Bu Saidah benar-benar merasakan gejolak hebat di dalam perutnya hingga Ia pun memuntahkan semua isi yang ada di perutnya.
Keributan itu membangunkan Riana, Tami dan yang lainnya.
Mereka pun tentu merasakan apa yang Bu Saidah rasakan ketika melihat pemandangan yang menjijikan di kamar Ranum.
Dibantu dengan Rian dan Tio,
Karim membersihkan bangkai tikus yang hampir memenuhi lantai kamar Ranum.
Siapa yang menebar sesuatu yang sangat menjijikan seperti ini?
Itulah pertanyaan yang hadir di benak semua orang yang ada di sana.
"Ini pasti perbuatan lo kan?"Ranum dengan sejuta emosi mendorong Riana.
"Hei! Apa-apaan lo, Kenapa lo nuduh Riana yang melakukannya,"Bela Tami yang tak terima jika temannya dituduh,
sedangkan Riana sendiri hanya tertunduk ketakutan, sekaligus Syok dengan apa yang ia lihat di kamar Ranum.
"Memangnya siapa lagi yang mau gue salahkan! dia lah satu-satunya orang yang tidak suka sama gue di sini!"
"Hey! Lu sadar diri dong, yang nggak suka sama lo di sini tuh banyak, bahkan semua orang yang tinggal di sini tidak ada yang suka dengan kelakuan lo yang angkuh dan sombong itu,"sahut Tami tak mau kalah.
"Sudah-sudah! Kenapa kalian malah berantem gak jelas seperti ini,"kata Karim yang kesal.
CEPLEK!
Di tengah keributan, tiba-tiba lampu padam.
"Kenapa lampunya mati?"
Semua bingung dan sedikit ketakutan lalu menyatakan senter dari ponsel masing-masing.
"Apa Bu Saidah lupa mengisi Token?"tanya Widya.
"Tentu saja tidak, baru tadi siang Ibu mengisinya dan itu untuk dua minggu ke depan,"sahut Bu Saidah,"biar Karim yang akan memeriksanya di luar,"sambungnya.
Bu Saidah pun meminta putranya untuk mengecek di luar kalau-kalau terjadi masalah di aliran listriknya.
"Baik bu."dengan berbekal Senter di ponselnya, Karim turun ke lantai bawah.
"Lalu kita buang di mana semua bangkai tikus ini?"tanya Rian sambil menutupi hidungnya.
"Kita bawa ke tempat siapa saja, mau di mana lagi!"sahut Tio.
Dan Kedua lelaki itu pun turun untuk membuang bangkai tikus,
sama seperti Karim, mereka juga menggunakan penerangan dari ponsel masing-masing.
☠️☠️
Sementara di luar Kos.
Karim tengah kebingungan.
Pasalnya cuma listrik di Kos SURGA yang padam, sedangkan di tempat lain masih menyala dengan terang, dan ia pun sudah mengecek tidak ada masalah apapun di pusat aliran listrik Kos SURGA.
"Kenapa ini, Kenapa bisa mati, padahal tidak terjadi apa-apa di sini!"gumam Karim sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
Lalu beranjak dari sana ingin melaporkan ini pada ibunya.
"Apa yang kalian lakukan?"tanya Karim yang tak sengaja berpapasan dengan Tio dan Rian yang tengah membawa kantong plastik besar berisi bangkai tikus.
"Apalagi, tentu saja untuk membuang bangkai-bangkai tikus ini."
"Apa kita harus membuangnya di tong sampah besar itu?" Tanya Rian, lelaki itu teringat dengan penemuan mayat tempo hari dan lokasinya persis di situ.
"Iya, Apa kau takut?" Sahut Tio, meledek.
"Sembarangan! Aku tidak takut Aku hanya bertanya,"kilah Rian.
Di tengah-tengah perdebatan Tio dan Rian.
Kari menangkap sosok hitam yang melintas di depan pagar Kos SURGA.
"Hey! Siapa di sana?"teriak Karim yang sontak mengalihkan fokus Tio dan Rian.
"Ada apa?"
"Aku melihat ada seseorang yang melintas di pagar?"
Tak mengenal rasa takut,
Karim bergegas menghampiri lokasi dan membuka pintu pagar.
Setelah dibuka
Ia tidak melihat apapun di sana, disusul dengan Tio dan Rian yang menghampirinya sambil membawa plastik yang berisi bangkai tikus.
"Apa kau yakin dengan apa yang kau lihat itu?"Tanya Tio.
"Tentu saja!"yakin Karim, yang masih meneliti di sekitaran pagar.
"Mungkin saja itu tetangga yang kebetulan sedang lewat,"kata Rian, yang berpikir positif.
"Di jam segini!"sahut Karim, yang sontak memusnahkan ke positifan Rian.
☠️☠️☘️
Sementara di dalam.
Para wanita tengah berkumpul membicarakan soal bangkai tikus yang ada di kamar Ranum.
Perdebatan masih saja terjadi antara Tami dan Ranum.
"Bisa saja ini ulahmu sendiri kan! Karena kau memang suka mencari perhatian dan keributan,"kesal Tami.
