Kecelakaan yang tidak di sengaja

" Ayah sayang, sepertinya ayah terlalu banyak bicara hari ini. Itu tidak baik untuk ayah. Ayah masih dalam pemulihan. Lain kali saja ya ngobrol nya." Zelle menyeringai ke arah Liam.

Zelle pun melepaskan tangannya dari Liam. Dia berjalan ke ayahnya, dia melihat buah-buahan yang sudah busuk di nakas. Siapa lagi kalau bukan Liam yang membawanya. Zelle mengambil buah-buahan itu dan membuangnya ke tong sampah.

🐯🐯🐯

Zelle keluar membawa sekantong buah-buahan pemberian Liam. Dia membuangnya ke tong sampah. Zelle merasa sangat kesal dan muak dengan Liam. Sepanjang jalan, Zelle terus saja menggerutu. Sampai tiba-tiba......

BRUKK

" Eh, maaf, saya tidak sengaja." Zelle khawatir. Dia juga terjungkal kebelakang. Sedangkan pria yang ditabrak pun jatuh ke lantai. Zelle sungguh merasa bersalah dan ingin meminta maaf. Namun....

" Saya sungguh minta maaf tuan, saya tadi kurang memperhatikan jalan." Zelle bangkit dan mengulurkan tangan menolong si pria. Saat si pria menoleh ke arahnya, Zelle pun mundur.

" Kamu?" Ucap mereka berbarengan.

Mengetahui siapa pria tersebut Zelle pun menarik kembali tangannya. Dan Berniat melarikan diri. Ya, pria itu adalah Brandon. Tadi Ezra, mengatakan kalau mereka sedang berada dirumah sakit. Brandon pun ikut menyusul. Namun saat Brandon berhenti mengangkat telpon, tiba-tiba dia di tabrak hingga jatuh ke lantai.

" Mau kemana kamu? Kemarin, kamu menabrak mobil ku, sekarang kamu pun menabrak ku. Lalu, besok apa lagi yang kamu tabrak, ha?." Brandon dalam mode singa.

Tubuh Zelle mematung. Detik berikutnya, dia tersenyum genit ke Brandon.

" Hehe, kamu sangat tampan hari ini tuan." Zelle berjalan menghampiri Brandon dan mengibas-ngibaskan tangan nya ke jas Brandon. Kebetulan Zelle melihat ada noda disana.

" Zelle, beraninya kamu membuang buah-buahan yang ku bawa untuk ayah mu." Liam tadi melihat Zelle membuang nya. Hal itu membuat Liam marah. Apalagi sekarang Zelle sedang berbicara dengan seorang pria. Mereka begitu dekat. Liam seperti kebakaran jenggot.

" Tuan Brandon." Liam melihat Brandon yang penuh wibawa dan jangan lupakan tatapan mematikan dari mata elangnya.

Brandon mengabaikan panggilan Liam. Dia hanya meliriknya sekilas. Kemudian fokus pada wanita yang mencoba merayu nya ini. Brandon teringat ada sesuatu penting yang harus dia selesai kan. Biarlah kali ini dia melepaskan Zelle. Tunggu saja pembalasan nya malam nanti. Brandon menyeringai tipis menatap Zelle.

Zelle menatap Liam dengan tersenyum mengejek. Kasian sekali di abaikan.

Liam memperhatikan penampilan Zelle yang semakin hari semakin modis. Berbeda dengan Zelle yang dulu. Buah dadanya pun makin berisi. Alea tidak ada apa-apa nya. Selama ini Liam hanya fokus Merencanakan pengambilan perusahaan Lavota Group. Tanpa menyadari keistimewaan dari Zelle. Zelle sekarang tampak sangat cantik.

" Zelle, kalau kamu tidak menyukai buah-buahan itu. Kamu bisa bilang padaku. Aku akan membelikan yang baru." Sikap Liam tiba-tiba saja berubah menjadi lembut. Tumben.

Melihat perubahan sikap Liam. Zelle bergidik ngeri. Drama apalagi yang akan dimainkan sama actor predator ini. Zelle pun memilih untuk kembali masuk ke ruang ayahnya. Liam pun ikut masuk. Wangi tubuh Zelle yang begitu memabukkan membuat nya ingin tetap berada di dekat Zelle.

" Zelle, tadi kamu bertemu teman mu ya?." Jaster bertanya melihat wajah kusut Zelle.

" Tidak ada apa-apa ayah. Tadi aku hanya bertemu tikus." Zelle melirik Liam. Tikus yang dimaksud nya adalah Liam.

Tiba-tiba seorang dokter tampan masuk dengan tatapan dingin. Dokter tampan itu memeriksa kondisi Jaster.

' Apa samua dokter setampan ini? Betapa beruntungnya para perawat disini.'

Zelle menatap Dokter tampan itu tanpa berkedip. Kulit putih bersih, mata biru tua, hidung mancung, bibir sexy merah merekah, Zelle sangat ingin menciumi nya.

Liam yang melihat Zelle menatap dokter itu dengan penuh minat. Membuat Liam merasa kesal. Padahal dia merasa dia sangat tampan. Tapi bila dengan Dokter ini dan Brandon sungguh Liam merasa menjadi sebuah kerikil ditumpukan berlian.

" Ayah, hari sudah malam, kami harus pulang, ayah baik-baik saja disini ya, jangan khawatir kan Zelle, aku akan menjaganya." Liam ingin pulang bersama Zelle. Liam menggandeng tangan Zelle.

" Lepaskan tangan ku." Zelle menolak keras disentuh Liam.

Dokter tampan itu melihat wajah ketidaksukaan Zelle lalu menoleh melihat wajah Liam. Mungkin dokter itu diam-diam sedang mengamati sepasang manusia didepannya ini.

Liam yang malu di tolak didepan Dokter itu pun, berusaha kembali menarik Zelle keluar.

Zelle melihat ayahnya sedang memperhatikan mereka. Zelle takut ayahnya tahu yang Sebenarnya. Akhirnya Zelle pasrah dan ikut keluar dengan Liam.

Sesampainya di luar, Zelle berusaha melepaskan tangannya dari Liam. Namun Liam malah menarik tangannya ke tempat yang lebih sepi. Liam mengangkat tangannya ke atas dan memepet tubuh Zelle ke dinding.

" Bagaimana rasanya, bercinta dengan pria tua Zelle. Kalau kamu tidak puas kamu boleh menjadi kekasihku. Aku suka buah dada mu ini." Liam berbisik mengejek.

". Apa kamu tidak tahu malu Liam? Sampai kapan pun aku tidak akan pernah kembali lagi padamu. Aku lebih memilih melajang seumur hidupku dibandingkan harus menikah dengan mu." Zelle memalingkan wajah nya muak melihat pandangan mesum Liam.

" Benarkah? tapi aku belum siap melepaskan mu sekarang ini Zelle. Aku tidak menyangka kamu akan secantik ini." Tangan Liam terulur ingin membelai wajah Zelle.