Part 5

Dita menikmati paginya dengan menyiram bunga yang ada di depan rumah Abraham. Ia kali ini diberikan kebebasan untuk mengeksplor rumah tersebut.

Tidak tahu apa penyebabnya, apakah ini semua karena rasa kasihan Abraham yang akhirnya muncul juga kepada dirinya. Tapi bukan ini yang ia inginkan akan tetapi adalah ia ingin kembali kepada keluarganya.

Berada di tempat ini bak menjadi mimpi buruk seorang Dita. Semua kegiatannya dipantau oleh anak buah Abraham.

Bahkan Dita tak merasa jika ini adalah kebebasan tetapi melainkan penjara yang lebih kejam.

Dita mengusap keningnya karena terlalu lelah mengurus tanaman milik Abraham. Ia pun berniat kembali masuk ke dalam rumah tapi langkahnya terhenti saat ia melihat di kejauhan ada Abraham yang tengah memperhatikannya.

Dita berusaha untuk tak peduli dan masuk serta mengurung diri di dalam kamar. Tangan wanita itu terkepal karena sangat ketakutan.

Masih ingat ia akan tatapan Abraham yang begitu mengintimidasi dirinya.

"Ada apa dengan dia? Kenapa kali ini dia sangat berubah? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Pertanyaan demi pertanyaan pun melayang dari mulut Dita. Yang tahu jawabannya adalah Abraham itu sendiri.

"Kau bertanya?"

Dita terkejut saat mendengar suara pria itu lagi. Ia menoleh ke belakang dan benar saja Abraham berdiri di tepi ranjangnya.

Tangan Dita terkepal dan wanita itu mencoba untuk mundur menghindari Abraham.

"Ketika aku menyiksa mu kau bertanya dan ketika aku memberikan mu ruang, kau juga bertanya."

"Karena yang aku inginkan adalah kebebasan ku."

Abraham bersedekap dada dengan angkuh. Ia mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman miring.

"Tidak kah kau sadar jika kau nanti pastinya akan bertanya lagi."

Dita pun diam dan memandang ke arah pria itu dengan wajah seakan-akan setuju dengan ucapan laki-laki tersebut.

"Baiklah. Aku tak akan lagi bertanya kepada mu."

Jawaban dari setiap pernyataan Dita adalah karena Abraham sedikit luluh dengan wajah Dita yang sangat mirip dengan seseorang di masa lalu.

Orang yang berhasil membuat dirinya berada di posisi ini. Sebenarnya ketika melihat Dita ada dua emosi yang berada dalam dirinya. Pertama ia akan merasa sangat marah dan ingin menyiksa Dita. Kedua ia akan merasa rindu dan sekaligus tak tega.

Saat ini yang ia rasakan adalah rasa rindu dan juga tak tega kepada Dita. Hal itu sangat biasa dirasakan oleh seseorang.

"Aku ingin ku mengerti dengan keadaan ku. Aku ingin bertemu dengan orang tua ku apakah kau tak bisa juga mengabulkan nya?"

"Apakah aku sudah terlalu baik kepadamu hingga kau sedikit ngelunjak?"

Pertanyaan itu mematikan bagi Dita. Ia lantas memilih diam dari pada harus disiksa kembali.

"Ya sebaiknya kau hanya diam dari pada kau akan menjadi obsesi untuk ku siksa lagi."

Dita menghela napas panjang dan menutup wajahnya. Lagi-lagi apa yang dilakukan Dita sangat mirip dengan wanita itu.

"Aku membenci wajah mu Dita."

Dita terkejut. Ia langsung menjauh karena ini adalah kode bahwa Abraham bisa kembali menyakiti dirinya.

"Kenapa kau meninggalkanku?"

"Hah?" Dita pun merasa heran.

Abraham yang sudah gelap mata pun menarik tangan Dita daj menjatuhkan wanita itu kd ranjangnya. Dita menjerit ketakutan karena kali ini Abraham benar-benar sangat berbeda.

"Sebelum dia menikahi mu, aku yang akan mendapatkan ke perawanan mu."

"Abraham apa yang akan kau lakukan?!!"

