Suatu malam, Chen Ming datang ke rumah Shu Qi. Ia melamar Shu Qi di depan kedua orang tua Shu Qi. Kedua orang tua Shu Qi sangat setuju. Mereka mempercayakan masa depan Shu Qi di tangan Chen Ming.
“Aku tidak ingin menikah denganmu!” Shu Qi berdiri dari duduknya.
Chen Ming terbelalak kaget, ia tidak pernah menyangka kalau Shu Qi akan menolak lamarannya hari ini.
“Sayang, apa yang kau katakan? bukankah kau juga mencintaiku?” Chen Ming bertanya dengan penuh kesabaran. Ia tidak ingin terpancing emosi dengan sifat Shu Qi saat ini.
“Maafkan aku Chen Ming. Tapi aku tidak pernah mencintaimu!”
“Apa yang kau katakan Shu Qi.” Sosok pria paruh baya berdiri. Ia tidak suka melihat penolakan yang dilakukan oleh Shu Qi.
“Kenapa aku tidak boleh mengatakan hal itu? aku tidak ingin menikah! hubungan kami selama ini hanya satu kebohongan. Aku tidak pernah mencintainya.” Shu Qi memandang wajah Chen Ming dengan raut kebencian.
“Shu Qi, apa yang terjadi padamu? kenapa kau mengatakan hal itu?” Chen Ming memandang wajah Shu Qi dengan raut wajah kecewa.
“Lancang sekali kau mengatakan hal itu pada Tuan Chen Ming. Kami tidak mengijinkanmu tinggal di rumah ini lagi Shu Qi. Kau gadis yang begitu sombong dan tidak tahu malu. Kau bukan anak kandung kami. Kau hanya anak pungut yang kami temui di jalanan.”
Pernyataan itu membuat Shu Qi terbelalak kaget. Ia mulai sadar, kalau selama ini kedua orang tuanya tidak menyayanginya dengan tulus karena dia bukan anak kandung. Shu Qi masih menahan rasa kesalnya. Ia mengepal kuat tangannya dan berlari meninggalkan rumah.
Chen Ming mengejar Shu Qi dan meraih tangan Shu Qi, “Shu Qi, jangan lakukan ini padaku. Aku sangat mencintaimu. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan. Asal kau bersedia menjadi istriku.” Chen Ming terus berusaha memohon kepada Shu Qi. Ia tidak ingin melepas Shu Qi begitu saja.
“Baiklah, jika kau memang ingin menikah denganku. Aku punya satu syarat.” Shu Qi memandang wajah Chen Ming dengan wajah serius.
“Katakan, selama ini aku mengabulkan semua permintaanmu. Saat ini, apa yang menjadi syaratku untuk memilikimu?” Chen Ming berusaha untuk menyentuh pipi Shu Qi.
Shu Qi menahan tangan Chen Ming. Ia melepas tangan Chen Ming dengan tatapan kebencian, “Aku ingin kuliah. Kita akan tinggal di Jerman bukan? aku ingin kuliah di Jerman. Usiaku masih muda, aku ingin menikmati masa muda dengan bahagia. Tidak terkunci di rumah, sebagai ibu rumah tangga yang bodoh.”
“Baiklah, aku akan membiayai kuliahmu. Tapi, biaya kuliah itu akan sangat mahal. Untuk sementara, kita akan tinggal di rumah kakakku. Aku harap kau tidak keberatan. Aku sudah menabung untuk membeli rumah, tapi masih kurang. Suatu saat aku akan memberimu sebuah rumah yang bagus.”
“Tidak masalah.”
Meskipun terasa sakit, tapi Chen Ming merasa tenang. Ia berhasil menikahi Shu Qi, wanita yang menjadi cinta pertama bagi hidupnya.
Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Shu Qi. Semua ini tidak akan menjadi sia-sia.
Pernikahan Shu Qi dan Chen Ming hanya di hadiri beberapa kerabat dekat. Tidak ada raut wajah bahagia di dalam diri Shu Qi, ia sengaja memberi syarat itu untuk menghindari Chen Ming.
Dua hari setelah pernikahan, Chen Ming membawa Shu Qi pindah ke Jerman. Mereka tinggal di rumah Dong Ming.
Setahun sudah pernikahan mereka berjalan. Tapi tidak menemukan tanda-tanda cinta sedikitpun di dalam diri Shu Qi. Shu Qi semangkin lupa batasan. Ia semangkin jahat dan tidak menghargai Chen Ming sebagai suaminya. Hinga suatu ketika, Chen Ming marah, karena sosok pria mengantar Shu Qi dalam keadaan mabuk.
