembus pohon-pohon besar. terlihat seperti pagi tapi seperti malam. Gabriel bagun lebih dulu, dia keluar untuk mencari uadar segar, dia juga mengecek persiapan ulang pernikahan dan yang paling penting adalah makanan untuk ketiga anak kembarnya didalam perut aurora. Kalau tidak diberi makan, nanti bisa kabur dan cari makan sendiri. Ujugnya dia juga yang susah.
Auroa terbangun, dia dibangunkan oleh pelayan wanita. Aurora kehilangan gabriel yang tidur di samping dia semalam. Dia panik.
“Maaf, kamu melihat taun gabriel?”
“Tuan raja, dia sedang ada diluar nona.”
Baru saja dijawab oleh pelayan, aurora langsung melesat. Dia keluar kamar dengan cepat dan mencari keberadaan Gabiel. Dia langsung memukulnya dari belakang. Gabriel yang sedang berbicara dengan beberapa tetua langsung menoleh. Mereka juga memberikan kode kepada gabriel.
“Apa? ada apa? kebiasaan main pukul.”
“Tadi malam, katanya tuan tidak akan meninggalkan saya, tapi tuan pergi kan gak temenin saya tidur.”
Gabriel menatap Aurora dan menunjuk para tetua yang mendengarkan. Mereka menatap aurora dengan lekat. Gabriel meminta mereka utuk pergi meninggalkan dia dan istri tersayangnya.
“Siapa yang ninggalin kamu, orang-“
“Saya tidak percaya dan tidak mau dengar, hari ini pernikahannya kan? jadikan? Harus jadi? Kenapa juga perutnya terus membesar, ini aneh dan menakutkan bagi saya.”
Aurora menunjukkan perutnya seperti membesar tiap detiknya. Gabriel mendekati Auroora, dia mengusap perutnya. Anehnya Aurora merasa kalau dirinya itu nyaman diperlakukan seperti ini oleh gabriel.
“tenang saja, perut kamu tidak akan meledak. Saya janji tidak akan membiarkan kamu meninggal melahirkan anak saya. Kita kan akan segera menikah.”
“Kalau tidak, pasti membiarkannya saja.”
Aurora menepis tangan Gabriel. Gabriel tersenyum dan mengangguk, kadang wanita didepan dia bisa jadi sangat menyebalkan, tapi kenapa tiba-tiba jadi sangat menggemaskan. Gabriel mengajak Aurora untuk melihat persiapannya. Mereka ke altar pernikahan untuk yang kedua kalinya.
Gabriel sedang mencoba menjelaskan. Tapi yang mau dijelaskan malah pergi dari hadapan Gabriel. Hampir dalam sejarah, dia tak pernah diabaikan seperti ini. Gabriel kesal sekali. Dia menyusul kemana pun Aurora pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
indy kalia
up lagi kak
2022-12-14
0