"Ada apa denganmu!" YoungJoon tampak kesal sesaat setelah mencumbuku.
Ini adalah kali ke-5 aku menolak ajakannya untuk bercinta, lebih tepatnya, 5 hari setelah kedatangan Aoyama.
Aku mengalami depresi yang cukup hebat, hingga cukup mengganggu mood ku ketika di atas ranjang. Di tambah lagi, ada sesuatu yang tidak beres denganku!
Perutku merasakan nyeri yang cukup menganggu. Dan saat ini, nyerinya terasa lebih hebat dari sebelumnya!
Perutku terasa tegang sekali!
"Sayang... Ada yang salah dengan perutku..." Aku meringis kesakitan, seraya memegang perutku.
Keringat dingin sudah membasahi wajahku.
Young Joon terbangun, dan segera menyalakan lampu meja, lalu menatap wajahku khawatir.
"Wajahmu pucat sekali, sayang..." Young Joon benar-benar khawatir melihat keadaanku.
"Kita ke rumah sakit sekarang juga!" Serunya!
Young Joon segera bersiap!
Sedangkan aku masih terus meringis menahan rasa sakit yang setiap detik, terasa semakin hebat!
Aku dapat merasakan sesuatu mengalir dari area sensitifku.
Dan ketika aku membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuhku, berapa terkejutnya aku, melihat begitu banyak darah disana!
Aku terbelalak, dan lemas setika!
"J-joon..." Ucapku lirih.
Young Joon yang tengah mengenakan pakaian, segera menghampiriku!
Dan betapa terkejutnya dia, melihat keadaanku saat ini!
Matanya terbelalak, dan dengan sigap membopong tubuhku!
Entah apa yang terjadi selanjutnya, karena semua menjadi gelap sekarang...
Aku hanya dapat mendengar samar-samar, suara Young Joon memanggil namaku.
________________IIIIIIIII________________
POV Author
DI RUMAH SAKIT
"Keluarga Nyonya Park?"
Seorang dokter menghampiri Young Joon yang saat ini harap-harap cemas menunggu Jennifer di luar ruang operasi.
Ia segera bergegas menghampiri dokter tersebut.
"Saya, suaminya." Young Joon memperkenalkan diri
"Mari ke ruangan saya sekarang." Ucap dokter tersebut
Dokter itu kemudian berlalu menuju ke sebuah ruangan, diikuti oleh langkah tergesa Young Joon.
"Duduklah."
Dokter itu mempersilakan Young Joon untuk duduk di kursi yang berada dihadapannya.
"Terima kasih." Ujar Young Joon dengan tatatan khawatir
"Begini, tuan Park. Terjadi perdarahan hebat disana. Dan kami tidak dapat melanjutkan operasi, tanpa persetujuan anda." Dokter menjelaskan dengan sangat hati-hati, namun tegas.
"Maksud anda?" Young Joon agak bingung mendengar penjelasan dokter
"Kami hanya bisa menyelamatkan salah satu..."
Young Joon segera berdiri, dan menggebrak meja dokter itu.
"TIDAK PEDULI BAGAIMANAPUN, ATAU BERAPAPUN BIAYANYA, KAU HARUS MENYELAMATKAN MEREKA BERDUA!!!" Young Joon berteriak kepada dokter tersebut!
Dokter itu segera berdiri, dan menenangkan Young Joon.
Beberapa pegawai rumah sakit masuk ke ruangan dokter tersebut, sesaat setelah mendengar keributan dari sana.
"Jika anda tetap memaksakan kehendak anda, ini akan membahayakan keduanya! Kami khawatir mereka berdua tidak bisa di..."
"OMONG KOSONG!!!" Young Joon kembali menggebrak meja dokter
Karyawan yang berada disana, segera mengamankan Young Joon.
"JIKA TERJADI SESUATU KEPADA ISTRI DAN JUGA BAYIKU, AKAN KU PASTIKAN, KALIAN AKAN MENERIMA AKIBATNYA!" Young Joon kembali berteriak, matanya memerah dan berkaca-kaca disana!
"LAKUKAN APAPUN, DAN BUAT MEREKA TETAP HIDUP!"
