Semuanya tertulis didalam file yang dikirimkan Tante Lisa. Susan mencoba membacanya dengan seksama. Termasuk semua hal tentang agung.
Agung adalah putra tunggal keluarganya. Ada mama dan papanya. Mamanya sangat suka wanita yang lemah lembut dan sopan.
"Tidak boleh bicara kasar, mengumpat. Tidak boleh merokok, harus selalu menggunakan dress dan heels."
"Buset banyak banget. Aku saja kadang atasan suka aku umpat diam-diam di belakang. Ini mulut harus diajak kerja sama. Pliss."
Hari masih malam di tempat kostan Susan. Dia sedang ada di kamar dan mencoba membaca semua filenya. Sepuluh halaman Sendiri untuk aturan dia. Dua puluh halaman, untuk silsilah keluarga agung, lalu kebiasaan agung, dia suka makan apa, apa yang tak dia suka dan semua keluarganya ada di sana. Untung Susan biasa revisi banyak.
Susan jalan-jalan antara kamar sampai ke dapur. Sambil makan kopi, makan cemilan.
"Ooh, keluarga besarnya adalah salah satu orang terkaya. Buset. Ini apa gak apa-apa ya aku bohong."
"Nanti kalau bohong, ketahuan. Bisa dilaporkan dan dipenjarakan tidak ya aku?"
"Tunggu, tapi kan semuanya tuan agung itu yang minta. Dia pasti sudah mengatur semuanya."
Ahh, ada satu halaman lagi untuk skenario, bagaimana mereka jatuh cinta dan bertemu. Namanya tetap Susan, dengan pekerjaan yang sama.
Drettt...
Susan sedang membaca naskahnya dengan teliti. Sampai ponsel yang sejak tadi ditangannya berdering. Ada satu telepon masuk.
"Dari nomer tidak di kenal. Siapa ya?"
Susan itu parno kalau ada nomer telepon yang tak dikenal menelpon. Dia soalnya pernah kena tipu. Susan memilih untuk mendiamkannya. Sampai ada WhatsApp.
"Susan, kamu tidak angkat telepon tuan agung ya."
Itu dari Tante Lisa. Susan langsung membalas dan minta maaf. Dia menelpon balik nomer tadi.
"Kenapa tadi tidak diangkat?"
"Maaf tuan. Saya takut kalau ada nomer baru, ada apa tuan?"
"Sudah baca semuanya?"
"Iya."
"Saya hanya mau memastikan. Besok kita bertemu, sekalian rubah penampilan kamu, nanti besok juga kita akan bertemu dengan orang tua paslu kamu. Nama kamu saya ganti ya. Susan tidak bagus."
Hih. Susan sedikit mengumpat didalam hatinya. Padahal kan itu nama pemberian dari orang tuanya.
"Iya tuan."
"Saya kirim file baru lewat WhatsApp. Ini nomer saya di simpan. Ahh, besok ganti ponsel."
"Tapi-"
Belum selesai bicara, agung sudah mematikan teleponnya dari sebrang sana. Susan langsung menyimpan nomer agung.
"Tuan agung."
Baru disimpan, ada file masuk. Susan tak suka membaca di telepon. Dia memilih keluar Untuk mengeprint filenya. Sekalian beli bakso atau mie ayam di dekat kostan.
"Ini mbak."
"Iya mas. Makasih ya."
Filenya sudah selesai. Tinggal membeli mie ayam dan kembali ke kostanya. Susan memakan mie ayamnya sambil membaca naskahnya.
"Namanya prisilia, namanya bagus. Cantik, lemah lembut. Penulis novel gagal. Aish."
Yang bagian satu ini Susan kesal sekali, tapi hampir sama dengan dirinya.
"Harus merubah penampilan, jangan cupu seperti sekarang. Walau pakai kaca mata harus tetap trendi dan cantik."
"Ih dasar, tuan agung ini suka menghina orang ya?"
Susan tak henti mengumpat setelah membaca beberapa kalimat yang ada di dalam dokumennya.
"Mama dan papa barunya. Bertemu di jalan, tak sengaja bertabrakan."
"Skenario yang klise sekali."
Susan tak henti tertawa membayangkan skenario ini. Sampai makanannya habis, dia tetap membaca di ruang tamu. Sampai Susan tertidur.
