Chen Ming dan Shi Jin berjalan ke arah meja makan. Senyum indah melekat di wajah Chen Ming dan Shi Jin pagi itu.
“Pagi, Kak. Apa Kakak yang memasak semua ini?” Chen Ming memperhatikan menu yang ada di meja makan.
Dong Ming memperhatikan ujung kaki hingga ujung kepala. “Bukan. Tadi Vaula datang dan memasak semua makanan ini.” Menatap wajah Chen Ming dan Shi Jin bergantian.
“Kalian mau pergi?”
“Ya, Kak. Kami akan berlibur hari ini.” Chen Ming menarik kursi untuk Shi Jin.
“Kemana?” Dong Ming mengerutkan dahi.
“Luar Kota. Aku akan membawa Shi Jin berpetualang selama satu minggu.” Chen Ming duduk di kursi yang tidak jauh dari Shi Jin.
“Beritahu aku lokasinya jika sudah tiba.” Dong Ming beranjak dari duduknya, ia tidak ingin mengganggu kebersamaan Chen Ming dan Shu Qi pagi itu.
“Tentu. Aku akan mengirim semua foto untukmu, nantinya.” Chen Ming dan Shi Jin memulai sarapan paginya.
“Kak ….” Shi Jin menghentikan langkah Dong Ming.
“Ada apa, Shu Qi?” Dong Ming memutar tubuhnya, memandang wajah Shi Jin.
“Apa Kakak sudah baikan?” tanya Shi Jin dengan raut wajah khawatir.
“Jangan teralu khawatir. Ini hanya luka kecil, akan segera semubuh.” Dong Ming berjalan ke arah ruang TV.
“Sayang, cepat habiskan makanan itu. Kita harus segera berangkat.”
Shi Jin melanjutkan makannya yang tertunda. Ia merasa tenang saat mendengar keadaan Dong Ming sudah jauh lebih membaik.
Syukulah, Kak Dong Ming sudah sembuh. Aku dan Chen Ming bisa pergi bersenang-senang, tanpa harus memikirkan keadaan Kak Dong Ming di sini.
.
.
Beberapa saat kemudian. Shi Jin dan Chen Ming sudah menyelesaikan sarapan paginya. Chen Ming berjalan ke arah kamar untuk mengambil barang yang sudah di siapkan. Shi Jin berjalan ke ruang TV untuk menemani Dong Ming dan mengobrol.
“Kak, Kami akan pergi untuk liburan beberapa hari. Kakak tetap jaga kesehatan ya.” Shi Jin duduk di salah satu sofa.
“Jangan khawatirkan keadaanku, Shu Qi. Aku harap kalian pulang dengan membawa kabar baik.” Dong Ming mengotak atik remot TV.
“Kabar baik?” tanya Shi Jin dengan raut wajah bingung.
“Ya. Kalian sudah menikah selama dua tahun. Apa kalian tidak ingin memiliki anak,” jawab Dong Ming dengan santai.
“Sayang, semuanya sudah beres. Sekarang saatnya kita berangkat.” Chen Ming mendekati posisi Shi Jin.
“Kak, kami berangkat dulu.” Shi Jin beranjak dari duduknya.
“Hati-hati dan selalu jaga kesehatan.” Dong Ming tersenyum ramah.
“Aku akan selalu menjaga Shu Qi. Kakak jangan terlalu khawatir.” Chen Ming mengedipkan sebelah matanya.
“Sebaiknya kalian segera pergi. Hari sudah semangkin siang.”
Chen Ming membawa Shi Jin berjalan meninggalkan rumah. Membuka pintu mobil, untuk memberi jalan kepada Shi Jin.
“Silahkan, Tuan putri.” Chen Ming tersenyum ramah.
“Terima kasih.” Shi Jin membalas senyuman Chen Ming sebelum masuk ke dalam mobil.
Chen Ming berlari kecil dan duduk di balik kemudi, “Saatnya kita berpetualang.”
Chen Ming melajukan mobilnya dengan hati yang dipenuhi bahagia. Melakukan perjalanan liburan dengan wanita yang sangat ia cintai, adalah impian Chen Ming sejak dulu.
Danau Constance berjarak 680 KM dari rumah Dong Ming saat ini. Chen Ming memilih jalur darat yang bisa menempuh perjalanan selama 8 jam.
Danau Konstance merupakan gabungan tiga danau yang membatasi Swiss, Jerman dan Austria. Danau ini sering menjadi pilihan utama bagi pasangan pengantin baru yang ingin berbulan madu. Danau itu menawarkan keindahan yang sangat memukau, dengan panorama matahari terbit yang selalu di tunggu setiap paginya.
Terbentangnya Danau yang berwarna biru, di tambah lagi dermaga yang begitu luas dan indah. Membuat siapa saja yang ada di sana, tidak ingin cepat kembali pulang. Dermaga itu menjadi tempat berkumpulnya kapal-kapal yang akan mengantar para pengunjung mengunjungi pulau-pulau yang indah. Beberapa hotel mewah juga berdiri kokoh, dan menghadap langsung ke arah Danau.
Matahari yang terik membuat Chen Ming mengambil keputusan untuk istirahat lebih dulu. Chen Ming memberhentikan mobilnya, di parkiran restoran cepat saji.
“Sayang, kita makan siang dulu ya.” Chen Ming keluar dari dalam mobil.
Shi Jin juga ikut keluar dari dalam mobil. Matanya memandang gedung makanan cepat saji itu dengan seksama.
“Sayang, apa yang kau lihat?” Chen Ming mengikuti arah pandangan Shi Jin saat itu.
“Tidak ada.” Shi Jin tersenyum.
“Ayo kita masuk.” Chen Ming merangkul pinggang Shi Jin, membawanya masuk ke dalam.
Chen Ming memilih kursi yang dekat dengan jendela. Setelah mengantar Shi Jin duduk, Chen Ming berjalan ke arah aksir untuk memesan menu makan siangnya. Shi Jin memperhatikan Chen Ming dari kejauhan. Sesekali Chen Ming memutartubuhnya di tengah antrian, sambil tersenyum manis kepada Shi Jin.
“Apa tempat ini untuk makan? terlalu besar dan terlihat sangat bagus jika hanya makan di tempat seperti ini.” Shi Jin terus membanding-bandingkan dapur istana yang ada di kerajaannya. Tempat yang sekarang memang jauh berbeda jika di bandingkan istana jaman dulu.
Chen Ming datang dengan beberapa menu yang sudah ia pesan. Dua minuman bersoda, di tambah dua ayam goreng tepung dan dua bungkus nasi. Menjadi menu makan siang Chen Ming dan Shi Jin siang itu.
“Sayang, kau sangat menyukai makanan seperti ini dulu. Sejak menikah, baru ini aku bisa membawamu ke tempat seperti ini.” Chen Ming memulai makan siangnya.
“Kau terlalu sibuk bekerja. Di rumah juga makanan kita selalu berlebih. Tidak perlu belidi tempat lain, sangat boros bukan?” Shi Jin mengedipkan sebelah matanya.
“Sejak kapan kau mengerti kata boros? kau sangat suka berbelanja, Shu Qi.” Chen Ming meledek, ia sangat kenal sifat istrinya itu.
“Setiap orang punya masa lalu dan pernah melakukan kesalahan. Aku sudah berubah, tidak seperti dulu lagi.” Shi Jin menyelesaikan makan sianganya, mengambil minuman bersoda yang ada di depannya.
“Minuman ini ….” Shi Jin memejamkan matanya saat minuman bersoda itu memenuhi mulutnya.
“Sayang, apa ada yang salah dengan minumannya?” Wajah Chen Ming berubah khawatir.
“Tidak … Aku sangat menyukai minuman ini.” Shi Jin meminum lagi, menatap wajah Chen Ming dengan seksama.
‘Minuman ini memiliki rasa yang unik. Bagaimana bisa aku menolak untuk meminumnya. Di kerajaan, aku tidak akan pernah menemui minuman seperti ini.
Shi Jin menghabiskan minuman yang ada di genggaman tangannya.
Chen Ming tersenyum manis memandang wajah polos Shi Jin. Sampai detik itu, ia masih tidak menyangka, bisa dekat dengan Shi Jin seperti pasangan suami istri pada umunya.
“Sayang, Kita harus melanjutkan perjalanan kita lagi.” Chen Ming beranjak dari duduknya.
Shi Jin berdiri, mengambil tas yang tergeletak di atas meja. Ia juga ikut berjalan keluar, saat Chen Ming merangkul pinggangnya dengan mesra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Anonymous
Autor suka tebolak balek nii nama Shi Jin nya
2022-11-21
0
Oi Min
Apa Shi Jin akan memberi tahu siapa dirinya yg sebenarnya???
2022-02-06
0
guest1052940504
lanjutttt
2021-08-17
0