Para pegawai yang melihat keadaan tidak kondusif, segera membawa Young Joon keluar dari ruangan tersebut.
************************
Pikiran Young Joon sungguh kalut saat ini.
Air matanya mengalir tanpa henti.
Dia terlihat benar-benar hancur sekarang.
Bahkan dia mengabaikan beberapa panggilan masuk di ponselnya!
3 jam kemudian, lampu yang berada di atas pintu masuk ruang operasi padam.
Young Joon bergegas ke arah pintu masuk ruangan tersebut.
Tak lama, dokter keluar dari sana.
"Bagaimana keadaan mereka?" Ucap Young Joon
Ia benar-benar terlihat kacau...
"Tuan Park, kami telah berusaha semaksimal mungkin.Bayinya sehat, dan juga tampan, lalu ibunya..."
"Bagaimana keadaan istriku?" Ucap YoungJoon, sambil terus menatap tajam ke arah dokter.
"Nyonya Park belum bisa melewati masa kritisnya."
*************************
Young Joon sudah duduk di samping bangkar Jennifer, sambil terus memandangi wajah istrinya yang dipenuhi dengan alat medis.
Sesekali air matanya menetes.
Young Joon pernah melihat pemandangan seperti ini, beberapa tahun yang lalu, ketika Jennifer mengalami kecelakaan.
"Kau pasti akan kembali seperti sedia kala, sayang..." Suaranya bergetar.
"Kau pernah mengalami ini sebelumnya, dan kau mampu melewatinya." Young Joon kini terisak.
"Aku yakin, kau akan pulih lebih cepat! Kita memiliki Joey sekarang... Joey sedang menanti ibunya... Kau harus segera melihat bayi kita..."Ucapnya lagi
Young Joon menenggelamkan wajahnya di sisi ranjang.
Ia benar-benar frustrasi melihat keadaan istrinya
*************************
Pagi ini, Young Joon membawa baby Joey kepada Jennifer.
Ia menggendong bayi mungil yang baru berusia 3 hari itu, dan menunjukkannya kepada Jennifer, yang masih belum juga sadarkan diri.
"Kulitnya merah sekali, sayang... Bola matanya besar, seperti milikmu... Rambutnya hitam, sepert rambutku... Hidungnya..." Young Joon terisak.
" Hidung dan bibirnya begitu mungil... Kupikir, visual baby Joey adalah perpaduan kita..." Young Joon kembali terisak.
"Kau harus segera melihatnya, sayang..." Young Joon mendekap erat tubuh mungil baby Joey.
Kedua orang tua Jennifer akhirnya tiba.
Mereka baru saja tiba dari Indonesia pagi ini, dan langsung menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan anak dan cucu mereka.
Mereka sangat terpukul melihat keadaan Jennifer saat ini.
Mama Jennifer tak henti-hentinya meneteskan air mata melihat keadaan anaknya.
Beliau segera menggendong cucunya, dan menciumi wajah bayi mungil tersebut.
"Orang tuaku kemungkinan akan tiba besok. Karena baru mendapatkan tiket hari ini." Ucap Young Joon.
Young Joon benar-benar sangat terpukul.
Papa Jennifer segera menepuk bahu Young Joon pelan.
"Tidak apa-apa, sudah ada kami disini." Ucap papa Jennifer.
Young Joon tersenyum, dan mengangguk pelan.
"Joon, pulanglah. Kau tampak lelah sekali, nak!" Ucap mama Jennifer
Mama Jennifer terlihat khawatir melihat keadaan Young Joon, yang benar-benar kacau.
"Kau selalu seperti ini, setiap kali Jennifer begini." Sahut papa Jennifer, yang melihat wajah murung Young Joon
"Aku hanya ingin menjadi orang pertama yang melihatnya membuka mata." Ucap Young Joon
Young Joon menatap Jennifer dengan tatapan sedih.
Papa Jennifer kemudian merangkul, lalu memeluk bahu Young Joon.
"Jenny kita akan kembali seperti sediakala... Dia pernah mengalami ini sebelumnya." Ucap papa Jennifer dengan mata berkaca-kaca.
**********************
Young Joon terpaksa pulang ke rumah hari ini, karena nasihat kedua orang tua Jennifer.
Pikirannya sungguh kacau di bawah pancuran air.
