TRIO DUDA
Di sebuah cafe yang cukup estetik dan populer di bilangan ibukota, berlokasi di salah satu kawasan elit yang semakin malam seakan tak pernah tidur.
Tiga pria dewasa, duduk santai di sudut cafe menikmati suasana malam yang dingin meski terasa panas dan hangat bagi setiap kaum hawa yang melintasi meja mereka sambil menatap penuh damba.
Penampilan ketiga pria tampan nan rupawan menyedot perhatian sekitarnya, ketiganya mendefinisikan kemapanan yang tergambar jelas dari benda yang melekat pada tubuh gagah dan athletis jangan lupa otot kekar dalam balutan stelan jas yang menambah pesona ketiganya.
Sungguh kesempurnaan ragawi lukisan maha karya sang pencipta tiada cela setiap mata wanita yang menatap memuja.
Ketiga pria mempesona itu yang tak lain, Althaf Sarfaraz Xaquil biasa dipanggil Al, Bara Arsenio Khasaf cukup panggil Bara, Christian Xaverio Smith si kalem yang biasa dipanggil Chris.
Ketiganya asik menikmati waktu santai ditengah padatnya aktivitas dan profesi yang mereka geluti sehari-hari.
Seakan semesta mendukung. Memberi penghiburan, penawaran hati yang lelah bagi ketiganya dalam mengarungi kejamnya hidup yang terkadang diluar nalar.
Alunan musik serta nyanyian dari penyanyi kafe yang membawakan lagu milik sindentosca berjudul kepompong menemani kebersamaan ketiga pria tampan yang asik dengan pikirannya masing-masing.
"Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na"
"Tuh lagu kita banget ga sih?" Bara yang paling banyak ngomong merasa lagu yang dibawakan mewakili persahabatan ketiganya.
"Lo doang yang kayak kepompong Bar! Kalo gw sama Chris sih manusia!" tanggapan Al senang memancing keributan Bara membuat pria itu murka adalah kesenangan tersendiri baginya.
"Lo emang dari dulu ga pernah sefrekuensi sama gw Al! Ya ga Chris?" Bara selalu saja terpancing dalam permainan emosi Al, sambil mencari dukungan. Pada sahabat terkalemnya yang tidak ikut andil dalam perdebatan pepesan kosong Al dan Bara.
Sementara pria yang namanya disebut hanya narik sedikit ujung bibirnya tersenyum irit menatap dua sahabatnya sambil geleng-geleng kepala seolah tampak biasa dan memaklumi.
"Chris, gw seneng, lo mau keluar bareng sama kita. Gw pikir lo masih berduka dan masih butuh waktu. Ya emang gitu lah Bro, hidup kadang random!" seolah Al sedang menertawakan dirinya sendiri.
"Ya bener tuh omongan si genteng! lo harus move on Chris!" Bara menepuk bahu Chris seolah memberikan penguatan meski diri sendiri masih butuh pijakan.
"Si@lan Lo Areng!" Al balik mengejek Bara.
Melihat kedua sahabatnya yang tak pernah bosan berdebat setiap kali kumpul sukses membuat Chris terhibur oleh polah kekanakan 2 sahabatnya.
"Eh, lo sendiri ga panas tuh lihat mantan bini lo udah bawa gandengan?" Al kepo dengan kehidupan Bara setelah ia sempat tak sengaja melihat tayangan infotainment saat visit keruang salah satu pasiennya.
"Lo udah tahu juga soal itu Al? Gw kira lo cuma tahu berita BPJS yang mogok dibayar pemerintah sama impor rapid test doang!" Bara kembali meledek Al.
"A*jir, songong nih duda baru! Lo sendiri gimana, ga kapok kan buat punya pendamping lagi?" Al senang bertanya pada Bara yang selalu over reaction dalam menanggapi sesuatu.
"Ga ada dikamus seorang Bara Arsenio Khasaf yang namanya kapok apalagi trauma. Gw sih santai aja. Mau nikmati jadi bujang lagi." Gaya sok keren Bara kadang bikin kesel Al pengen nimpuk wajah si Areng pake tabung oksigen RS.
"Makanya jadi orang jangan kebangetan cuek Al, perempuan ga cukup dikasih materi doang, kalo perlu semua yang ada di diri kita, jiwa, raga dan harta benda mereka mau semuanya!" tambah Bara dengan emosi penuh penekanan teringat mantan istrinya yang kelakuannya matre bin menjijikan.
"Weits! Curhat Jon! Pantes lo biarin mantan bini lo ambil Villa lo yang itu!" Al tertawa teringat Bara yang ga mau ribet mempertahankan salah satu asetnya yang diminta mantan istrinya sebagai harta gono gini saat mereka divorce.
"Gw ga mau ribet Al! Biar aja dia ambil! Yang penting gw ga ada ikatan lagi sama dia! Gila aja kalo inget kejadian itu, jijik banget gw!" Bara terdengar kesal mengingat penyebab perceraiannya.
"Udah. Kita ga usah bahas masa lalu. Malam ini kita have fun sampe pagi! Ok?" Al tersenyum penuh bahagia.
"Nah itu baru bener! Come On Chris, gimana Bro kita pindah ke sebelah ga neh!" ajak Bara pada Al dan Chris.