Kesabaran Chen Ming habis. Ia menghukum Shu Qi dengan melakukan hubungan suami istri yang selama ini ia tahan. Rasa kecewa dan marahnya sudah melebur menjadi satu.
“Apa yang kau lakukan?” Shu Qi protes dengan raut wajah kecewa. Ia membungkus tubuhnya dengan selimut. Air mata berkucur deras, Shu Qi baru saja kehilangan keperawanan yang selama ini ia jaga. Ia tidak pernah rela menyerahkan hal itu kepada Chen Ming.
Chen Ming pergi meninggalkan kamar. Ia keluar untuk menenangkan pikirannya. Sementara Shu Qi menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Ia merasa kecewa atas prilaku Chen Ming waktu itu.
Sejak kejadian itu, hubungan keduanya semangkin dingin. Hampir setiap hari Shu Qi dan Chen Ming berkelahi dan berdebat atas masalah sepele. Dong Ming selalu hadir di antara keduanya. Ia selalu berusaha untuk menyatukan Chen Ming dan Shu Qi. Tapi usaha Dong Ming tidak pernah berhasil.
Dua tahun usia pernikahan mereka, Chen Ming menampar wajah Shu Qi, saat Shu Qi mengucapkan kata cerai.
“Aku tidak ingin menjadi istrimu lagi!” teriak Shu Qi hingga memenuhi isi kamar.
“Sampai kapanpun, aku tidak akan menceraikanmu Shu Qi. Kau istriku dan akan menjadi milikku selamanya!” Chen Ming mengambil kunci mobil, dan pergi meninggalkan Shu Qi di kamar. Ia selalu menghindari perdebatan dengan Shu Qi setiap kali menemukan masalah.
Shu Qi memandang kepergian Chen Ming dengan raut wajah kebencian.
“Baiklah, jika kau tidak ingin melepaskanku. Aku akan mengakhiri hidupku saat ini. Aku akan tersenyum penuh kemenangan, saat melihat wajah sedihmu nanti. Kau akan jatuh dalam keterpurukan, karena melihat kematianku yang tragis.”
Shu Qi sudah di sulut api emosi. Pikirannya tidak lagi jernih. Ia mengambil beberapa bulir pil, dan meminumnya dengan cepat. Shu Qi menjatuhan tubuhnya di atas tempat tidur.
***
Shi Jin terbangun dari tidurnya. Ia memperhatikan sekeliling kamar, wajah Chen Ming adalah sosok yang pertama kali ia lihat.
Ingatan itu, ini ingatan milik Shu Qi. Aku tahu sekarang, apa yang terjadi pada wanita ini.
Shi Jin melamun, memandang Chen Ming.
“Sayang, apa kau mendengar perkataanku?”
Shi Jin beranjak dari tidurnya dan memeluk tubuh Chen Ming. Ia merasa takut atas bayangan yang baru saja muncul dalam mimpinya.
“Apa yang terjadi?” Chen Ming mengelus dengan lembut punggung Shi Jin.
“Maafkan aku.” Buliran air mata menetes di wajah Shi Jin.
“Jangan katakan itu. Aku yang salah. Maafkan aku karena belum bisa membahagiakanmu.”
Shi Jin melepas pelukannya, ia memandang wajah Chen Ming dengan seksama.
Aku tidak terlalu ingat apa yang pernah terjadi. Tapi aku merasa, kalau kau pria yang baik. Pemilik tubuh ini adaah wanita yang jahat. Ia terus melukai hatimu. Bahkan hingga di detik terakhirnya, ia masih membenci namamu.
Shi Jin mengelus pelan pipi Chen Ming, “Kau suamiku?”
Chen Ming tersenyum, “Ya, sayang. Aku suamimu. Aku sangat mencintaimu.” Chen Ming mengambil tangan Shi Jin yang menyentuh pipinya, mencium tangan itu berulang kali. Hatinya terasa bahagia. Ini pertama kalinya Shu Qi mengakui dirinya sebagai sosok suami.
“Terima kasih.” Chen Ming mencium pucuk kepala Shi Jin.
Shi Jin tersenyum bahagia. Ia sudah berhasil memecah teka-teki yang sempat memenuhi kepalanya hari ini.
Mulai sekarang. Aku Shi Jin, akan menjadi istrimu. Aku akan merubah semua sifat buruk yang di miliki Shu Qi. Aku akan merubah Shu Qi, menjadi wanita yang baik dengan memiliki belas kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣
astaghfirullah Shu qi kelakuanmu sungguh keterlaluan 🤧
2021-12-22
0
AYU DANI
pantes mati aja istri durhaka kya gt mah ga tau diri...
2021-09-18
0
guest1052940504
nyimakkk
2021-08-13
0