"Hey! Apa lu pikir gue ini gila, yang mengotori Kamar gue sendiri dengan hal menjijikan seperti itu,"sahut Ranum tak terima.
"Lalu siapa yang melakukannya!"sahut Widya sambil berpikir.
"Mungkin saja ada seseorang, atau penyusup yang masuk di Kos-kosan ini?"tiba-tiba Riana bersuara yang sontak membuat mereka terkejut sekaligus takut.
"Kau bicara apa Ri!"Tika, gadis yang paling penakut di antara yang lainnya langsung merengkuh tangan Riana.
"Aku hanya menduga, jika mungkin ada seseorang yang masuk di Kos SURGA dan menebarkan tikus itu di kamar Ranum."
"Lalu bagaimana dia masuk ke kamar Ranum, bukankah kamarnya dikunci dari dalam!" Sahut Widya.
Yang semakin membuat mereka bingung.
Di saat yang bersamaan,
Karim dan yang lainnya datang.
Karim menceritakan Jika ia melihat sosok hitam yang melintas di luar pagar Kos SURGA.
Dan Riana segera menyangkut pautkan dengan dugaannya jika ada seseorang yang menyusup di Kos-kosan mereka.
"Jika itu benar, berarti kita dalam keadaan bahaya dong?"Tika semakin ketakutan.
.
"Kalian tenang saja, malam ini Karim akan menjaga Kos SURGA, dan esok hari ibu akan menghubungi Polisi."
Semua mengangguk setuju.
Dan Karim berjaga pun tidak seorang diri, dia ditemani dengan Tio dan Rian, sementara para wanita kembali ke kamar masing-masing.
Di suasana yang gelap dan mencekam seperti ini, tentu mereka tidak berani jika harus tidur sendiri-sendiri.
Ranum memilih tidur bersama Widya, bukan karena takut. Tapi ia jijik menggunakan kamarnya kembali setelah dipenuhi dengan bangkai tikus.
Sedangkan Riana, ia tidur bertiga bersama Tika dan Tami.
☘️☠️☠️☠️☠️☠️☘️
"Tami, apa kau bisa mengantar ku ke kamar mandi sebentar, aku kebelet," bisik Tika, tepat di telinga Tami.
Di situasi seperti ini, membuat mereka serasa melewati lintasan waktu yang sangat lambat.
Hingga membuat Tika, yang sejak tadi menahan sesuatu akhirnya tak kuat juga.
"Apa tidak bisa menunggu pagi saja, ini sudah sepertiga malam, sebentar lagi subuh." sahut Tami, yang merasa takut untuk mengantar Tika.
"Tidak bisa Tam, aku sudah menunggu dan coba menahan, tapi waktu berjalan begitu lambat, aku sudah tidak kuat lagi, apa kau mau aku mengompol di kasur mu ini!"
"Tentu saja jangan, baiklah aku akan mengantar mu."
Tami membangunkan Riana, jika bertiga mungkin ketakutan mereka akan berkurang atau mungkin bisa hilang.
Dengan mata yang masih mengantuk.
Riana mengikuti kedua temanya itu.
Sampai di kamar mandi, yang letaknya ada di ujung lantai, Tika segera masuk ke dalam bilik untuk menuntaskan hasratnya. Sementara Tami dan Riana tengah menunggu di luar.
"Kau mau kemana?" panik Tami yang tiba-tiba, melihat Riana berlalu.
"Aku juga kebelet."
"Aku kira kau mau kemana." Lega Tami.
"Anak-anak apa yang kalian lakukan di sana!"
Suara bu Saidah memecahkan keheningan. Dan sukses membuat Tami lega dengan kehadirannya.
Tami berjalan menuju bu Saidah dan meninggalkan kedua temannya.
Ia terlibat sedikit perbincangan serius dengan Bu Saidah.
Dan Bu Saidah tiba-tiba meminta Tami untuk menemaninya ke Lantai bawah.
"Tika! Riana! Aku mau ke lantai bawah sebentar untuk menemani Bu Saidah."Seru Tami.
Dan saat itu juga Riana keluar.
Sedangkan Tika masih belum selesai.
"Kau pergilah aku, yang akan menunggu Tika di sini,"kata Riana.
"Baiklah, aku akan segera kembali."
Beberapa menit setelah kepergian Tami dan Bu Saidah.
Riana mulai bosan dan takut.
"Tika apa kau belum selesai?"
"Belum Ri, perut ku sakit sekali."sahutnya di Balik pintu.
.
.
.
Sunyi.
Tidak ada suara apapun yang keluar dari Riana ataupun Tika.
PRANK!
Hingga suara pecah kaca membuat kedua gadis itu terkejut!
☘️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☘️
Terimakasih sudah mau membaca cerita ini 🙏🙏
Mohon dukungannya ya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
Tami turun bersama Bu Saidah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
AFM
Kemana Bu Saidah dan Tami?
2022-12-07
0
tinta hitam
yg bikin hatiku berdebar itu saat kebelet di malam hari, dan kondisi mati lampu.. 😰😰
2022-12-06
2
UQies (IG: bulqies_uqies)
Ya Allah apalagi yang terjadi, penasaran banget nih
2022-12-06
1