Ketiganya kini sudah berpindah tempat tak jauh dari cafe kesebuah tempat yang menjadi lokasi favorit anak Jaksel menghabiskan malam bertabur gemerlap lampu diiringan musik jedag jedug.
Hingar bingar musik diiringi DJ menghanyutkan ketiganya dalam irama ngebeat sambil melepaskan segala penat di kepala.
"Come on Chris. Let it go!" Al dan Bara menarik Chris yang masih duduk untuk ikut ke bawah menikmati setiap hentakan musik yang begitu keras tak peduli denga sekitar asik sendiri mencari penghiburan.
Ketiganya sejenak melupakan persoalan yang melelahkan jiwa dan raga sambil menikmati nikmatnya air surga versi mereka.
Beban pekerjaan, status duda yang kini tersandang tak dipikirkan saat ini oleh ketiganya, yang penting malam ini ketiganya cuma mau bersenang-senang.
Ketiganya asik sendiri tanpa menghiraukan sekitar hingga tak sadar sejumlah pasang mata kaum hawa menatap penuh damba minta dibelai.
Tak sedikit wanita-wanita silih berganti mencoba menggoda yang namun ketiganya seolah masih lelah akan makhluk yang bernama wanita.
"Hai ganteng! Mau ditemenin ga!" seorang perempuan dengan make up tebal dalam balutan pakaian kurang bahan mendekati ketiganya dengan gesture tubuh haus belaian.
"Sorry lagi pengen chill aja nih!" Al memang paling jutek bila dengan perempuan. Ia tak pernah segan berbicara apa adanya meski akan menyakiti hati terutama wanita yang notabene senang dengan kata-kata manis dan pujian ga akan tahan, itulah penyebab Al diceraikan mantan istrinya yang merasa terabaikan.
"Kalo kamu mau aku angetin ga?" kini wanita itu beralih pada Bara.
"Sorry. Lagi ga minat. Yang lain aja!" Bara yang masih muak dengan semua wanita terlebih wanita yang perwujudannya seperti mantan istrinya.
Wanita itu tak putus asa, ia mendekati Chris namun belum sampai menyentuh penolakan jelas dilakukan oleh Chris.
"Huh, ganteng-ganteng ga suka lobang! Demennya batang! Sekong semu!" umpatan sang ****** yang setengah sadar saat berlalu dari ketiganya.
Wanita itu berdengus kesal memaki ketiga trio duda yang gagal ia rayu sambil berlalu sempoyongan.
"Dasar l@nte, sembarangan! Bikin emosi aja!" Bara yang emosi segera ditahan Al dan Chris.
"Udahlah Bar, cewek gitu aja lo ladenin! Udah lanjut, kita kesini mau asik-asik kan!" Al menenangkan Bara.
"Udah, ayo!" kali ini Chris merangkul Bara menjauh dari wanita yang menyebalkan tadi.
"Bro gw balik duluan ya!" tepat tengah malam Chris memilih pamit duluan.
"Yah masih asik nih!" sahut Bara.
"Tahu Chris, emang lo ngapain buru-buru pulang? Mau C#li?" ucapan Al yang semakin sompral setelah hampir 1 botol American Whiskey Jack Daniel’s Fire pindah mengisi perutnya.
"Ngaco! Udah gw balik duluan. Bye!" Chris mengambil jaketnya pergi meninggalkan 2 sahabat gilanya yang masih asik dan betah ga ingin pulang.
"Hati-hati Bro!" Bara saat Chris berlalu.
"Bar, Chris kayaknya masih kepikir istrinya deh!" Al angkat suara.
"Ya dari kita bertiga yang cerai emang karena takdir cuma Chris!" Bara yang makin ngaco.
"Kita berdua juga cerai udah takdir t@lol nih duda!" Al jika terlalu chill suka ga kontrol ucapannya.
Bara memberi kode dengan jari telunjuknya menyiratkan penyangkalan.
"Kita jadi duda karena perempuan l@kn#t!" jawab Bara selalu menggebu emosinya manakala bersinggungan dengan kata cerai.
"Udah lah! Life is must go on. Let bygones be bygones." Al menepuk bahu Bara.
"Exactly!" Bara menunjuk pada Al tanda setuju.
"Chill lagi Bro!" ajak Al pada Bara sambil bercheers ria.
"Ok!" jawab Bara kembali membiarkan tubuhnya mengikuti irama hentakan musik yang semakin membuat mereka lupa pulang.
Semakin malam semakin semarak. Seakan keduanya tak lelah, mengalihkan rasa sakit dan kecewa dalam hentakan musik yang membawa menuju nirwana.
Kita tak boleh menghakimi, meski tak membenarkan, biarkan mereka memilih sesuai apa yang mereka inginkan saat ini, bila saatnya nanti tak ada yang bisa menolak saat cahaya datang, karena ujung sebuah cerita tidak akan ada yang tahu tak terkecuali mereka yang menjalani karena hidup bagai tabir yang tak terungkap hanya sang waktu yang bisa menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sandisalbiah
bab awal.. biografi MC cowoknya bikin sesak nafas... sayang gak sekalian visualnya yg memanjakan mata.. 😅😅😅 semangat thor.. isi absen dulu..
2023-08-12
1
Kokoro No Tomo✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻
😊
2023-01-16
2
Assalamualaikum kk Tiara 😻😻 ternyata author 🥰🥰 semakin semangat up nya ya aku mampir nihh mo baca novel 💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
2023-01-12
2