Young Joon menangis, bahkan meraung-raung disana.
Baru saja mereka merasakan indahnya pernikahan, mereka harus kembali mengalami masa-masa sulit yang seakan tidak pernah ada habisnya!
Young Joon lalu memutuskan pergi ke sebuah bar, untuk menghilangkan sedikit rasa depresinya. Ketika meneguk gelas ke 3 wine yang ia pesan, seseorang duduk di sebelahnya.
"Red wine!"
Young Joon mengenal suara itu, dan langsung menoleh ke arahnya.
'Mitsugi Aoyama!'
Young Joon agak terkejut melihat pria itu disana! Dan saat pria itu menoleh ke arahnya.
"Oh, hai! Bagaimana kabarmu, Young Joon?" Ucap Aoyama ramah.
Young Joon tersenyum sinis kepadanya!
"Kau masih disini?" Sinisnya, lalu kembali meneguk wine.
Aoyama tersenyum bangga.
"Yeah! DC tidak terlalu buruk!" Ujarnya santai, kemudian meneguk wine yang baru saja diantar kepadanya.
"Apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Young Joon masih saja bersikap sinis
"Ayolah, Young Joon! Ada apa denganmu!" Aoyama tampak menggoda Joon.
"Tapi... Apakah kau sudah beralih profesi sebagai cenayang, sekarang?" Lanjut Aoyama.
Aoyama menatap Young Joon dengan tatapan sedikit mengejek.
Sedangkan Young Joon menatap Aoyama dengan tatapan tidak suka
"Apa maksudmu!" Young Joon kini agak meninggikan suaranya.
Wajah Aoyama menjadi serius sekarang
"Berapa usia kandungan Jennifer?" Ucap Aoyama tegas
Wajah Aoyama benar-benar tegang, dan itu memancing amarah Young Joon, sehingga Young Joon segera berdiri, dan menarik kerah kemeja Aoyama.
"Jaga bicaramu, brandal sialan!" Ucap Young Joon.
Young Joon menatap Aoyama dengan penuh amarah.
Dan Aoyama segera melepas cengkeraman Young Joon.
"Mari kita jujur! Aku tidur dengan Jennifer hampir sembilan bulan yang lalu!" Ucap Aoyama menatap tajam ke arah Joon.
"Dan harus ku akui, dia benar-benar menggairahkan! Aaahhh... Dia menjadikan pengalaman pertamaku dengan..."
'Buuuugggh!!!'
Young Joon melayangkan tinju ke wajah Aoyama, hingga laki-laki itu tersungkur!
Aoyama segera bangkit, dan balas meninju wajah Young Joon.
Mereka berkelahi, hingga pihak keamanan mengusir mereka.
Mereka berdiri di depan bar sekarang, saling menatap dengan penuh kebencian!
"Tentang kebiasaanmu yang suka menyalip, ternyata itu tidak pernah berubah!" Aoyama mengejek Young Joon.
"Kau terlalu naif!" Young Joon balik mengejek Aoyama
"AKU SEDANG MEMPERSIAPKAN LAMARAN UNTUK..."
"ISTRIKU SEDANG BERJUANG UNTUK HIDUPNYA SEKARANG!!!" Young Joon berteriak, lalu kembali mencengkeram kerah baju Aoyama!
Young Joon menangis, danan Aoyama tertegun. Mata Aoyama berkaca-kaca.
"A-apa maksudmu?" Aoyama memastikan.
Young Joon menangis histeris.
"APA MAKSUDMU!!!" Aoyama berteriak, seraya mencengkeram kerah baju Young Joon.
Young Joon kembali menatap Aoyama dengan tatapan penuh kebencian
"Istriku mengalami koma setelah melahirkan anak kami! Dia mengalami perdarahan hebat, karena depresi! DAN ITU SEMUA TERJADI SEMENJAK KEDATANGANMU KE RUMAH KAMI!!!" Ucap Young Joon, kemudian mendorong tubuh Aoyama sekuat tenaga, hingga pria itu tersungkur.
Aoyama tertegun mendengar pengakuan Young Joon.
Air matanya menetes!
Dia seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Namun, sikap Young Joon seolah benar-benar membuktikan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments