Chen Ming memberhentikan mobilnya di garasi. Menarik paksa tubuh Shu Qi dari dalam mobil. Api amarah telah memenuhi pikirannya saat ini. Satu pelayan yang sering membersihkan rumah, sudah membukakan pintu untuk Chen Ming dan Shu Qi.
“Pergilah. Anda bisa kembali lagi besok. Tinggalkan kami berdua di rumah ini.”
“Baik, Tuan.” Wanita itu tidak lagi banyak bicara. Ia masuk untuk mengambil barang-barang miliknya dan pergi meninggalkan rumah Dong Ming.
Chen Ming terus menarik paksa tubuh Shu Qi ke kamar. Ia membanting tubuh Shu Qi ke atas tempat tidur. Shi Jin tidak lagi bisa menahan air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Wajahnya tampak ketakutan. Ini pertama kalinya ia melihat wajah marah Chen Ming. Selama ini, Chen Ming memperlakukannya dengan begitu baik dan lembut.
“Maafkan aku,” ucap Shi Jin dengan nada yang sangat lirih.
“Maaf kau bilang? apa itu tandanya kau mengakui perbuatan hinamu bersama pria itu?”
Chen Ming melonggarkan dasinya. Ia membuka jas dan kemeja yang kini ia kenakan. Ia berjalan mendekati tubuh Shu Qi dengan tatapan yang tidak terbaca lagi.
“Apa yang akan kau lakukan? kau tidak boleh melakukan hal itu dalam keadaan seperti ini.” Shi Jin mundur untuk menghindari tubuh Chen Ming. Ia menarik bantal dan selimut yang ada di atas tempat tidur. Ia menangis sambil ketakutan. Mencengkram selimut dan bantal itu dengan kuat.
“Apa kau menolakku, Sayang. Apa kau lebih suka di sentuh dengan pria lain?”
Chen Ming sudah semangkin gelap mata. Dengan cepat ia menarik tubuh Shu Qi. Meni***h tubuh Shu Qi dan menahan kedua tangan Shu Qi dengan cekraman yang begitu kuat.
“Aku memperlakukanmu dengan sangat lembut. Mengabulkan semua yang kau inginkan selama ini. Aku terus bersabar menunggumu membuka hati untukku. Selama ini aku berkipir, kalau kau belum bisa mencintaiku karena kau belum siap untuk menikah muda. Tapi tidak pernah ku sangka, kalau kau tidak pernah bisa mencintaiku karena telah mencintai pria lain. Jadi ini alasanmu selama ini membenci wajah dan sentuhanku? Kau memintaku untuk menceraikanmu agar kau bisa hidup bahagia dengan pria itu.”
Shi Jin menggeleng kuat, “Maafkan aku. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tolong jangan lakukan ini padaku.”
“Kau selalu menggunakan air mata itu untuk mengelabuhiku, Shu Qi. Mulai sekarang kau harus tahu, kalau aku suamimu. Tidak ada pria lain yang bisa menyentuhmu selain diriku.”
Chen Ming merobek pakaian Shu Qi. Ia meninggalkan jejak kepemilikan di seluruh tubuh Shu Qi.
Menguasai tubuh Shu Qi dan mengklaim kalau tubuh Shu Qi hanya miliknya. Api amarah dan cemburu Chen Ming tidak lagi redup dengan air mata Shu Qi.
“Apa pria itu menyentuhmu di sini. Aku akan menyentuhmu di sini dan menghapus jejak pria lain dari tubuhmu.”
Shi Jin hanya bisa pasrah. Ia tidak lagi berontak. Tenaganya telah habis karena berontak terhadap Chen Ming. Shi Jin memejamkan matanya dengan buliran air mata yang terus menetes.
Beberapa saat kemudian.
Chen Ming dan Shi Jin berada di bawah selimut yang sama. Shi Jin membalikkan tubuhnya untuk menghindari tatapan matanya terhadap Chen Ming. Sedangkan Chen Ming menatap langit-langit kamar dengan hati yang terasa perih.
“Kenapa kau melakukan semua ini? Aku tulus mencintaimu, Shu Qi. Sejak kau menolak pernikahan kita. Aku sudah cukup sabar menghadapi sikapmu. Aku sangat mencintaimu. Hanya namamu yang ada di dalam hatiku. Tapi kenapa kau mengisi hatimu dengan nama pria lain. Hatiku sangat sakit, Shu Qi.” Chen Ming beranjak dari tempat tidur, melangkah ke kamar mandi.
Shi Jin menghapus air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya.
“Maafkan aku, Chen Ming. Aku tahu apa yang kini kau rasakan. Aku tidak akan menyalahkanmu. Ini semua kesalahan Shu Qi. Tidak seharusnya ia melukai hatimu hingga sedalam ini.”
***
Siang telah berlalu. Hari berganti malam. Kini Dong Ming, Chen Ming dan Shi Jin sudah mengelilingi meja makan untuk makan malam. Dong Ming merasakan perbedaan sikap Chen Ming dan Shu Qi malam ini. Ia tahu, kalau selama satu minggu ini keduanya terlihat romantis.
“Apa kalian berkelahi lagi?” Dong Ming memecah suasana hening itu.
