Bab 18

Matahari yang terang kembali tenggelam. Chen Ming dan Shi Jin sudah memasuki wilayah Danau Constance. Mobil Chen Ming melaju dengan cepat, melewati jalan yang berbatas langsung dengan Danau. Langit yang sudah berubah jingga terpantul jelas di permukaan Danau yang biru.

Chen Ming meraih tangan Shi Jin, mengecup tangan itu dengan penuh cinta.

“Apa kau suka tempat ini, Sayang?” Chen Ming tersenyum manis.

“Chen Ming, tempat ini sangat indah. Terima kasih karena telah membawaku ke tempat seperti ini.” Shi Jin memperhatikan beberapa perahu kecil yang berada ditengah Danau.

Tempat ini sungguh indah. Bahkan telaga biru yang menurut kami adalah tempat paling istimewa, bisa di kalahkan dengan Danau biru ini.

Chen Ming memasuki halaman hotel berbintang yang luas. Memarkirkan mobil di lapangan parker yang tersedia.

“Sayang, selama satu minggu kita akan tinggal di sini.” Chen Ming membuka sabuk pengaman miliknya.

“Di gedung ini?” Shi Jin memperhatikan gedung tinggi yang ada di depan matanya.

“Ya, sayang. Ayo kita turun.” Chen Ming dan Shi Jin turun bersamaan. Petugas hotel menyambut kedatangan Chen Ming dan Shi Jin. Membawa beberapa barang yang tersimpan di bagasi.

Shi Jin terus memperhatikan hotel berbintang yang menakjubkan itu. Matanya tidak lagi bisa berkedip saat melihat keindahan hotel itu.

“Tunggu di sini.” Chen Ming berjalan ke arah resepsionis.

Semalam ia sudah reservasi kamar lebih dulu. Setelah selesai dalam urusan administrasi, Chen Ming berjalan mendekati posisi Shi Jin.

“Sayang, ayo kita ke kamar.” Chen Ming merangkul pinggang Shi Jin dengan sangat mesra.

Satu pelayan hotel, membawa Chen Ming dan Shi Jin ke kamar yang sudah mereka pesan sebelumnya.

Shi Jin hanya diam tanpa kita. Wanita itu masih memahami lokasi hotel berbintang itu dengan seksama. Pelayan itu berhenti di sebuah kamar bertuliskan nomor 151. Membuka pintu kamar, memasukkan semua barang bawaan Chen Ming dan Shi Jin.

“Saya permisi dulu, Tuan. Jika anda butuh bantuan, anda bisa menghubungi kami.” Pria itu menunduk hormat sebelum pergi meninggalkan kamar Chen Ming dan Shi Jin.

“Sayang, apa kau suka?” Chen Ming berbisik di telinga Shi Jin.

Kamar itu adalah kamar paling indah yang pernah ia temui. Di atas tempat tidur tersusun rapi kelopak bunga mawar merah dan handuk berbentuk angsa. Tempat tidur itu menghadap langsung ke Danau indah berwarna biru. Shi Jin tersenyum bahagia, saat bisa menikmati pemandangan indah sore itu.

“Sayang, ini untukmu.” Chen Ming memberi satu buket bunga mawar yang indah untuk Shi Jin.

Lagi-lagi Shi Jin terharu. Chen Ming pria pertama yang pernah memperlakukan dirinya seperti itu. Tanpa sadar, Shi Jin mendekati wajah Chen Ming untuk mencium pipinya.

“Terima kasih,” ucap Shi Jin dengan kelembutan.

Chen Ming menyentuh bekas ciuman Shi Jin. Tidak pernah ia bermimpi bisa mendapat ciuman manis seperti itu dari Shu Qi.

“Ayo kita mandi, lalu istirahat.” Chen Ming merangkul pinggang Shi Jin membawanya menuju kamar mandi.

Suasana kamar itu memang di siapkan untuk bulan madu Chen Ming dan Shi Jin. Kelopak bunga mawar tidak hanya bertebaran di tempat tidur. Di dalam bak mandi, kelopak bungan mawar juga sudah tersusun dengan begitu indah.

Chen Ming memeluk Shi Jin dari belakang. Mencium pundak Shi Jin dengan begitu lembut.

“Apa kau mau mandi bersamaku, sayang ….”

Shi Jin tidak bisa mengeluarkan kata. Wajahnya merona merah saat mendengar kata rayuan yang keluar dari bibir Chen Ming. Matanya terpejam, saat Chen Ming mulai membuka resleting gaun yang kini ia kenakan. Di belakang Shi Jin, Chen Ming tersenyum penuh kemenangan. Hatinya di penuhi bunga-bunga karena bahagia.

.

.

.

Beberapa saat kemudian. Shi Jin dan Chen Ming sudah selesai mandi. Malam ini Shi Jin memilih gaun berwarna pink, sedangkan Chen Ming memilih Tshirt tangan panjang berwarna navy yang di padukan dengan celana panjang berwarna hitam.

Shi Jin dan Chen Ming duduk berdampingan di atas tempat tidur. Menatap ke depan menikmati pemandangan Danau yang terang karena cahaya rembulan.

“Sayang ….” Chen Ming menarik tubuh Shi Jin ke dalam pelukannya.

“Ada apa?” Shi Jin mendongakkan wajahnya menatap wajah Chen Ming.

“Aku sudah lama menyiapkan semua ini. Tapi baru ini berhasil membawamu ke tempat ini.” Chen Ming mempererat pelukannya.

Shi Jin tersenyum manis, “Tempat ini sangat indah. Aku sangat menyukainya.”