Dita terus menjerit ketakutan. Wanita itu menangis karena merasa takut dengan Abraham. Abraham kali ini menggila dan pria itu berusaha untuk melecehkan dirinya.

Ia membuka baju Dita secara paksa dan kemudian mencium bibir Dita dengan sangat ganas.

"Hiks, apa yang kau lakukan. Sadarlah."

"Diamlah. Aku tidak ingin kehilangan mu dua kali lagi."

Abraham tak menyadari dengan apa yang sudah ia lakukan. Pria itu pun akhirnya melakukan hal yang lebih kepada Dita hingga membuat Dita mengalami perasaan taruma yang sangat dalam.

___________

Dita menangis sesugukan di dalam kamar mandi. Suara tangisnya bisa didengar oleh Abraham.

Pria itu hanya diam dan mendengarkan suara tangisan tersebut tanpa mau mengambil tindakan apapun.

Seolah pria tersebut sudah tutup telinga dengan apa yang terjadi kepada Dita.

Satu hal yang ia dapatkan dari tadi malam. Kenikmatan yang tak pernah ia dapatkan dari wnaita manapun. Rasanya benar-benar berbeda.

Ia tertawa sumbang karena tak menyangka jika Dita akan menjadi obsesinya. Bahkan dari wnaita itu kecil sudah menjadi obsesi Abraham untuk membunuh Dita. Saat ia merasakan tadi malam pria itu mendapatkan kenikmatan dan itu akan menjadi obsesinya juga. Ia tak ingin melepaskan Dota dengan mudah.

"Tidak ada gunanya kau menangis. Karena itu akan menjadi rasa puas ku. Kau tak ingat jika aku tertawa gelak tadi malam karena mendengar tangisan mu?" tanya Abraham sembari keluar dari dalam kamar wanita tersebut.

Dita di dalam sana mengepalkan tangannya. Ia menatap ke dalam kaca di mana tubuhnya benar-benar sangat kacau karena laki-laki tersebut.

Ia pun keluar dari dalam kamar dan mengenalkan pakaiannya dengan lengkap. Wanita itu menangis karena telah disiksa habis-habisan.

Ini lebih lagi menyakitkan bagi diri Dita.

"Apakah salah ku. Apa yang telah membuat dia seperti itu."

Dita memutuskan untuk mengurung diri di dalam kamar dan tak ingin mendengar apapun yang terjadi di luar.

Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu membuat Dita harus menahan napasnya. Ia tak berniat membukakannya. Tapi karena orang itu bersuara dan persis seperti suara wanita membuat Dita syok dan langsung membukakannya pintu.

Dita menarik pintu tersebut dan melihat bahwasanya ada seorang wanita yang berdiri di depannya dengan wajah sembab dan pakaian khas seorang pembantu.

"Siapa kau?"

"A.. aku adalah pelayan mu."

"Hah?"

"Kali ini kau akan menjadi majikan ku," ucapnya yang sangat mengejutkan Dita.

"Apakah kau diculik lu dipaksa menjadi pelayan ku?" Wanita itu tampaknya sangat terkejut saat Dita bertanya.

Dan tak perlu dijawab, Dita pun tahu jika jawabannya seperti dugaannya.

"Aku juga diculik."

"Kau?"

"Entahlah. Masuk saja. Aku tak akan menjadikan mu seorang pelayan. Kau akan menemani ku di sini."

Wanita itu tampak sangat tak setuju kepada Sinta.

"Aku diculik tapi aku juga diselamatkan oleh dia. Jadi aku tak apa-apa jika harus menjadi pelayan mu."

Dita termenung. Kenapa pria itu memberikannya seorang pelayan.

Wanita pelayan tersebut menatap ke dalam kamar Dita. Ia terkejut saat melihat ranjang Dita acak-acakan dan ditambah ada bekas darah.

"Kau!" Dita pun mengikuti arah pandangan wanita itu. Ia langsung membulat.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak!!" Sudah terlambat karena si pelayan sudah berpikir sangat jauh.

________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Terpopuler

Comments

Miyura Rajati

Miyura Rajati

mati ajalah dita...daripada disiksa terus menerus...miris banget liat dita...lanjut othor😣😣😣

2022-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!