Susan dibangunkan oleh suara teleponnya. Agung yang meminta Susan untuk tidak mengsilend ponselnya. Dia rubah dering dan dia keraskan volumenya.
"Ahh."
Susan sampai kaget mendengar suara dering ponselnya.
"Saya di depan kostan kamu. Kenapa tidak angkat telepon saya? Cepat keluar?"
"HAH?"
Susan kaget. Dia langsung melihat keluar dan membuka pintunya. Benar saja, ada tuan agung yang tampan, dengan gagahnya, dengan menggunakan jas dan kemeja kerjanya yang formal itu, dia berdiri di depan pintu kostannya.
"Maaf tuan. Saya baru bangun, semalam saya mempelajari semuanya, jadi saya tidur terlambat."
"Bukan alasan. Cepat mandi, kita pergi ke salon dan butiknya. Rubah total penampilan kamu. Kita ketemu orang tua palsu kamu."
"Iya tuan. Tuan mau masuk dan duduk dulu?"
Susan mempersilakan agung masuk. Dia masuk tanpa berbicara apa pun. Dia duduk di ruang tamu sempitnya dan melihat isi dalam kostan Susan.
"Saya tinggal mandi dulu ya tuan."
"Cepat. Nanti mandi kedua dispa."
Terserah. Susan sudah terlalu banyak sekali terkejut karena aturan agung. Lagi pula dia bayar banyak. Susan sudah pasrah.
Agung melihat sampai ke kamar. Tepat ketika itu Susan baru selesai mandi. Dia melotot melihat agung yang masuk ke kamarnya. Dia hanya memakai handuk.
"Ahh, tuan. Kenapa ada disini? Kenapa masuk ke kamar saya?"
"Saya hanya melihat-lihat kamar kamu dan ini salah satu naskah kamu ya. Lumayan."
"Tapi bukannya ini milik, itulah perusahaan saya."
Awalnya agung tak terlalu memperhatikannya Susan yang hanya memakai handuk yang dia lilitkan untuk menutupi tubuhnya sampai ke paha.
"Ya tuan, jangan baca-baca naskah orang tanpa izin ya. Karyawan tuan itu yang mengambil karya saya. Ahh, dia menyebalkan sekali."
"Tapi Rosaline sudah terkenal penulis drama yang bagus kok."
"Mungkin juga membeli dari orang."
Susan mengambil paksa naskahnya. Dia menarik filenya yang ada di tangan agung. Agung tak sengaja melihat Susan lebih dekat. Badannya mulus dan bagus juga.
"Tuan sana keluar. Saya mau ganti baju. Nanti telat."
Susan mendorong agung untuk cepat keluar dari kamarnya. Agung terpesona dan tergoda dengan badan, bahu Susan yang indah. Dia baru mengerjapkan mata setelah didorong oleh Susan.
"Iya. Kamu yang cepat. Kamu yang membuat saya terlambat, saya paling tak suka itu."
"Iya cerewet."
Susan mengumpat lagi dengan lirih. Dia mengunci pintunya dengan cepat. Bahkan Susan menutup pintunya dengan keras tepat didepan muka agung. Agung masih syok. Tak ada yang berani seperti ini kepada dia.
Dia diam di depan pintu dan menunggu Susan sampai keluar.
"Ahh. Tuan, kenapa masih disini? Dari tadi berdiri di depan pintu kamar saya?"
"Iya. Saya dengar kamu mengumpat. Saya tidak mau itu, atau mau saya batalkan kontraknya, karena kamu yang melanggar, kamu yang harus bayar kembali uang saya."
"Tidak. Saya minta maaf ya tuan agung yang tampan. Saya tidak akan bicara dengan kasar dan mengumpat lagi. Saya janji."
Susan memohon dan menutup mulut bahaya agung itu. Agung kaget, bibirnya disentuh oleh wanita. Dia langsung kabur ke depan.
"CEPAT!"
Dia berteriak dari depan. Susan berlari keluar, dia mengambil ponsel dan juga tasnya.
"Masuk ke mobil."
Agung sudah ada di dalam mobil. Agung membuka pintu dari dalam. Meminta Susan masuk. Susan pun masuk ke mobil begitu saja. Duduk di samping agung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments