Matahari yang terang kembali tenggelam. Chen Ming dan Shi Jin sudah memasuki wilayah Danau Constance. Mobil Chen Ming melaju dengan cepat, melewati jalan yang berbatas langsung dengan Danau. Langit yang sudah berubah jingga terpantul jelas di permukaan Danau yang biru.
Chen Ming meraih tangan Shi Jin, mengecup tangan itu dengan penuh cinta.
“Apa kau suka tempat ini, Sayang?” Chen Ming tersenyum manis.
“Chen Ming, tempat ini sangat indah. Terima kasih karena telah membawaku ke tempat seperti ini.” Shi Jin memperhatikan beberapa perahu kecil yang berada ditengah Danau.
Tempat ini sungguh indah. Bahkan telaga biru yang menurut kami adalah tempat paling istimewa, bisa di kalahkan dengan Danau biru ini.
Chen Ming memasuki halaman hotel berbintang yang luas. Memarkirkan mobil di lapangan parker yang tersedia.
“Sayang, selama satu minggu kita akan tinggal di sini.” Chen Ming membuka sabuk pengaman miliknya.
“Di gedung ini?” Shi Jin memperhatikan gedung tinggi yang ada di depan matanya.
“Ya, sayang. Ayo kita turun.” Chen Ming dan Shi Jin turun bersamaan. Petugas hotel menyambut kedatangan Chen Ming dan Shi Jin. Membawa beberapa barang yang tersimpan di bagasi.
Shi Jin terus memperhatikan hotel berbintang yang menakjubkan itu. Matanya tidak lagi bisa berkedip saat melihat keindahan hotel itu.
“Tunggu di sini.” Chen Ming berjalan ke arah resepsionis.
Semalam ia sudah reservasi kamar lebih dulu. Setelah selesai dalam urusan administrasi, Chen Ming berjalan mendekati posisi Shi Jin.
“Sayang, ayo kita ke kamar.” Chen Ming merangkul pinggang Shi Jin dengan sangat mesra.
Satu pelayan hotel, membawa Chen Ming dan Shi Jin ke kamar yang sudah mereka pesan sebelumnya.
Shi Jin hanya diam tanpa kita. Wanita itu masih memahami lokasi hotel berbintang itu dengan seksama. Pelayan itu berhenti di sebuah kamar bertuliskan nomor 151. Membuka pintu kamar, memasukkan semua barang bawaan Chen Ming dan Shi Jin.
“Saya permisi dulu, Tuan. Jika anda butuh bantuan, anda bisa menghubungi kami.” Pria itu menunduk hormat sebelum pergi meninggalkan kamar Chen Ming dan Shi Jin.
“Sayang, apa kau suka?” Chen Ming berbisik di telinga Shi Jin.
Kamar itu adalah kamar paling indah yang pernah ia temui. Di atas tempat tidur tersusun rapi kelopak bunga mawar merah dan handuk berbentuk angsa. Tempat tidur itu menghadap langsung ke Danau indah berwarna biru. Shi Jin tersenyum bahagia, saat bisa menikmati pemandangan indah sore itu.
“Sayang, ini untukmu.” Chen Ming memberi satu buket bunga mawar yang indah untuk Shi Jin.
Lagi-lagi Shi Jin terharu. Chen Ming pria pertama yang pernah memperlakukan dirinya seperti itu. Tanpa sadar, Shi Jin mendekati wajah Chen Ming untuk mencium pipinya.
“Terima kasih,” ucap Shi Jin dengan kelembutan.
Chen Ming menyentuh bekas ciuman Shi Jin. Tidak pernah ia bermimpi bisa mendapat ciuman manis seperti itu dari Shu Qi.
“Ayo kita mandi, lalu istirahat.” Chen Ming merangkul pinggang Shi Jin membawanya menuju kamar mandi.
Suasana kamar itu memang di siapkan untuk bulan madu Chen Ming dan Shi Jin. Kelopak bunga mawar tidak hanya bertebaran di tempat tidur. Di dalam bak mandi, kelopak bungan mawar juga sudah tersusun dengan begitu indah.
Chen Ming memeluk Shi Jin dari belakang. Mencium pundak Shi Jin dengan begitu lembut.
“Apa kau mau mandi bersamaku, sayang ….”
Shi Jin tidak bisa mengeluarkan kata. Wajahnya merona merah saat mendengar kata rayuan yang keluar dari bibir Chen Ming. Matanya terpejam, saat Chen Ming mulai membuka resleting gaun yang kini ia kenakan. Di belakang Shi Jin, Chen Ming tersenyum penuh kemenangan. Hatinya di penuhi bunga-bunga karena bahagia.
.
.
.
Beberapa saat kemudian. Shi Jin dan Chen Ming sudah selesai mandi. Malam ini Shi Jin memilih gaun berwarna pink, sedangkan Chen Ming memilih Tshirt tangan panjang berwarna navy yang di padukan dengan celana panjang berwarna hitam.
Shi Jin dan Chen Ming duduk berdampingan di atas tempat tidur. Menatap ke depan menikmati pemandangan Danau yang terang karena cahaya rembulan.
“Sayang ….” Chen Ming menarik tubuh Shi Jin ke dalam pelukannya.
“Ada apa?” Shi Jin mendongakkan wajahnya menatap wajah Chen Ming.
“Aku sudah lama menyiapkan semua ini. Tapi baru ini berhasil membawamu ke tempat ini.” Chen Ming mempererat pelukannya.
Shi Jin tersenyum manis, “Tempat ini sangat indah. Aku sangat menyukainya.”
“Aku sudah memesan makanan. Malam ini kita makan di kamar ya?”
Belum lama Chen Ming berkata. Makanan sudah hadir di depan pintu. Chen Ming turun untuk membuka pintu menyambut kedatangan pelayan yang membawa makan malam untuknya.
“Selamat malam, Tuan. Saya mau mengantar makanan ini.”
“Silahkan.” Chen Ming memberi jalan kepada pelayan itu.
Dari tempat tidur, Shi Jin memperhatikan pelayan yang sedang menata makanan di atas meja. Tatapan matanya beralih ke wajah Chen Ming yang sejak tadi selalu memperhatikan wajahnya dari kejauhan. Wanita itu menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang merona.
Chen Ming memang sangat tampan. Ia terus menggodaku dengan senyuman manis yang ia miliki.
Tanpa sadar, pelayan itu sudah pergi meninggalkan kamar. Chen Ming berjalan mendekati Shi Jin di atas tempat tidur. Menarik selimut yang menutupi wajah Shi Jin saat ini.
“Sayang, ayo kita makan.” Chen Ming berdiri di depan Shi Jin, mengulurkan tangan.
Shi Jin membalas uluran tangan Chen Ming dan turun dari tempat tidur. Perutnya saat ini memang benar-benar terasa lapar. Saat ini memang jadwal dirinya untuk melaksanakan ritual makan makan.
“Makanan ini sangat enak.” Shi Jin terlihat sangat menikmati makan malamnya saat ini.
“Hotel ini memiliki chef yang handal. Mereka menawarkan makanan yang unik dan memiliki cita rasa yang beda dari tempat lainnya.” Chen Ming meletakkan sendok dan garpu di atas piring kosong. Membersihkan mulutnya dengan selembar tisu. Ia mengambil satu lembar tisu lagi, untuk membersihkan ujung bibir Shi Jin.
Chen Ming menunggu Shi Jin yang masih fokus pada makanan yang ada di piringnya. Pria itu menatap ke arah Danau sambil tersenyum manis. Menikmati udara pegunungan yang sejuk dan semilir angin yang kencang.
“Chen Ming. Apa biaya menginap di tempat ini tidak mahal? tempat ini terlihat sangat bagus.” Shi Jin menyelesaikan makan malamnya.
“Sayang, kita tidak pernah melakukan liburan seperti ini. Aku tidak memiliki banyak harta untuk memanjakanmu. Ini semua sebagai hadiah pernikahan kita, yang sejak dulu tidak pernah aku berikan.” Chen Ming meraih tangan Shi Jin.
“Maafkan aku Chen Ming. Selama ini, aku tidak pernah ….” ucapan Shi Jin terhenti saat Chen Ming meletakkan satu jarinya di depan bibir Shi Jin.
“Jangan pernah bahas masa lalu lagi. Saat ini, kau juga mencintaiku. Itu sudah menjadi satu alasan yang kuat, untuk hidupku, Shu Qi.” Mengecup punggung tangan Shi Jin.
Shi Jin tersenyum ramah, sebelum ikut memandang Danau yang indah karena cahaya lampu.
Handphone Chen Ming berdering. Ia beranjak dari duduknya untuk mengambil handphone yang tergeletak di atas meja. Menepuk pelan pucuk kepalanya saat melihat nama Dong Ming yang muncul di layar handphonenya.
“Aku lupa untuk menghubungi kakak.” Chen Ming mengangkat panggilan masuk.
“Hallo, Kak.”
[Chen Ming. Apa kau dan Shu Qi sudah sampai?]
“Sudah, Kak. Maafkan aku karena lupa menghubungimu.” Chen Ming memandang ke arah Shi Jin.
[Apa tempatnya bagus?]
“Sangat indah Kak. Danau Constance, memang tempat yang paling romantis yang pernah aku kunjungi.”
[Jaga kesehatan.]
“Iya, Kak.” Chen Ming memutuskan panggilan masuknya. Meletakkan handphone itu kembali ke atas meja.
Shi Jin berdiri di pinggir balkon sambil memegang besi yang membatasi balkon itu. Ia memejamkan matanya untuk sejenak. Menikmati udara sejuk yang ada di sekitarnya.
Chen Ming bersandar di balik dinding. Melipat kedua tangannya, menatap wajah cantik Shi Jin dengan senyuman.
Sampai sekarang aku masih belum percaya kalau semua ini nyata. Dua tahun menikah denganmu, membuatku tidak ingin melewatkan satu minggu ini untuk hal yang lainnya. Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Shu Qi. Aku sangat mencintaimu ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
sarahhh🔥
sampe sini masihh aman, gak ada tanda² pho atopun pelakor baguss😃😊
2021-05-01
0
Arsyila Sailaputri
danau biru sma telaga biru sma kan ya thor
2021-02-26
0
cengceremet
masa orang jadul ga norak liat lift, eskalator, tv hp
ceritain dong betapa noraknya orang masa lalu ketemu tekhnologi mutakhir...
2020-08-20
8