Aurora memutuskan tidak mau menikah dengan raja werewolf, tapi itu justru pilihan yang sangat salah yang dia ambil, Gabriel tak bisa melindungi Aurora sepenuhnya kalau seperti itu. Aurora meminta mereka untuk meninggalkan dia. Maya dan Gabriel pun keluar dari sana. gabriel yang keluar lebih dulu lalu disusul Maya dan suaminya.
“Tuan, tidak bisa seperti ini. Kalian harus menikah hari ini juga.”
“Iya raja, anda harus menikah dengan Nona Aura hari ini juga.”
Kalau tidak Aurora akan dipandang rendah oleh mahluk disini, dia tak akan mendapatakn hormat, bahkan paling parah akan celaka. Gabriel tahu resiko itu, tapi dia malas memaksa wanita keras kepala didalam kamanya, kalau bukan takdir, dan hamil, dia akan segera memusnahkan Aurora.
“Saya akan memberikan pengumuman untuk semuanya, kalau ada yang sampai mencelaka Aurora, dia akan berhadapan dengan saya sendiri.”
“Tidak bisa Tunaku, rajaku, itu tak tertulis didalam peraturan kita.”
“Lakukan saja dulu!”
Gabriel paling benci dibantah. Dia kembali ke aula istana yang harusnya jadi hari pernikahan keduanya. Dia mengumumkan diatas singgah sananya. Kalau dia tak jadi menikah dengan Aurora dan diperintahkan untuk semua mahluknya agar tidak mencelakai Aurora yang sedang hamil tiga keturunannya.
Semua sibuk berbisik tentang pendapat mereka masing-masing, tapi pada akhirnya mereka semua pergi dari istana, mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing. Kalau menikah dengan Gabriel, akan diberkati dan diberikan tanda khusus agar dia terlindungi ketika diincar mahluk lain diluar sana, seperti serigala yang tak tahu dan baru mungkin.
Tapi gabriel juga tak terlalu suka dengan wanita itu. Walau awalnya dia terlihat manis, lebut, baik dan membuat dia candu, dia lebih suka dengan Aura, wanita yang pernah dia temui dulu, tapi dia meninggal ketika mereka mencoba berhubungan. Dia tak terlalu kuat untuk gabriel.
“Kenapa juga namanya haus hampir sama?”
Istana sudah kosong, Maya dan suaminya juga sudah pulang. Pengawal meninggalkan Gabriel, Gabriel hanya sedang duduk manis diatas istana, dengan kakinya yang dia ayunkan dibawah, dia melihat langit, hari masih cukup pagi, menjelang siang, sekitar jam dua belas di dunia manusia, tapi dunia mereka selalu hitam dan gelap, bercaha sedikit tapi, tetap hawanya terasa dingin gelap dan berbeda saja Tapi bagi mereka, itu menenangkan dan indah.
“Sorry, harusnya aku bisa mengendalikan diriku dulu. Harusnya aku menolak apa yang kamu mau Aura.”
Dia masih santai disana, Sampai terdengar suara ribut dari dalam istana dia, sangat gaduh. Gabriel segera turun dan masuk ke istananya, ternyata kegaduhan itu berasal dari kamar Aurora, bahkan banyak yang mencari dia.
“Ada apa? apa dia kabur lagi?”
“Di kamar raja tidak ada yang mulia raja.”
Gabriel memukul tembok disamping dia, kenapa sih wanita itu selalu mencoba kabur. Dia meminta semua orang diam, dia menggunakan telepatinya dan pikirannya untuk bekomunikasi dengan Aurora.
“Sitt, dia di hutan. Sedang berburu, mereka lapar.”
Gabriel sudah tahu lokasinya, dia meminta dua orang pengawal yang hanya ikut dengan dirinya. Mereka bergegas ke tempat itu. Aurora lapar sekali, dia masih tidur dengan lelap tadi, sampai perutnya memberontak. Dia tiba-tiba terbangun dan turun dari anjang begitu saja, tiba-tiba membuka pintu kamar dengan cepat dan wuzz... dia lari begitu saja. Sepeti angin.
Dia ke tengah hutan, mendengar ada kijang yang cantik. Dia langsung memangsa hewan itu. Menangkap dia dan menggigitnya begitu saja. Mulutnya, tangannya penuh darah, baru dia sadar apa yang dia lakukan.