“Aku sudah memesan makanan. Malam ini kita makan di kamar ya?”

Belum lama Chen Ming berkata. Makanan sudah hadir di depan pintu. Chen Ming turun untuk membuka pintu menyambut kedatangan pelayan yang membawa makan malam untuknya.

“Selamat malam, Tuan. Saya mau mengantar makanan ini.”

“Silahkan.” Chen Ming memberi jalan kepada pelayan itu.

Dari tempat tidur, Shi Jin memperhatikan pelayan yang sedang menata makanan di atas meja. Tatapan matanya beralih ke wajah Chen Ming yang sejak tadi selalu memperhatikan wajahnya dari kejauhan. Wanita itu menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang merona.

Chen Ming memang sangat tampan. Ia terus menggodaku dengan senyuman manis yang ia miliki.

Tanpa sadar, pelayan itu sudah pergi meninggalkan kamar. Chen Ming berjalan mendekati Shi Jin di atas tempat tidur. Menarik selimut yang menutupi wajah Shi Jin saat ini.

“Sayang, ayo kita makan.” Chen Ming berdiri di depan Shi Jin, mengulurkan tangan.

Shi Jin membalas uluran tangan Chen Ming dan turun dari tempat tidur. Perutnya saat ini memang benar-benar terasa lapar. Saat ini memang jadwal dirinya untuk melaksanakan ritual makan makan.

“Makanan ini sangat enak.” Shi Jin terlihat sangat menikmati makan malamnya saat ini.

“Hotel ini memiliki chef yang handal. Mereka menawarkan makanan yang unik dan memiliki cita rasa yang beda dari tempat lainnya.” Chen Ming meletakkan sendok dan garpu di atas piring kosong. Membersihkan mulutnya dengan selembar tisu. Ia mengambil satu lembar tisu lagi, untuk membersihkan ujung bibir Shi Jin.

Chen Ming menunggu Shi Jin yang masih fokus pada makanan yang ada di piringnya. Pria itu menatap ke arah Danau sambil tersenyum manis. Menikmati udara pegunungan yang sejuk dan semilir angin yang kencang.

“Chen Ming. Apa biaya menginap di tempat ini tidak mahal? tempat ini terlihat sangat bagus.” Shi Jin menyelesaikan makan malamnya.

“Sayang, kita tidak pernah melakukan liburan seperti ini. Aku tidak memiliki banyak harta untuk memanjakanmu. Ini semua sebagai hadiah pernikahan kita, yang sejak dulu tidak pernah aku berikan.” Chen Ming meraih tangan Shi Jin.

“Maafkan aku Chen Ming. Selama ini, aku tidak pernah ….” ucapan Shi Jin terhenti saat Chen Ming meletakkan satu jarinya di depan bibir Shi Jin.

“Jangan pernah bahas masa lalu lagi. Saat ini, kau juga mencintaiku. Itu sudah menjadi satu alasan yang kuat, untuk hidupku, Shu Qi.” Mengecup punggung tangan Shi Jin.

Shi Jin tersenyum ramah, sebelum ikut memandang Danau yang indah karena cahaya lampu.

Handphone Chen Ming berdering. Ia beranjak dari duduknya untuk mengambil handphone yang tergeletak di atas meja. Menepuk pelan pucuk kepalanya saat melihat nama Dong Ming yang muncul di layar handphonenya.

“Aku lupa untuk menghubungi kakak.” Chen Ming mengangkat panggilan masuk.

“Hallo, Kak.”

[Chen Ming. Apa kau dan Shu Qi sudah sampai?]

“Sudah, Kak. Maafkan aku karena lupa menghubungimu.” Chen Ming memandang ke arah Shi Jin.

[Apa tempatnya bagus?]

“Sangat indah Kak. Danau Constance, memang tempat yang paling romantis yang pernah aku kunjungi.”

[Jaga kesehatan.]

“Iya, Kak.” Chen Ming memutuskan panggilan masuknya. Meletakkan handphone itu kembali ke atas meja.

Shi Jin berdiri di pinggir balkon sambil memegang besi yang membatasi balkon itu. Ia memejamkan matanya untuk sejenak. Menikmati udara sejuk yang ada di sekitarnya.

Chen Ming bersandar di balik dinding. Melipat kedua tangannya, menatap wajah cantik Shi Jin dengan senyuman.

Sampai sekarang aku masih belum percaya kalau semua ini nyata. Dua tahun menikah denganmu, membuatku tidak ingin melewatkan satu minggu ini untuk hal yang lainnya. Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Shu Qi. Aku sangat mencintaimu ….

Terpopuler

Comments

sarahhh🔥

sarahhh🔥

sampe sini masihh aman, gak ada tanda² pho atopun pelakor baguss😃😊

2021-05-01

0

Arsyila Sailaputri

Arsyila Sailaputri

danau biru sma telaga biru sma kan ya thor

2021-02-26

0

cengceremet

cengceremet

masa orang jadul ga norak liat lift, eskalator, tv hp
ceritain dong betapa noraknya orang masa lalu ketemu tekhnologi mutakhir...

2020-08-20

8

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Epilog
103 Terima Kasih
104 Pesan Author...
105 S2 Bab 1
106 S2 Bab 2
107 S2 Bab 3
108 S2 Bab 4
109 S2 Bab 5
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Epilog
103
Terima Kasih
104
Pesan Author...
105
S2 Bab 1
106
S2 Bab 2
107
S2 Bab 3
108
S2 Bab 4
109
S2 Bab 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!