Chen Ming tidak menjawab. Ia terus melahap nasi yang kini ada di hadapannya. Menghabiskan makan malamnya dalam waktu yang singkat.
“Ini salahku.” Shi Jin angkat bicara.
Sesaat, Chen Ming memandang wajah Shu Qi sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Apa yang kau lakukan, Shu Qi?” Dong Ming memandang wajah Shu Qi dengan seksama.
“Aku ….” ucapan Shi Jin terhenti. Ia tidak ingin menceritakan kejadian tadi siang kepada Dong Ming. Ia tidak ingin Dong Ming mengetahui perselingkuhan Shu Qi dengan Ricko.
“Dia menghabiskan semua saldo yang ada di ATM,” jawab Chen Ming cepat. Lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan.
Dong Ming dan Shi Jin memandang punggung Chen Ming. Shi Jin melanjutkan makan malamnya sambil diam.
‘Dia masih membelaku di depan Dong Ming. Kesalahan ini sudah tidak lagi termaafkan.
“Shu Qi, apa benar yang dikatakan Chen Ming?” tanya Dong Ming dengan penasaran.
Shi Jin mengangguk cepat, untuk menyetujui perkataan Chen Ming.
Dong Ming menarik napas dalam. Ia menyandarkan tubuhnya, memandang wajah Shu Qi dengan seksama.
“Jangan takut seperti itu. Bukannya ini sudah sering terjadi. Chen Ming akan memaafkanmu dengan cepat.” Dong Ming mengedipkan matanya sebelah.
“Sudah sering?” tanya Shi Jin kaget.
“Ya, bukankah memang itu kerjaanmu selama ini. menghabiskan saldo di atam Chen Ming. Membuat tagihan di kartu kredit dengan jumlah yang besar.” Dong Ming bersikap santai.
Wanita ini.
Shi Jin menarik napas dalam. Tidak ada lagi kata-kata yang bisa ia ucapkan untuk menggambarkan sifat buruk yang dimiliki Shu Qi.
“Shu Qi, boleh aku mengatakan sesuatu?” Wajah Dong Ming berubah serius.
Shi Jin menyelesaikan makan malamnya. Ia meletakkan sendok dan garpu dengan hati-hati. Membersihkan mulutnya dengan tisu. Ia memandang wajah Dong Ming dengan serius.
“Apa yang ingin kakak katakan?”
“Aku hanya ingin memintamu untuk berubah. Kalian sudah lama menikah. Tapi tidak terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya. Kau dan Chen Ming terlihat seperti adik kakak. Shu Qi, kau harus mempelajari banyak hal untuk menjadi seorang istri. Chen Ming sangat menyayangimu. Aku yakin, kalian akan menjadi pasangan suami istri yang bahagia jika saling mencintai.”
Kau berada di tengah-tengah pria baik Shu Qi. Kak Dong Ming sangat menyayangimu sebagai adik. Chen Ming sangat mencintaimu sebagai istri. Kenapa kau begitu serakah hingga mencari pria lain di luar sana.
Shi Jin merenung sejenak.
“Kak, apa kakak mau membantuku?” Wajah Shi Jin terlihat penuh harap.
“Apa yang bisa aku bantu untukmu, Shu Qi?” tanya Dong Ming bingung.
“Ajari aku masak. Biar aku yang memasak di rumah ini. Jangan Kakak lagi.” Shu Qi tersenyum.
“Tentu. Kakak akan membuatmu menjadi koki terkenal,” jawab Dong Ming penuh percaya diri.
“Tidak perlu jadi terkenal. Aku hanya ingin memasak di rumah ini. Untuk suami dan kakak ipar.” Shi Jin tersenyum bahagia.
“Aku akan membantumu sampai bisa. Tenang saja. Kita akan membuat kejutan di hari ulang tahun Chen Ming.”
“Ulang tahun?” tanya Shi Jin bingung.
“Shu Qi. Bahkan ulang tahun Chen Ming kau tidak tahu. Baiklah, bukan hanya mengajarimu masak. Aku juga akan memberi tahumu semua hal yang berhubungan dengan Chen Ming.”
“Apa kakak tidak berbohong?” tanya Shi Jin tidak percaya.
“Tentu saja tidak. Ini semua aku lakukan karena ingin melihat rumah tangga kalian utuh dan bahagia.”
Shi Jin tersenyum bahagia. Tidak hanya belajar masak, tapi ia dapat bonus dari Dong Ming untuk mengenal Chen Ming lebih jauh lagi.
Meskipun tadi siang aku begitu sial. Tapi malam ini aku sangat beruntung.
Like sebelum lanjut😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Hamokitsi Run
smoga Shi jin bsa slamanya hdup d tmpat Cheng min
2022-06-08
0
Oi Min
Kan Shu Qi sdah bercinta dg Chen Ming stlh Shin Jin menempati tubuhnya......gmn nnti klo dia hamil?? Apa Chen Ming akan mngira itu anaknya Riko???
2022-02-06
0
➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣
aduh kok jadi gini .. smoga aja ini salah paham dan akal akalan si ricko .. oh iya apa Shi jin tidak mau jujur aja kalau dia bukan Shu qi 🤔😲
2021-12-22
0