“Apa ini kenapa aku jadi sepeti ini? sepeti monster?”
Aura yang sadar langsung melepaskannya. Dia menjauh kijang yang sudah mati dia gigit dan penuh darah. Tapi kemudian perutnya sangat mual. Dia malah jadi muntah-muntah disana. dia sendiri heran, kenapa memakan daging mentah seperti itu.
Gabriel baru datang, dia melihat Aurora yang muntah-muntah. Aurora hilang kendali atas tubuhnya, terasa sangat mual dan pusing, dia kembali jatuh pingsan. Gabriel menangkapnya dengan cepat.
“Bawa kijangnya ke istana. Suruh koki untuk memasaknya. Saya akan membawa nona ke istana.”
Gabriel memerintahkan kedua pengawalnnya. Mereka juga diminta gabriel untuk mengangkap beberawa hewan yang lain. Semetara gabriel membawa aurora kembali ke istananya lagi. Dia meminta pelayan untuk membesihkan baju aurora dan juga mengganti pakaiannya. Dia akan menunggu di depan.
Aurora mulai sadar. Dia duduk dan menagis. Dia ingat apa yang dia lakukan tadi. Pelayan keluar dan memberitahu gabriel yang sejak tadi berjaga diluar.
“Tuan raja, nona sudah siuman dan terus menangis.”
Gabriel langsung masuk ke kamar. Dia melihat keadaan Aurora, ada apa dia menangis, apa perutnya sakit setelah makan kijang itu.
“Aku lapar. Apa tidak akan makanan yang lain, kenapa mereka harus minta daging mentah, itu juga menjijikan, membuat saya mual.”
“Ahh, itu. Ikut ke ruang makan, kijang yang tadi sudah dimasak.”
“Tidak mau. Itu masi terlihat dan terbayang menjijikan kalau mengingat tadi apa yang saya lakukan. Bukan, tapi anak-anak anda. Kenapa mereka maunya makan seperti itu, saya juga tak bisa mengendalikan tubuh saya sendiri.”
“Kami werewolf, kami makan sepeti itu, tapi juga makan biasa seperti manusia. Tunggu saya akan bicara dengan mereka.”
Gabriel mendekati Aurora. Aurora sudah mengambil ancang-ancang, dia menjauh dai gabriel, tapi gabriel menatapnya balik. Dia melotot. Dia menahan tangan auora yang mau menjauh dia.
“Saya hanya mau bicara dengan meraka, jadi berhenti, dan jangan bergerak. Saya hanya akna mengusap perut anda saja.”
“Bagaimana bisa?”
Gabriel tak menjawab, ini hubungan daddynya dan anaknya, juga kemapuan telepati mereka, walau itu mustahil di dunia manusia. Aurora mencoba diam, dia mencoba percaya kepada gabriel, gabriel mengusap perut Aurora.
“Sayangnya daddy, baby-babynya daddy, mommy tidak bisa makan hewan mentah ok. Jadi mari bekerja sama dulu, setelah kalian lahir kalian bisa berburu sendiri. ok.”
Mommy?
Entah kenapa Aurora tersenyum mendengar itu. Dia suka sekali dengan panggila itu. Perut Aurora jadi lebih baik. Perasaan dia tiba-tiba baik saja. Gabriel berdiri, dia mengulurkan tangan kepada Aurora. Aurora mau meraih tangan gabriel. Dia menggandeng aurora untuk turun dari ranjang, keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Mereka harus menuruni banyak tangga untuk ke ruang makan kerajaan.
“Wahhh.. keliahatan enak-enak semuanya.”
Sesampainya disana Aurora seakan lupa dengan mualnya dan kenangan buruknya yang makan kijang mentah. Dia melepaskan tangan Gabriel begitu saja. Dia duduk sembarangan dan makan semuanya.
“Pelan-pelan.”
Gabriel mengingatkan. Ya, aurora makan terburu-buru. Dia sangat-sangat kelaparan. Gabriel duduk diam dan memperhatikan aurora, seakan tiga anaknya suka sekali dengan makanan itu.
“Oh.”
Aurora terkejut, dia merasa perutnya berubah. Aneh, dia tak yakin. Aurora melihat perutnya dibawah meja. Perutnya sudah buncit, cukup besar, sepetri dia hamil tiga bulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Ymn Goh
mantap ringkas padat
2023-04-17
0